Legenda sepak bola nasional Peri Sandria meminta PSSI sangat selektif menaturalisasi pemain agar meningkatkan kualitas tim nasional Indonesia.
"Jangan sembarangan pilih pemain untuk dinaturalisasi. Kalau tidak selektif, itu juga bisa menjadi masalah bagi pelatih," ujar Peri ketika dihubungi dari Medan, Minggu.
Menurut penyerang timnas Indonesia saat meraih medali emas SEA Games 1991 itu, pemain naturalisasi idealnya memiliki kemampuan di atas para pemain lokal.
Dengan begitu, Peri melanjutkan, timnas Indonesia dapat bersaing di level internasional.
Akan tetapi, saat ini, pria yang kini berusia 54 tahun itu menilai program naturalisasi belum berjalan maksimal.
Hal itu disebutnya dapat dilihat dari penampilan timnas Indonesia di Piala Asia 2023 Qatar, di mana skuad Garuda membawa delapan pemain naturalisasi.
Meski lolos ke babak 16 besar, Peri melihat Indonesia belum memperlihatkan penampilan meyakinkan.
"Saya kurang puas melihat performa pemain naturalisasinya," kata laki-laki yang pernah menjadi penyerang tersubur Liga Indonesia sepanjang masa dalam satu musim dengan 34 gol pada musim 1994-1995, sebelum dipecahkan oleh Sylvano Comvalius di Liga 1 2017 (37 gol).
Sejatinya, program naturalisasi PSSI dimulai sejak tahun 1950, ketika penjaga gawang asal Belanda bernama Arnold van der Vin menjadi WNI untuk membela timnas Indonesia.
Puluhan tahun kemudian, PSSI melanjutkan kebijakan tersebut. Nama-nama seperti Cristian Gonzales, Kim Jeffrey Kurniawan, Jhonny van Beukering, Stefano Lilipaly, Greg Nwokolo, Diego Michiels, Alberto Goncalves, Sergio van Dijk, Ilija Spasojevic dan Ezra Walian menjadi bagian dari program itu.
Kemudian, saat pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong menangani tim nasional mulai 2020, PSSI kembali mencari pemain asing keturunan Indonesia untuk dinaturalisasi.
Pada periode itu, giliran sosok-sosok yakni Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner dan Jay Idzes resmi berstatus sebagai WNI.
Pada tahun 2024, PSSI rencananya menaturalisasi beberapa pemain lagi misalnya Nathan Tjoe-A-On dan Ragnar Oratmangoen.
Dalam kesempatan itu, Legenda sepak bola nasional Peri Sandria yakin PSSI mengambil keputusan yang bijaksana soal nasib kontrak pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong.
"Apakah diperpanjang atau tidak, itu kembali ke PSSI," ujar Peri ketika dihubungi dari Medan, Minggu.
Pria berusia 54 tahun itu melanjutkan, sebagai sosok yang pernah berkecimpung selama bertahun-tahun di sepak bola nasional, dirinya bisa mengerti apa saja kebijakan yang diambil PSSI soal nasib Shin.
Jika kontraknya diperpanjang, Peri merasa itu wajar mengingat Shin sudah melakukan banyak hal baik untuk timnas Indonesia, salah satunya memperbaiki peringkat FIFA skuad "Garuda" dari 173 (tahun 2020) menjadi 146 (sampai 21 Desember 2023).
Kemudian, Shin juga membawa timnas senior dan U-20 Indonesia lolos ke Piala Asia U-20 serta Piala Asia edisi tahun 2023.
Baca juga: Perjalanan gemilang Indonesia di Piala Asia dihentikan Australia
Terkini, sang juru taktik berkewarganegaraan Korea Selatan bisa mengantarkan timnas Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia 2023, sebuah catatan sejarah karena itulah untuk pertama kalinya Indonesia lolos dari fase grup Piala Asia.
"Saya merasa performa itu sudah cukup bagus," kata Peri.
Namun, kalau pun PSSI tidak memperpanjang lagi kontrak Shin, penyerang timnas Indonesia saat meraih medali emas sepak bola putra SEA Games 1991 itu memaklumi pula lantaran dia percaya keputusan tersebut diambil melalui pertimbangan matang.
Sebab, menurut Peri, Shin sebagai pelatih juga memiliki beberapa kekurangan selama berkiprah di Indonesia.
"Mungkin terkait bagaimana metode Shin dimengerti oleh para pemain," kata laki-laki yang pernah menjadi penyerang tersubur Liga Indonesia sepanjang masa dalam satu musim dengan 34 gol pada musim 1994-1995, sebelum dipecahkan oleh Sylvano Comvalius di Liga 1 2017 (37 gol).
Perihal kontrak Shin, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan bahwa perpanjangan kontraknya akan ditentukan setelah Piala Asia U-23 2024 di Qatar yang digelar pada 15 April-3 Mei.
Shin Tae-yong dikontrak PSSI sejak 1 Januari 2020. Dalam prosesnya, kontrak tersebut beberapa kali diperpanjang dan, terbaru, sampai 30 Juni 2024.
Baca juga: Perpanjangan kontrak STY akan diputuskan setelah Piala Asia U-23 2024
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Legenda sepak bola nasional minta PSSI selektif naturalisasi pemain
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024