Harga emas berjangka melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut tertekan oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan isyarat untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di Divisi Comex New York Exchange tergelincir 1,60 dolar AS atau 0,08 persen menjadi ditutup pada 1.922,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.926,10 dolar AS dan terendah di 1.911,40 dolar AS.

Emas berjangka merosot 10 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.923,80 dolar AS pada Selasa (27/6), setelah naik 4,20 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.933,80 dolar AS pada Senin (26/6), dan terangkat 5,90 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.929,60 dolar AS pada Jumat (23/6).

Dolar AS menguat pada Rabu (28/6) menyusul komentar dari sejumlah pemimpin bank sentral global, termasuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga lain oleh Fed pada pertemuan berikutnya pada Juli.

Berbicara pada sesi kebijakan moneter di Sintra, Portugal, pada Rabu (28/6), Ketua Fed mengatakan dia memperkirakan beberapa kenaikan suku bunga ke depan dan mungkin dengan kecepatan yang agresif.

Powell, berbicara pada konferensi Bank Sentral Eropa (ECB) bersama dengan Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey, Presiden ECB Christine Lagarde dan Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda, mencatat bahwa dua kenaikan suku bunga kemungkinan terjadi tahun ini.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas tergelincir tertekan dolar AS yang lebih kuat

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023