Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mendata produksi garam rakyat di daerah ini dalam tiga tahun masih mengalami penurunan dan belum stabil, hal ini dikarenakan perubahan iklim.

"Dalam waktu tiga tahun produksi garam terus menurun, di tahun 2022 hanya memproduksi 908 ton," kata Kepala DKPP Kabupaten Cirebon Erus Rusmana, di Cirebon, Selasa.

Menurutnya, penurunan produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon karena perubahan iklim, bahkan dalam tiga tahun produksi tidak lebih dari 2.000 ton per tahun.

Ia mengatakan produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon ketika kondisi normal bisa mencapai 136 ribu ton, dan itu terjadi pada tahun 2019 lalu.

Akan tetapi dalam tiga tahun ini, kata Erus, kondisi iklim berubah drastis, seperti banjir rob, dan kemarau basah, sehingga mengganggu produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon.


Menurutnya, pada tahun 2020 produksi garam di Kabupaten Cirebon hanya 2.663,78 ton. Kemudian di 2021 kembali mengalami penurunan, karena hanya menghasilkan 1.203,5 ton saja.

"Kalau produksi di tahun 2019 mencapai 136 ribu ton, karena kemarau juga cukup lama," katanya lagi.

Erus menambahkan luas lahan produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon sebanyak 1.557 hektare dari potensi lahan yang ada 3.140 hektare.

Pada musim kemarau 2023 ini, DKPP pun sudah sering turun ke lapangan, untuk mendata jumlah produksi garam rakyat di beberapa kecamatan.

Selain itu, pihaknya juga berupaya memfasilitasi para petani garam untuk mendapatkan peralatan produksi, seperti geomembran, dan tunnel, itu semua dilakukan untuk meningkatkan produksi garam rakyat di Kabupaten Cirebon.


"Kami memfasilitasi bantuan peralatan produksi garam ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat melalui bantuan geomembran dan tunnel," katanya pula.

Kembangkan Sentra Garam

Pada tahun 2023 Pemerintah Pusat mulai mengembangkan Sentra Ekonomi Garam Rakyat (SEGAR) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dengan luas areal lahan mencapai 600 hektare dan digarap secara bertahap.

"Untuk program Segar dari Pemerintah Pusat mulai di garap pada tahun 2023 ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Cirebon Dangi di Cirebon, Kamis.

Dangi mengatakan program SEGAR di Kabupaten Cirebon secara keseluruhan akan menggarap areal tambak rakyat seluas 600 hektare, yang dilakukan dalam kurun tiga tahun, di mana per tahunnya program tersebut menyasar 200 hektare tambak.

Menurutnya program tersebut tidak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon, akan tetapi dimotori oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk menghasilkan garam rakyat yang berkualitas tinggi.


Ia melanjutkan, pada tahun 2023 ini program SEGAR baru akan dimulai, dan diharapkan bisa meningkatkan produksi garam bagi petambak garam rakyat di daerah itu.

"Program SEGAR dilakukan secara bertahap di mana per tahunnya menyasar 200 hektare areal tambak," ujarnya.

Dangi menambahkan ketika program tersebut berjalan dengan sukses, maka akan terus dikembangkan di beberapa daerah lainnya, dan diharapkan kesejahteraan masyarakat pesisir bisa terangkat.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Produksi garam rakyat Cirebon belum stabil karena perubahan iklim

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023