Presiden RI Joko Widodo menyampaikan dukungan atas upaya-upaya perdamaian saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 dan mitra yang digelar di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Minggu.

"Presiden Zelenskyy, saya ikuti terus perkembangan situasi di Ukraina. Turut berduka atas korban yang terus berjatuhan," ujar Presiden Jokowi dalam pengantarnya sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia terus mendukung upaya perdamaian di Ukraina dan menyatakan kesiapannya untuk menjadi jembatan perdamaian.

"Indonesia siap jadi jembatan perdamaian antara Ukraina dan Rusia," kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, Presiden Zelenskyy menyampaikan apresiasi atas peran Indonesia untuk mengupayakan perdamaian di Ukraina.

Presiden Zelenskyy masih ingat bahwa Presiden Jokowi adalah salah satu dari pemimpin negara yang pertama berkunjung ke Kiev di tengah situasi sulit yang dihadapi Ukraina.

"Saya ingat kedatangan Yang Mulia, termasuk yang pertama ke Ukraina. Terima kasih dan kami akan selalu ingat," ucap Zelenskyy.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga berbicara mengenai masalah pangan, sebagaimana yang telah dibahas di Kiev beberapa waktu yang lalu. Presiden Jokowi menyampaikan dukungan terhadap perpanjangan Black Sea Grain Initiative (Prakarsa biji-bijian laut hitam).
"Saya sambut baik perpanjangan Black Sea Grain Initiative selama dua bulan. Ini sangat penting untuk kelancaran rantai pasok gandum dunia," ungkap Presiden Jokowi.

Selain masalah pangan, pertemuan juga membahas tentang bantuan kemanusiaan. Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam perbaikan salah satu rumah sakit di Ukraina.

"Pemerintah Indonesia terus koordinasi dengan Bank Dunia dan Kementerian Kesehatan Ukraina terkait hal ini," jelas Presiden Joko Widodo.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Zelenskyy, yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.


Komunike Bersama G7

Para pemimpin Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) berjanji mendukung Ukraina selama menghadapi agresi Rusia. Mereka juga mendesak China agar memainkan perannya guna mengakhiri perang itu.

Pernyataan itu dirilis Sabtu atau hari kedua pertemuan puncak (KTT) G7 di Hiroshima, dalam sebuah komunike.

Komunike ini disampaikan  beberapa menit setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Jepang untuk menghadiri KTT ini.

Tujuh negara anggota G7, adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa.
G7 juga mendesak China agar menekan Rusia guna menghentikan perang di Ukraina. G7 juga meminta China menyelesaikan masalah Taiwan dengan cara damai.

Para pemimpin G7 juga mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap situasi di Laut China Timur dan Selatan, di mana Beijing  meningkatkan klaim teritorialnya. G7 menentang keras setiap upaya sepihak dalam  mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan.

Kekuatan militer dan ekonomi China yang meningkat di perairan terdekat, termasuk Selat Taiwan, telah mempertegang hubungan  China dan AS, serta membahayakan keamanan kawasan. China dan Taiwan memiliki pemerintahan sendiri-sendiri pada 1949 karena perang saudara.

G7 menyebut beberapa negara demokrasi  terpengaruh oleh "paksaan ekonomi" yang diterapkan negara-negara otoriter. Oleh karena itu, G7 akan meluncurkan platform untuk mencegah praktik-praktik semacam itu digunakan sebagai alat memburu kepentingan politik.

Komunike G7 juga menekankan pentingnya memperkuat rantai pasokan untuk bahan industri penting, seperti semikonduktor, dan mengambil tindakan lebih luas dalam melawan pembatasan perdagangan secara sepihak.

Para pemimpin G7 juga sepakat memperbesar  bantuan energi dan pembangunan untuk negara-negara berkembang karena khawatir China mempraktikkan "diplomasi jebakan utang" dengan menggunakan utang  sebagai senjata mendapatkan konsesi dari negara-negara debitur.

Komunike juga menyebutkan bahwa G7 siap membangun hubungan  konstruktif dan stabil dengan China, dan menekankan pentingnya dialog dengan Beijing dalam rangka menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan.

G7 juga mengutuk peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara yang disebut mereka melanggar hukum internasional. Mereka menyeru Korea Utara  agar sepenuhnya meninggalkan senjata nuklir dan program-program pengembangan nuklir.

Berikut inti komunike KTT G7 di Hiroshima:

-- janji mendukung Ukraina dalam menghadapi perang ilegal Rusia

-- janji membuat upaya-upaya yang menciptakan dunia tanpa senjata nuklir

-- menentang setiap upaya sepihak dalam mengubah status quo dengan kekerasan

-- mendesak China agar  menekan Rusia supaya menghentikan agresi di Ukraina

-- siap membangun hubungan yang konstruktif dan stabil dengan China

-- menyerukan resolusi damai atas isu Taiwan dengan China.

-- janji meluncurkan platform meningkatkan pencegahan terhadap pemaksaan ekonomi

-- mengecam keras peluncuran rudal balistik Korea Utara

-- menyeru Korea Utara agar sepenuhnya meninggalkan senjata nuklir
-- berjanji melakukan upaya-upaya guna menjaga stabilitas keuangan dan mendorong pertumbuhan

-- berjanji untuk membahas aturan AI generatif pada akhir tahun

-- berjanji bekerja sama untuk mempercepat transaksi energi bersih

-- berjanji mempromosikan hak-hak asasi manusia universal dan kesetaraan gender.



Sumber: Kyodo-OANA


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi sampaikan dukungan upaya perdamaian Ukraina kepada Zelenskyy

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023