Mantan pelatih timnas Indonesia Jacksen F Tiago menyatakan banyak temannya, warga Brazil yang kagum dengan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 di Indonesia.
"Saya bisa menjadi saksi, akhirnya Indonesia mampu membawa Piala Dunia ke negara ini, meskipun U-17. Ini harus disyukuri. Kawan-kawan di Brazil hampir setiap hari kirim WA, kagum dengan stadion dan bangsa Indonesia bisa menggelar Piala Dunia dengan begitu luar biasa," ujarnya saat konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 di Surabaya, Sabtu.
Pelatih yang pernah menukangi sejumlah klub besar di Indonesia itu juga memberi pujian kepada seluruh pelaku sepak bola yang terlibat dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-17.
"Kita harus memberi pujian, mulai dari pemain, media, suporter, dan pemerintah Indonesia yang melakukan gerakan luar biasa. Dengan Piala Dunia ini, anak-anak usia 5, 6, dan 7 tahun, saya yakin akan punya cita-cita mewakili bangsa Indonesia lewat sepak bola," ujarnya.
Pria berusia 54 tahun tersebut juga menegaskan bahwa Piala Dunia U-17 menjadi momen penting bagi pemain untuk berbagi pengalaman berharga dan diharapkan bisa menjadi modal untuk bersaing di level internasional.
“Saya seorang pelaku sepak bola Indonesia mengamati semua penilaian dari wartawan, teman-teman pelatih, atau pemain. Saya meskipun lama di Indonesia, tetap mengamati dari sudut pandang orang asing, karena saya masih berpaspor Brazil,” ucapnya.
Selain itu, dirinya juga mengapresiasi timnas Indonesia U-17 yang telah berjuang di level tertinggi.
“Sebenarnya sungguh luar biasa, kita harus tahu ini bukan sepak bola Asia, ini level tertinggi di usia mereka. Timnas Indonesia U-17 menghadapi negara yang jelas lebih maju. Asa timnas Indonesia bermain di Piala Dunia akan memberikan dampak kepada generasi berikutnya. Kemajuan yang terjadi di Indonesia sungguh luar biasa,” tutur mantan pemain dan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.
Karena itu, Jacksen menyebut tak seharusnya orang Indonesia sibuk melakukan kritik, entah terkait shuttle bus ataupun warna rumput di Jakarta International Stadium (JIS).
"Indonesia ini baru pertama kali jadi tuan rumah Piala Dunia. Seharusnya orang Indonesia berpikir positif, jangan sibuk mengkritik. Ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi Indonesia," kata Jacksen.
PSSI Surakarta Petik Pelajaran Piala Dunia U-17
Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Surakarta Arya Surendra mengatakan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 di Indonesia merupakan momentum yang sangat berharga untuk memetik pelajaran dan menimba ilmu guna perkembangan sepak bola di kota tersebut.
"Para pelaku sepak bola di Solo sangat antusias dengan penampilan para bintang muda dari berbagai negara peserta yang bertanding di Stadion Manahan, Solo," kata Arya Surendra yang juga akrab dipanggil Rio saat konferensi pers di Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna Kampung Batik, Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Rio mengatakan selain para pesepak bola muda dan pelatih sekolah sepak bola (SSB), euforia Piala Dunia U-17 2023 juga dapat dirasakan oleh pemangku kepentingan lain untuk melihat level penyelenggaraan kompetisi sesuai standar FIFA karena selama penyelenggaraan juga mengundang perangkat pertandingan seperti wasit, "match commissioner", hingga pengawas pertandingan.
Menurut Rio, dampak dari Piala Dunia U-17 tersebut seharusnya membuat semua orang belajar sesuatu, yaitu harus bisa menangkap penyelenggaraan pertandingan sepak bola dengan standar dunia yang nantinya bisa diaplikasikan di level mereka masing-masing.
Rio menambahkan Piala Dunia U-17 2023 yang bakal terpusat di Kota Solo merupakan kesempatan yang langka. Rio pun berharap seluruh pihak bisa memanfaatkan ajang ini untuk menambah pengetahuan masing-masing dalam hal sepak bola.
