Jumlah korban tewas akibat dua pengeboman teror pada Rabu di Kota Kerman, Iran bagian tenggara, direvisi menjadi 84 orang, dengan 284 orang lainnya mengalami luka-luka, kata pejabat pada Kamis pagi.

Saat berbicara kepada awak media selama kunjungannya ke Kerman, Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi mengatakan bahwa berdasarkan evaluasi forensik, hingga saat ini total 84 orang dinyatakan meninggal.

Banyak di antara korban cedera masih dalam kondisi kritis. Hal itu, kata dia menambahkan, mungkin akan menambah jumlah korban tewas.

Total 220 korban cedera telah dirawat di berbagai rumah sakit di provinsi pegunungan tersebut, kata menteri tersebut, seraya menambahkan bahwa situasinya telah kembali normal.

Ribuan orang berkumpul di Kota Kerman untuk memperingati empat tahun kematian Jenderal Qossem Soleimani, mantan kepala Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada Januari 2020.

Penyebab ledakan masih diselidiki oleh sejumlah badan keamanan. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah Iran pasca-1979.

Saat berbicara di sebuah acara di Teheran pada Rabu, Presiden Ebrahim Raisi mengatakan bahwa para pelaku "tindakan pengecut" tersebut akan "segera diidentifikasi dan dihukum" oleh lembaga keamanan dan penegak hukum negara tersebut.

Dia juga mengecam AS dan Israel atas "kejahatan" mereka dan mengatakan bahwa mereka akan "membayar akibatnya," tanpa secara langsung menuduh mereka.




Sumber: Anadolu




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban tewas insiden pengeboman di Iran direvisi dari 103 jadi 84

Pewarta: Katriana

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024