Indonesia menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan kembali mendesak Israel untuk mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina.

Seruan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan pernyataannya melalui tayangan video pada Peringatan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-78 di Jakarta, Selasa.

"Hentikan kekerasan, ciptakan gencatan senjata, buka akses kemanusiaan, dan jangan lupa selesaikan akar permasalahan, yaitu akhiri pendudukan Israel atas Palestina," kata Retno.

Retno saat ini sedang berada di New York, Amerika Serikat untuk berbicara dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk Palestina, dan sidang darurat Majelis Umum PBB tentang tindakan ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina.

Retno juga menyinggung peran PBB yang menurut dia lambat dalam menangani krisis di Gaza.

Oleh karena itu, Menlu RI itu menyatakan pentingnya reformasi PBB secara menyeluruh sehingga badan dunia tersebut tetap relevan dan memberikan manfaat nyata bagi permasalahan di dunia.

Seruan gencatan senjata juga telah disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Ia menyatakan bahwa gencatan senjata kemanusiaan segera harus dilakukan untuk memungkinkan pembebasan sandera dan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dewan Keamanan PBB juga telah mengadakan sidang darurat pada pekan lalu untuk membahas serangan Israel di Gaza sekaligus melakukan pemungutan suara atas rancangan resolusi tentang konflik Israel-Palestina.

Namun, rancangan resolusi yang menyerukan jeda kemanusiaan di Gaza gagal disahkan oleh Dewan Keamanan karena veto dari Amerika Serikat (AS).

AS menjadi satu-satunya yang menentang rancangan resolusi yang diusulkan oleh Brazil itu. Sebanyak 12 dari 15 negara anggota lainnya mendukung, sementara Rusia dan Inggris abstain.
Meski mendapat mayoritas suara, resolusi tetap tidak dapat diadopsi karena AS merupakan salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang mempunyai hak veto. Hak veto adalah hak istimewa untuk menolak atau membatalkan suatu resolusi yang diajukan di DK PBB.

Departemen Luar Negeri AS sebelumnya sempat menegaskan penolakan terhadap gencatan senjata di Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang parah menyusul keputusan Israel untuk memblokade dan memutus listrik, air, makanan, dan pasokan lainnya ke wilayah kantong tersebut.



Ribuan warga tewas

Sementara itu, sebanyak 5.182 warga Palestina baik di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat tewas dalam agresi pendudukan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, demikian menurut sejumlah sumber medis.

Pihak medis melaporkan 5.087 korban tewas di Jalur Gaza itu termasuk 2.055 anak, 1.119 perempuan dan 217 lansia tewas akibat gempuran Israel.
Baca juga: Dokter Gaza: Bayi-bayi di inkubator bisa meninggal jika listrik padam

Sementara itu, dilaporkan pula sebanyak 15.273 orang lainnya terluka.

Sumber itu menyebutkan pula bahwa pasukan Israel juga melakukan 23 pembantaian dalam sehari yang menelan 436 korban jiwa, termasuk 182 anak. Kebanyakan dari mereka berasal dari selatan Jalur Gaza.

Sementara itu, di wilayah pendudukan Tepi Barat korban tewas bertambah menjadi 95 orang setelah dua warga yakni Mahmoud Saif Nakhleh dan Muhammad Illyan ditembak mati pasukan Israel di kamp pengungsi Jalazone, Ramallah, pada Senin pagi.

Baca juga: Kemenkes Gaza sebut Israel gunakan senjata sebabkan luka bakar parah
Baca juga: Mengungsi ke tempat aman, remaja Gaza malah kehilangan keluarganya
Baca juga: Perang Jalur Gaza, pasukan Israel akui lakukan serangan darat terbatas
Baca juga: Hamas: Konflik Gaza bagian dari perang global yang dipimpin oleh AS

Sumber: WAFA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI serukan gencatan senjata di Gaza, desak Israel akhiri pendudukan

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023