Presiden RI Joko Widodo mengaku sedih karena kebebasan dan demokrasi yang menjadi hak warga negara justru dilampiaskan dengan kedengkian dan fitnah terhadap dirinya.

"Yang membuat saya sedih, budaya santun, budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah," kata Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Mengawali pidatonya itu, Jokowi menyinggung bahwa saat ini negara sedang memasuki tahun politik menjelang Pemilu Serentak 2024.

Jokowi pun menyinggung foto dirinya sudah banyak terpampang di baliho, mulai tingkat kabupaten hingga provinsi. Namun, foto dia itu pun tidak sendirian, melainkan disandingkan dengan bakal calon presiden.

Jokowi mengatakan bahwa boleh-boleh saja tokoh-tokoh bakal capres memampang foto mereka bersama dirinya. Namun, dia juga merasa posisinya sebagai orang nomor satu di Indonesia itu tidak senyaman yang dipersepsikan banyak orang.

Dia menambahkan ada tanggung jawab besar yang harus dia emban karena banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan.

Dengan adanya media sosial, Jokowi mengatakan apa pun bisa sampai ke dirinya, mulai dari masalah rakyat hingga kemarahan, makian, dan fitnah terkait dirinya. Semua itu bisa dengan mudah disampaikan lewat media sosial.

"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, tidak tahu apa-apa. Ya, ndak apa, sebagai pribadi, saya menerima saja," kata Jokowi.

Namun demikian, dia menghargai bahwa tidak semua masyarakat bertindak demikian. Mayoritas masyarakat, menurut Jokowi, bahkan kecewa dengan makian yang disebut dengan polusi budaya tersebut.
"Cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik," ujar Jokowi.

Dia lalu mengajak masyarakat Indonesia untuk bersatu menjaga mental agar bisa melangkah maju, menjalankan transformasi bangsa, dan menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi menghadiri Sidang Tahunan MPR 2023 di Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Rabu, dengan mengenakan pakaian adat Maluku.


Presiden Jokowi tiba di Kompleks Parlemen sekitar pukul 08.30 WIB dengan mengenakan pakaian adat dari daerah Tanimbar, Maluku.

Dengan memakai dalaman kemeja putih dan celana serta sepatu hitam, Presiden mengenakan kain tenun Tanimbar berwarna cokelat gelap yang membalut bagian dada dan punggungnya, serta hiasan kepala berwarna hitam dan kalung berornamen putih.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin hadiri Sidang MPR kenakan pakaian Demang khas Betawi

Pakaian adat tersebut juga dilengkapi dengan ornamen besar berbentuk lingkaran di bagian dada, serta sabuk pinggang berbahan tenun dengan warna hitam.

Sementara itu, Ibu Iriana tampak mengenakan setelan busana panjang berwarna emas yang dilengkapi dengan selendang dengan warna senada yang dipasang di pundak kanannya, serta riasan sederhana dan rambut digelung manis.

Dalam rangkaiannya, Sidang Tahunan MPR akan dibuka dengan agenda Pidato Presiden RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023.
 




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi sedih kebebasan demokrasi dilampiaskan dengan fitnah

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023