Sehari setelah pembukaan Asian Games 2022 di Hangzhou, kontingen Indonesia memulai perjuangan mereka dengan meraih satu medali perak dan tiga perunggu, saat kontingen tuan rumah China langsung menunjukkan dominasinya dengan meraup 20 medali emas.

Dalam klasemen perolehan medali yang disiarkan laman resmi Asian Games Hangzhou pada Minggu hingga pukul 23.00 WIB, kontingen Indonesia yang memasang target meraih 12 medali emas dan peringkat 12 besar tersebut, untuk sementara berada di peringkat kedelapan dengan perolehan 1 perak dan 3 perunggu. Indonesia tepat berada di bawah India yang meraih 3 perak dan 2 perunggu dan berada di atas Mongolia yang meraih 1 perak dan 2 perunggu.

Kontingen tuan rumah China sudah memperlihatkan dominasi mereka dengan meraih 20 emas, 7 perak, dan 3 perunggu yang menempatkan mereka di posisi teratas. Perolehan medali China terpaut sangat jauh dari peringkat di bawah mereka yang ditempati Korea Selatan di posisi kedua dengan 5 emas, 4 perak, dan 5 perunggu. Peringkat ketiga ditempati Jepang dengan 2 emas, 7 perak, dan 5 perunggu. Peringkat selanjutnya ditempati Hong Kong, Uzbekistan, dan China Taipei.

Medali pertama bagi kontingen Merah Putih pada pesta olahraga terbesar Asia yang tertunda setahun karena pandemi COVID-19 itu disumbangkan dari cabang olahraga dayung melalui Chelsea Corputty dan Mutiara Rahma Putri yang meraih perunggu pada nomor lightweight women's double sculls di Fuyang Waters Sports Centre.

Chelsea dan Mutiara sempat tertinggal di peringkat empat sebelum menyalip pedayung Iran Kimia Zarei/Nazanin Malaei pada menit-menit terakhir untuk menempati podium bersama pemenang nomor tersebut yaitu pasangan pedayung China Jiaqi Zhou/Xiuping Qiu. Uzbekistan finis peringkat dua untuk medali perak.

"Hari ini kami sangat fit untuk pertandingan, sangat sehat sehingga kami bisa bertarung di menit-menit terakhir melawan negara lain," kata Mutiara kepada ANTARA di Fuyang Water Sports Centre.

"Hasil ini di luar ekspektasi kami... Kami sudah latihan sangat keras, dan itu tidak sia-sia. Kami harus percaya diri dengan semua latihan yang kami jalani," kata peraih medali perunggu kelas ringan tunggal SEA Games 2019 di Filipina itu.

Keberhasilan Chelsea dan Mutiara meraih medali pertama menginspirasi pedayung Indonesia lainnya dan terbukti dua medali perunggu lagi disumbangkan dari cabang andalan Indonesia itu, yaitu dari nomor men’s double sculls dan nomor men’s eight.
Pasangan pedayung Ihram dan Memo yang berlomba pada nomor men’s double sculls sebenarnya berpeluang meraih hasil lebih baik setelah perlahan tapi pasti menyodok ke posisi kedua setelah titik 1500m.

Tetapi mereka mendapatkan kejutan dari pasangan pedayung Uzbekistan Shakhboz Kholmurzaev/Mekhrojbek Mamatkulov yang seakan menyimpan tenaga untuk menyerang di pengujung lomba. Pedayung China memenangi nomor tersebut.

Delapan pedayung Indonesia pada nomor men's eight juga sempat menempel ketat China selepas start. Namun, Rifqi Harits Taufiqurahman dan kawan-kawan tak mampu mempertahankan posisi mereka setelah disalip tim India dan nyaris kehilangan podium jika saja mereka tak membalas serangan dari Uzbekistan jelang finis demi membawa pulang perunggu ketiga bagi Indonesia.


Medali perak wushu

Dari cabang wushu, Edgar Xavier Marvelo mengulangi pencapaian prestasinya di Asian Games 2018 dengan meraih medali perak bagi Indonesia.

Pewushu andalan Indonesia berusia 24 tahun itu mencatatkan skor total 9.786, dalam pertandingan yang berlangsung di Xiaoshan Guali Sports Centre Taolu, Hangzhou.

Pemenang medali emas adalah atlet China Sun Peiyuan dengan catatan 9.840 poin, sedangkan medali perunggu jatuh kepada atlet Makao Song Chi Kuan dengan 9.760 poin.

Edgar yang tampil sebagai peserta terakhir mampu memukau para juri dengan berbagai jurus dan aksi akrobatiknya selama satu setengah menit, untuk membuat ia mengumpulkan poin melebihi mayoritas pesaingnya.

"Jadi di saat bertanding tadi berusaha fokus ke diri sendiri, tidak mau melihat lawan, tidak mau mendengar nilai dari lawan, jadi benar-benar fokus saya sampai ke waktu-waktu terakhir di saat harus masuk, nah itu baru lihat suasana, dan mendengarkan suasana," tutur peraih medali emas SEA Games 2019 dan 2023 itu.
Dengan keberhasiilannya kembali mengukir prestasi di ajang Asian Games, Edgar berharap agar pencapaiannya dapat membakar semangat para atlet Indonesia lain untuk memberikan kemampuan terbaik selama bertanding di Hangzhou.

"Karena saya sudah selesai bertanding, saya berharap seluruh tim Indonesia, mau cabang olahraga wushu atau cabang olahraga yang lain,

untuk memberikan prestasi yang terbaik juga. Untuk memberikan yang terbaik, tidak ada yang tidak mungkin, percayalah kepada diri sendiri. Terus berdoa dan jangan lupa keluarga," ucapnya.

Dari cabang judo, peluang Indonesia untuk meraih medali perunggu lepas dari tangan Maryam March Maharani yang harus mengakui ketangguhan judoka putri Mongolia Sosorbaram Lkhagvasuren dalam laga perebutan medali perunggu B judo putri kelas 52kg.

Pada pertandingan perebutan perunggu, Maryam tak mampu mengeksekusi satu pun bantingan ke atlet Mongolia yang pada akhirnya berhasil melakukan bantingan telak untuk menang ippon atas pejudo Indonesia tersebut.

Wakil lainnya dari Indonesia yang bertanding hari ini, Dewa Kadek Rama Warma Putra di nomor 66kg putra harus tereliminasi pada babak 32 besar. Judoka tumpuan Indonesia yang juga juara SEA Games Kamboja itu harus mengakui keunggulan wakil Taiwan Yen Ming Chen yang merebut kemenangan lewat satu poin Waza-Ari.

Kontingen Indonesia berkekuatan 413 atlet yang mengikuti 30 cabang olahraga dengan memasang target 12 medali emas dan menempati peringkat 12 besar, namun Presiden Joko Widodo saat acara pelepasan kontingen mengharapkan Indonesia bisa masuk peringkat 10 besar.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Round-up: Dayung dan wushu buka keran medali Indonesia di Hangzhou

Pewarta: Irwan Suhirwandi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023