Dokter spesialis penyakit dalam menganjurkan penderita diabetes yang hendak berpuasa untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.
Menurut dr. Martha Rosana, SpPD dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Departemen Klinik Penyakit Ilmu Penyakit Dalam RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi bila asupan makanan dan cairannya berubah.
"Individu dengan diabetes memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dari perubahan asupan makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh," kata Martha dalam seminar daring yang diikuti dari Jakarta pada Sabtu.
Martha menjelaskan bahwa penderita diabetes bisa menghadapi risiko komplikasi berupa hipoglikemia (gula darah rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), dehidrasi, dan ketoasis diabetikum (komplikasi akut).
Ia mengatakan, konsultasi dengan dokter dibutuhkan agar penderita diabetes memperoleh informasi mengenai evaluasi penggunaan obat-obatan, pemantauan kondisi kesehatan, hingga penilaian risiko komplikasi.
Menurut dia, penderita diabetes dengan risiko komplikasi rendah diperbolehkan berpuasa, sedang orang berisiko menengah boleh berpuasa dengan sejumlah catatan.
Sedangkan penderita berisiko tinggi dan sangat tinggi dianjurkan untuk tidak berpuasa sama sekali.
"Biasanya kalau risikonya sangat tinggi tidak disarankan berpuasa atau intermittent fasting. Apalagi bagi yang kondisi diabetesnya belum terkontrol," kata Martha.
Dalam hal ini, dokter akan mengevaluasi penggunaan obat-obatan (perubahan jadwal dan dosis), memantau hasil pemeriksaan kadar gula darah, serta membantu perencanaan pola makan sesuai kebutuhan pasien.
Menurut Martha, penderita diabetes disarankan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, makanan kaya serat seperti buah dan sayuran, dan makanan yang tidak mengandung lemak jenuh tinggi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasien diabetes dianjurkan konsultasi ke dokter jika hendak berpuasa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Menurut dr. Martha Rosana, SpPD dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Departemen Klinik Penyakit Ilmu Penyakit Dalam RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi bila asupan makanan dan cairannya berubah.
"Individu dengan diabetes memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dari perubahan asupan makanan dan cairan yang masuk ke dalam tubuh," kata Martha dalam seminar daring yang diikuti dari Jakarta pada Sabtu.
Martha menjelaskan bahwa penderita diabetes bisa menghadapi risiko komplikasi berupa hipoglikemia (gula darah rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), dehidrasi, dan ketoasis diabetikum (komplikasi akut).
Ia mengatakan, konsultasi dengan dokter dibutuhkan agar penderita diabetes memperoleh informasi mengenai evaluasi penggunaan obat-obatan, pemantauan kondisi kesehatan, hingga penilaian risiko komplikasi.
Menurut dia, penderita diabetes dengan risiko komplikasi rendah diperbolehkan berpuasa, sedang orang berisiko menengah boleh berpuasa dengan sejumlah catatan.
Sedangkan penderita berisiko tinggi dan sangat tinggi dianjurkan untuk tidak berpuasa sama sekali.
"Biasanya kalau risikonya sangat tinggi tidak disarankan berpuasa atau intermittent fasting. Apalagi bagi yang kondisi diabetesnya belum terkontrol," kata Martha.
Dalam hal ini, dokter akan mengevaluasi penggunaan obat-obatan (perubahan jadwal dan dosis), memantau hasil pemeriksaan kadar gula darah, serta membantu perencanaan pola makan sesuai kebutuhan pasien.
Menurut Martha, penderita diabetes disarankan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, makanan kaya serat seperti buah dan sayuran, dan makanan yang tidak mengandung lemak jenuh tinggi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasien diabetes dianjurkan konsultasi ke dokter jika hendak berpuasa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024