Antarajawabarat.com,21/8 - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan untuk mencapai pertumbuhan nasional 6,3 persen pada 2014 bukanlah hal yang mudah karena kondisi krisis ekonomi global yang masih terjadi sehingga diperlukan kerja keras semua piahk.

"Sebagaimana yang saya sampaikan pada 16 Agustus lalu dalam RAPBN 2013 ini bahwa tahun ini adalah tahun yang tidak mudah," kata Presiden dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Rabu usai rapat terbatas bidang ekonomi.

Dikatakannya, pada 2014 pun situasi ekonomi internasional belum akan membaik.

"Tahun depan pun tahun 2014 ekonomi kita juga akan masih menghadapi tantangan-tantangan yang tidak bisa kita abaikan," kata Presiden.

Menurut Kepala Negara, akhir-akhir ini kita hadapi adalah pelemehan nilai tukar rupiah, menurunnya harga saham dan sejumlah tantangan lainnya.

Setidaknya ada dua faktor, kata Presiden, yang mempengaruhi kondisi tersebut.

"Faktor pertama adalah faktor global dan regional yaitu ditetapkan kebijakan moneter Amerika Serikat yang berpengaruh kepada semua negara berkembang, emerging market termasuk Indonesia," katanya.

Sementara faktor internal, kata Presiden, adalah ekspor nasional yang menurun karena lesunya perekonomian global, sementara impor barang ke Indonesia juga masih tinggi.

Hal itu, menurutnya menjadi perhatian pasar baik dalam maupun luar negeri yang khawatir pertumbuhan nasional menurun.

"Pasar juga mengindikasikan kalau neraca pembayaran dan perdagangan seperti ini, yang disebut dengan defisit, kalau tidak ada solusi apalagi tnambah memburuk, juga tidak baik bagi ekonomi kita ekonomi Indonesia," tegasnya.

Ia menambahkan, "inilah yang menyebabkan akhir-akhir ini mengalami penurunan yang tajam terhadap nilai tukar rupiah."
Meski, katanya, di level Asia, ada negara yang penurunan nilai tukar mata uangnya menurun sedikit hingga cukup besar namun pemerintah harus mengambil kebijakan dan tindakan.

Presiden mengatakan pertumbuhan dijaga dengan menggerakkan, mempercepat dan mengimplementasikan berbagai proyek di tanah air.

"Karena ekspor kita turun maka andalan kita investasi. Target dekat kita adalah kita akan menggandalkan investasi. Dan untuk mengandalkan ekspor dan impor maka kita akan menjaga agar nilai rupiah tidak mengalami penurunan tajam," tegasnya.

Presiden menyadari permasalahan yang dihadapi masyarakat bukan hanya penurunan harga saham, penurunan rupiah dan pertumbuhan ekonomi.

"Kami juga menjaga stabilitas harga untuk menjaga inflasi dan kita akan mengendalikan secara ekstra di masa mendatang," tegasnya.

Saat menyampaikan keterangan pers, Presiden didampingi oleh Wapres Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono dan Menkeu Chatib Basri. ***3***
(T.P008*G003
antara

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013