Roma, Italia, 7 Desember 2013 (ANTARA) -- Konsep Blue Economy yang diterapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendapat dukungan positif. Di antaranya, dalam side event sidang anggota Dewan FAO ke 148 di kantor pusat FAO Roma, konsep blue economy dibahas secara khusus para delegasi negara anggota. Side Event mengambil tema The FAO Global Initiative in Support of Food Security, Poverty Alleviation and Sustainable Management of Aquatic Resources, menyepakati inisiatif Blue Growth/Global Blue Economy menjadi kunci strategi pengembangan kelautan dan perikanan dunia. Demikian disampaikan

Sekjen KKP, Sjarief Widjaja seusai sidang anggota Dewan FAO ke 148 di kantor pusat FAO Roma. Terkait konsep Blue Economy/Blue Growth ke depan, kata Sjarief, Indonesia telah mempersiapkan beberapa program implementasi konsep Blue Economy. Di antaranya, kerja sama dengan FAO-Millennium Challenge Corporation (MCC) USA di wilayah Lombok Tengah-Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Indonesia telah menginisiasi konsep Blue Economy sebagaimana yang telah disampaikan Presiden RI-Susilo Bambang Yudhoyono pada Sidang UNCSD/Rio+20 Bulan Juni 2012 di Rio Janeiro, Brasil. Konsep Blue Economy sebagai salah satu strategi dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. “Konsep Blue Economy juga telah menjadi isu pembahasan di berbagai forum internasional. Konsep ini juga terus dikembangkan dalam rangka menyepakati cara terbaik dalam menyusun rencana aksi bersama di lingkup regional,” katanya.

Sjarief mengatakan, dalam side event juga dilakukan pertemuan Trilateral KKP-FAO-ZMT Bremen Jerman. Pertemuan membahas keberlanjutan program Science for the Protection of Indonesian Coastal Marine Ecosystems (SPICE) III dengan topik “role of Indonesian ecosystems in the global carbon cycle”. Pertemuan ini menunjukkan pentingnya hasil riset dan data penelitian yang ada untuk dapat diimplementasikan secara nyata sebagai kontribusi terhadap pembangunan sektor kelautan dan perikanan. “Untuk itu diperlukan inisiatif lintas sektoral agar implementasinya dapat memberikan dampak global guna meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan gizi, mengurangi kemiskinan masyarakat pesisir dan perairan umum, serta mendukung pengelolaan sumber daya perairan,” ujarnya.

Pertemuan Side Event penting lainnya, tambah Sjarief, yakni Bilateral Meeting KKP-FAO yang diselenggarakan tanggal 04 Desember 2013. Pertemuan membahas mengenai reviu implementasi MoU KKP-FAO yang telah ditandatangani pada 27 Mei 2013 di Jakarta, di mana sampai Desember 2013 telah dilaksanakannya 11 program kerja sama. Secara keseluruhan, program kerja sama Indonesia-FAO telah dilaksanakan sebanyak 16 program, dengan 28 negara anggota FAO yang menerima manfaat 14% dari negara anggota FAO. “Adapun rencana prioritas program implementasi kerja sama KKP-FAO untuk tahun 2014, disepakati 9 program,” tambahnya. Sjarief menjelaskan, ada 9 implementasi Konsep Blue Economy di Indonesia. Diantaranya, Rural Development Program in Nusa Tenggara Timur Province with Three Commodities: maize, livestock and seaweed, SEAFDEC Inland Fishery Resources Development and Management Department (IFRDMD) di Palembang, Kerja Sama Coral Triangle Initiative (CTI), Program Lahan Gambut di Kalimantan bekerja sama dengan Norwegian Redd+ di mana Pogram Pengembangan Budidaya Perikanan masuk di dalamnya, FAO Regional Rice Fish Initiative Project Fase II, Mangrove Project, INDESO (Infrastructure Development for Space Oceanography) Project, dan Program Peningkatan Kapasitas SDM melalui South-South Cooperation dan Triangular Cooperation. “Dalam rangka sosialisasi pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia, pada kesempatan ini KKP telah menyumbangkan buku Blue Economy dan Buku Mutiara untuk perpustakaan FAO, ZMT Jerman dan KBRI di Roma,” ujarnya.

Pada side event FAO Council ke-148, sebagai pembicara kunci pada pertemuan ini adalah Assistant Director General of FAO Fisheries and Aquaculture Department, Arni M. Mathiesen. Dalam presentasinya, Arni M. Mathiesen menyampaikan bahwa sektor perikanan telah menyumbang 15% asupan protein hewani bagi 4,3 miliar penduduk dunia di tahun 2012, dengan total produksi 154,9 juta ton ikan dan rata-rata konsumsi 17,8 kg/orang/tahun. Sektor ini juga memberikan sumber pendapatan bagi 55 juta orang penduduk dunia. Presentasi lainnya terkait konsep Blue Economy/Blue Growth secara singkat disampaikan Duta Besar Algeria untuk FAO, dimana disampaikan rencana beberapa wilayah Algeria yang akan dikembangkan dalam kerangka konsep Blue Economy/Blue Growth. Pada kesempatan pertemuan Side Event ini, Gubernur Sulawesi Utara menyampaikan rencana penyelenggaraan World Coral Reef Conference (WCRC) bulan April 2014 di Manado, Sulawesi Utara serta mengundang para negara anggota FAO berpartisipasi aktif pada konferensi dimaksud.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Anang Noegroho, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan


COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013