Bagi Askot PSSI Surakarta, lanjut dia, ajang tersebut mampu memberikan pengetahuan untuk mengelola kompetisi pemain usia muda, baik itu untuk kelompok U-9, U-10, dan U-11, hingga kejuaraan Piala Soeratin yang mempertandingkan kelompok U-13, U-15, dan U-17 di Indonesia.
"Piala Dunia U-17 2023 ini menjadi contoh yang baik untuk kami serap sebagai ilmu dan pengetahuan bagaimana bisa membuat kompetisi tahun depan dapat lebih meningkat lagi, baik itu secara kuantitas dan kualitas," katanya.
Selain itu, pihaknya memastikan bahwa wasit-wasit yang berada di bawah naungan Askot PSSI Surakarta bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari wasit berlisensi FIFA yang bertugas memimpin Piala Dunia U-17 2023 di Solo.
"Wasit-wasit juga sangat antusias untuk melihat bagaimana para wasit menangani kejadian di lapangan hingga belajar bagaimana menangani sebuah pelanggaran. Namun, memang yang belum bisa diaplikasikan ialah Video Assistant Referee (VAR)," katanya.
Karena, kata dia, memang secara perangkat di Indonesia belum ada. "Ini menjadi catatan tersendiri bagi wasit dan 'match commissioner' di Indonesia. Harapannya membawa dampak positif bagi para perangkat pertandingan di Indonesia," katanya.
Sedangkan dari segi infrastruktur, pembinaan pemain usia dini di Kota Solo juga bakal mendapatkan berkah dari hadirnya lapangan-lapangan latihan yang telah direnovasi sesuai standar FIFA untuk mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 di Solo.
"Hadirnya lapangan-lapangan berstandar FIFA ini menjadi berkah bagi kami pelaku sepak bola di Kota Solo. Kami sudah tidak perlu pusing-pusing lagi mengajari cara memberikan umpan bola yang baik. Kalau lapangan kurang baik, umpan bola hasilnya tidak baik," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jacksen F Tiago: Orang Brazil kagum penyelenggaraan Piala Dunia U-17
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Saya bisa menjadi saksi, akhirnya Indonesia mampu membawa Piala Dunia ke negara ini, meskipun U-17. Ini harus disyukuri. Kawan-kawan di Brazil hampir setiap hari kirim WA, kagum dengan stadion dan bangsa Indonesia bisa menggelar Piala Dunia dengan begitu luar biasa," ujarnya saat konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 di Surabaya, Sabtu.
Pelatih yang pernah menukangi sejumlah klub besar di Indonesia itu juga memberi pujian kepada seluruh pelaku sepak bola yang terlibat dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-17.
"Kita harus memberi pujian, mulai dari pemain, media, suporter, dan pemerintah Indonesia yang melakukan gerakan luar biasa. Dengan Piala Dunia ini, anak-anak usia 5, 6, dan 7 tahun, saya yakin akan punya cita-cita mewakili bangsa Indonesia lewat sepak bola," ujarnya.
Pria berusia 54 tahun tersebut juga menegaskan bahwa Piala Dunia U-17 menjadi momen penting bagi pemain untuk berbagi pengalaman berharga dan diharapkan bisa menjadi modal untuk bersaing di level internasional.
“Saya seorang pelaku sepak bola Indonesia mengamati semua penilaian dari wartawan, teman-teman pelatih, atau pemain. Saya meskipun lama di Indonesia, tetap mengamati dari sudut pandang orang asing, karena saya masih berpaspor Brazil,” ucapnya.
Selain itu, dirinya juga mengapresiasi timnas Indonesia U-17 yang telah berjuang di level tertinggi.
“Sebenarnya sungguh luar biasa, kita harus tahu ini bukan sepak bola Asia, ini level tertinggi di usia mereka. Timnas Indonesia U-17 menghadapi negara yang jelas lebih maju. Asa timnas Indonesia bermain di Piala Dunia akan memberikan dampak kepada generasi berikutnya. Kemajuan yang terjadi di Indonesia sungguh luar biasa,” tutur mantan pemain dan pelatih Persebaya Surabaya tersebut.
