Afrika Selatan pada Senin (6/11) menarik seluruh diplomatnya dari Tel Aviv terkait perang Israel di Jalur Gaza.
"Genosida yang diawasi komunitas internasional tidak dapat ditoleransi. Bencana besar lainnya dalam sejarah umat manusia tidak dapat diterima," kata Khumbudzo Ntshavheni, seorang menteri di kantor kepresidenan kepada awak media.
Ntshavheni mengatakan kabinet pemerintah telah menginstruksikan Kementerian Luar Negeri untuk mengambil langkah penting melalui diplomasi guna menangani aksi duta besar Israel untuk Afrika Selatan Eliav Belotserkovsky, yang perilakunya dinilai Ntshavheni semakin tidak dapat dimaafkan.
Belotserkovsky dituding melontarkan komentar yang meremehkan pihak-pihak yang bersuara menentang agresi terhadap warga Palestina.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor saat konferensi pers Senin malam mengatakan bahwa Afrika Selatan sangat prihatin atas pembunuhan anak-anak dan warga sipil yang tak berdosa di wilayah Palestina, yang hingga kini masih berlangsung.
Pandor mengatakan kementeriannya akan memperoleh arahan lengkap dari para diplomat yang dipanggil kembali dari Tel Aviv, sehingga pihaknya dapat memutuskan nasib hubungan Afrika Selatan dan Israel.
Pretoria sangat vokal menentang agresi Israel di Jalur Gaza dan pendudukan Tel Aviv atas wilayah Palestina. Pekan lalu, pihaknya telah meminta PBB untuk mengerahkan pasukan perlindungan cepat guna melindungi penduduk sipil di Gaza dari pemboman Israel.
Pretoria juga meminta komunitas global untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas pelanggaran hukum internasional sekaligus mengecam jumlah anak-anak yang tewas dalam konflik tersebut.
Warga Afrika Selatan telah menggelar puluhan aksi protes sejak konflik Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober. Para pegiat menyerukan pengusiran duta besar Israel dari Pretoria dan penarikan kembali diplomat Afrika Selatan dari Tel Aviv.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Afrika Selatan tarik semua diplomatnya dari Israel
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Genosida yang diawasi komunitas internasional tidak dapat ditoleransi. Bencana besar lainnya dalam sejarah umat manusia tidak dapat diterima," kata Khumbudzo Ntshavheni, seorang menteri di kantor kepresidenan kepada awak media.
Ntshavheni mengatakan kabinet pemerintah telah menginstruksikan Kementerian Luar Negeri untuk mengambil langkah penting melalui diplomasi guna menangani aksi duta besar Israel untuk Afrika Selatan Eliav Belotserkovsky, yang perilakunya dinilai Ntshavheni semakin tidak dapat dimaafkan.
Belotserkovsky dituding melontarkan komentar yang meremehkan pihak-pihak yang bersuara menentang agresi terhadap warga Palestina.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor saat konferensi pers Senin malam mengatakan bahwa Afrika Selatan sangat prihatin atas pembunuhan anak-anak dan warga sipil yang tak berdosa di wilayah Palestina, yang hingga kini masih berlangsung.
Pandor mengatakan kementeriannya akan memperoleh arahan lengkap dari para diplomat yang dipanggil kembali dari Tel Aviv, sehingga pihaknya dapat memutuskan nasib hubungan Afrika Selatan dan Israel.
Pretoria sangat vokal menentang agresi Israel di Jalur Gaza dan pendudukan Tel Aviv atas wilayah Palestina. Pekan lalu, pihaknya telah meminta PBB untuk mengerahkan pasukan perlindungan cepat guna melindungi penduduk sipil di Gaza dari pemboman Israel.
Pretoria juga meminta komunitas global untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas pelanggaran hukum internasional sekaligus mengecam jumlah anak-anak yang tewas dalam konflik tersebut.
Warga Afrika Selatan telah menggelar puluhan aksi protes sejak konflik Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober. Para pegiat menyerukan pengusiran duta besar Israel dari Pretoria dan penarikan kembali diplomat Afrika Selatan dari Tel Aviv.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Afrika Selatan tarik semua diplomatnya dari Israel
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023