Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Persatuan Pembangunan Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan untuk tidak perhitungan dalam mengeluarkan biaya kampanye pada Pemilu 2024.

"PPP ini yang pertama adalah diniatkan ibadah karena ibadah, maka jangan pernah berhitung sama Allah SWT. Semua itu jangan dihitung," ujar Sandiaga usai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI PPP di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu.

Ia menilai apa yang dilakukannya saat ini bersama dengan partai berlogo Kabah itu merupakan bagian dari ibadah sehingga dirinya tidak mempersoalkan biaya yang akan dikeluarkan selama Pemilu 2024.

"Semua itu kami berikan sebagai pengorbanan karena ini jatuhnya adalah ibadah," jelasnya.

Untuk itu, bakal calon wakil presiden (cawapres) PPP ini akan tetap beristiqamah.

Sandiaga juga mengaku cocok dengan ajakan atau anjuran yang dimiliki PPP agar berperilaku baik dan mencegah perilaku buruk.

"Saya di politik ini cocok dengan perjuangan amar makruf nahi mungkar yang insyaallah membawa keberkahan bagi semua di Indonesia," tegas dia.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengaku telah mengeluarkan biaya kampanye sekitar Rp1 triliun saat menjadi kontestan pada Pilpres 2019.
Saat itu, Sandiaga Uno maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019.

Namun, Sandiaga menyatakan biaya tersebut telah dilaporkan dan diaudit oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta terekam dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).


Politik Tanpa Mahar

Plt Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono menegaskan bahwa partainya menerapkan politik tanpa mahar.

"Karena tadi Anda menyampaikan berapa jumlah nilai. Jadi, PPP berpolitik tidak ada mahar," ungkap Mardiono usai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI PPP di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu.
 
Hal ini menyusul pertanyaan awak media terkait biaya yang akan dikeluarkan bakal calon wakil presiden (cawapres) dari PPP Sandiaga Salahuddin Uno pada Pemilu 2024.
 
Menurut dia, partainya dalam membangun kepercayaan publik terhadap institusi partai politik melalui praktik politik antimahar. Mardiono meminta untuk dilaporkan apabila ada kader PPP yang memungut mahar politik.
 
"Islam mengajarkan perjuangan harus dengan ketulusan," jelasnya.
 
Sebagai orang yang lahir di Pulau Jawa, kata Mardiono, dirinya memegang teguh prinsip "jer basuki mawa beya". Pepatah "jer basuki mawa beya" sebenarnya tak fokus membicarakan materi.
 
Ungkapan kuno ini justru membahas tentang perjuangan dan pengorbanan untuk meraih tujuan atau cita-cita. Biaya yang dibicarakan dalam pepatah ini tak hanya mengacu kepada uang.
 
Biaya tersebut dapat berupa kerja keras, pengorbanan, waktu, pikiran, hingga perjuangan, katanya.
 
"Saya dilahirkan di Jawa (prinsip itu) memiliki arti semua kehidupan sosial itu memerlukan biaya," tambah Mardiono.
 
Ia bersama Sandiaga bertekad apabila dititipkan rezeki oleh Tuhan, hal itu merupakan bagian dari perjuangan.

"Itu sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam bahwa yang kita miliki yang dititipkan oleh Allah itu tidak semata-mata adalah milik kita semua, tetapi ada yang dimiliki umat, termasuk di dalamnya adalah untuk jalan perjuangan," ujarnya
 
Selain itu, Mardiono dan Sandiaga sebagai seorang pengusaha mengerti bahwa apa yang dihasilkan di dunia merupakan titipan Tuhan. Menurut Mardiono, apabila titipan itu digunakan untuk berjuang dalam pemilu, maka harus berserah kembali kepada Sang Pencipta.
 
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sandiaga: Jangan perhitungan soal biaya kampanye

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023