Karena itu, Jacksen menyebut tak seharusnya orang Indonesia sibuk melakukan kritik, entah terkait shuttle bus ataupun warna rumput di Jakarta International Stadium (JIS).
"Indonesia ini baru pertama kali jadi tuan rumah Piala Dunia. Seharusnya orang Indonesia berpikir positif, jangan sibuk mengkritik. Ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi Indonesia," kata Jacksen.
PSSI Surakarta Petik Pelajaran Piala Dunia U-17
Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Surakarta Arya Surendra mengatakan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 di Indonesia merupakan momentum yang sangat berharga untuk memetik pelajaran dan menimba ilmu guna perkembangan sepak bola di kota tersebut.
"Para pelaku sepak bola di Solo sangat antusias dengan penampilan para bintang muda dari berbagai negara peserta yang bertanding di Stadion Manahan, Solo," kata Arya Surendra yang juga akrab dipanggil Rio saat konferensi pers di Pusat Informasi Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna Kampung Batik, Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Rio mengatakan selain para pesepak bola muda dan pelatih sekolah sepak bola (SSB), euforia Piala Dunia U-17 2023 juga dapat dirasakan oleh pemangku kepentingan lain untuk melihat level penyelenggaraan kompetisi sesuai standar FIFA karena selama penyelenggaraan juga mengundang perangkat pertandingan seperti wasit, "match commissioner", hingga pengawas pertandingan.
Menurut Rio, dampak dari Piala Dunia U-17 tersebut seharusnya membuat semua orang belajar sesuatu, yaitu harus bisa menangkap penyelenggaraan pertandingan sepak bola dengan standar dunia yang nantinya bisa diaplikasikan di level mereka masing-masing.
Rio menambahkan Piala Dunia U-17 2023 yang bakal terpusat di Kota Solo merupakan kesempatan yang langka. Rio pun berharap seluruh pihak bisa memanfaatkan ajang ini untuk menambah pengetahuan masing-masing dalam hal sepak bola.
Bagi Askot PSSI Surakarta, lanjut dia, ajang tersebut mampu memberikan pengetahuan untuk mengelola kompetisi pemain usia muda, baik itu untuk kelompok U-9, U-10, dan U-11, hingga kejuaraan Piala Soeratin yang mempertandingkan kelompok U-13, U-15, dan U-17 di Indonesia.
"Piala Dunia U-17 2023 ini menjadi contoh yang baik untuk kami serap sebagai ilmu dan pengetahuan bagaimana bisa membuat kompetisi tahun depan dapat lebih meningkat lagi, baik itu secara kuantitas dan kualitas," katanya.
Selain itu, pihaknya memastikan bahwa wasit-wasit yang berada di bawah naungan Askot PSSI Surakarta bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari wasit berlisensi FIFA yang bertugas memimpin Piala Dunia U-17 2023 di Solo.
"Wasit-wasit juga sangat antusias untuk melihat bagaimana para wasit menangani kejadian di lapangan hingga belajar bagaimana menangani sebuah pelanggaran. Namun, memang yang belum bisa diaplikasikan ialah Video Assistant Referee (VAR)," katanya.
Karena, kata dia, memang secara perangkat di Indonesia belum ada. "Ini menjadi catatan tersendiri bagi wasit dan 'match commissioner' di Indonesia. Harapannya membawa dampak positif bagi para perangkat pertandingan di Indonesia," katanya.
Sedangkan dari segi infrastruktur, pembinaan pemain usia dini di Kota Solo juga bakal mendapatkan berkah dari hadirnya lapangan-lapangan latihan yang telah direnovasi sesuai standar FIFA untuk mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 di Solo.
"Hadirnya lapangan-lapangan berstandar FIFA ini menjadi berkah bagi kami pelaku sepak bola di Kota Solo. Kami sudah tidak perlu pusing-pusing lagi mengajari cara memberikan umpan bola yang baik. Kalau lapangan kurang baik, umpan bola hasilnya tidak baik," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jacksen F Tiago: Orang Brazil kagum penyelenggaraan Piala Dunia U-17
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023