Bank Indonesia (BI) mengatakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada 2023 tetap terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Neraca transaksi modal dan finansial juga diprakirakan tetap terjaga didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2023 di Jakarta, Kamis.

Perry menuturkan neraca perdagangan sampai dengan Agustus 2023 mencatat surplus sebesar 4,4 miliar dolar AS sehingga mendukung transaksi berjalan triwulan III/2023 tetap terjaga.

Sementara itu, aliran modal asing ke pasar keuangan domestik dalam bentuk investasi portofolio pada triwulan III/2023 hingga 19 September 2023 mencatat net outflow sebesar 1,7 miliar dolar AS dipengaruhi oleh ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.



Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2023 tercatat tinggi sebesar 137,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

BI mencermati ketidakpastian ekonomi global tetap tinggi. Pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan tetap sebesar 2,7 persen dengan kecenderungan ekonomi China yang melambat dan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI perkirakan neraca pembayaran Indonesia pada 2023 tetap terjaga

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023