Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan penerapan IKN sebagai kota spons bertujuan untuk mengelola sumber daya air secara bijak.

"Sebagai kota spons maksudnya secara sederhana IKN mengelola air secara bijak," ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri, di Jakarta, Jumat.

Menurut Myrna, pengelolaan air melalui konsep kota spons adalah bagaimana ketersediaan air bisa ditahan dan dimanfaatkan lebih lama, serta kemudian bisa dijaga jangan sampai menimbulkan akibat yang tidak diinginkan misalnya genangan ataupun banjir.

Dengan demikian, desain kota IKN sedemikian rupa bisa menyediakan ruang untuk adanya tampungan air (reservoir), sudah dibangun embung-embung misalnya yang ada di dalam kota. Infrastruktur embung sendiri untuk penampungan air dan bisa untuk menjadi sarana rekreasi serta sebagainya.

Lalu diharapkan juga karena curah hujan di IKN cukup tinggi, sehingga warga kota tidak menyia-nyiakan air hujan dengan melakukan penampungan atau pemanenan air hujan.

"Dengan demikian, kita lebih bijak (memanfaatkan) air, di mana tidak harus menggunakan air baku untuk kepentingan-kepentingan seperti menyiram tanaman atau toilet, cukup dengan memanfaatkan air hujan," kata Myrna.

Dia mengatakan bahwa sumber daya air membentuk siklus-siklus, di mana air turun dari atas, kemudian dimanfaatkan, dan pada akhirnya kembali ke atas.

Kota spons mengacu pada kota yang berperan seperti spons mampu menahan air hujan agar tidak langsung melimpas ke saluran-saluran drainase dan yang mampu meningkatkan peresapan ke dalam tanah, sehingga bahaya banjir dapat berkurang serta kualitas dan kuantitas air dapat meningkat melalui penyaringan tanah dan penyimpanan dalam tanah (akuifer).




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: OIKN: Penerapan IKN sebagai kota spons untuk kelola air secara bijak

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024