Antarajawabarat.com, 20/7 - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJB) memproyeksikan pertumbuhan kredit pada semester II 2013 akan melambat sebagai akibat dari keadaan perekonomian.

"Pertumbuhan kredit pada semester pertama tahun ini kan sekitar 30 persen, pada kuartal II tahun ini sebesar 33,9 persen. Namun, kemungkinan pada semester II pertumbuhan kredit tidak sebesar itu dan bisa turun," kata Dirketur Utama BJB Bien Subiantoro usai jumpa pers "Paparan Kinerja BJB Semester I Tahun 2013" di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pertumbuhan kredit sebesar 33,9 persen itu didukung pertumbuhan dari sektor kredit mikro dan kredit perumahan rakyat (KPR).

"Pertumbuhan kredit itu karena beberapa kredit yang tumbuh cukup baik, seperti kredit mikro tumbuh 51,9 persen dan kredit KPR sebesar 209,8 persen dibanding periode pada tahun lalu," jelasnya.

Dia juga menilai pertumbuhan kredit pada semester pertama 2013 itu sudah maksimal mengingat kondisi ekonomi yang dianggap kurang mendukung.

Bien juga memprediksi pertumbuhan kredit pada semester II tahun 2013 tidak akan lebih dari 30 persen.

"Jadi, menurut kami, pertumbuhan kredit pada semester pertama sebesar 33,9 persen itu sudah optimal. Pada semester dua ini pertumbuhan kredit mungkin akan melambat hanya sekitar 28 hingga 30 persen," ujarnya.

Namun dia berpendapat angka pertumbuhan kredit 28 hingga 30 persen masih dinilai tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan kredit pada industri.

Dia memprediksi sektor yang akan paling banyak terpengaruh keadaan ekonomi adalah sektor kredit komersil dan 'corporate', khususnya dengan adanya tingkat inflasi yang tinggi dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Yang paling terpengaruh besar menurut prediksi kami adalah kredit komersil dan 'corporate'. Maka untuk sektor kredit itu kami rasa akan rendah pertumbuhannya, mungkin sekitar 10 persen," katanya.

Selanjutnya, dia mengatakan untuk kredit mikro yang termasuk dalam sektor kredit produktif tentunya juga akan terpengaruh dengan inflasi dan kenaikan harga BBM.

"Untuk kredit mikro, pertumbuhannya tidak akan sebesar semester I yang mencapai 51,9 persen. Mungkin pertumbuhan kredit mikro pada semester dua hanya sekitar 30 hingga 40 persen," kata Bien.

Walaupun demikian, dia meyakini bahwa sektor kredit konsumer masih dapat tumbuh positif. Dia juga mengatakan target akhir tahun kredit konsumer Bank BJB sudah tercapai.

"Target akhir tahun untuk pertumbuhan kredit konsumer itu sebesar 26,1 persen, dan di Bulan Juni ini saja sudah mencapai 26,7 persen. Ini yang akan terus kami tingkatkan," ucapnya.

"Karena itu memang 'secured loan' (pinjaman yang dijamin,red). 'Cash flow'nya (arus kas) kan sebagian besar langsung potong gaji dari rekening, seperti pegawai negeri, guru, pensiunan," lanjutnya.

Selain itu, kata dia, tingkat NPL (Non Performing Loan) atau kredit macet pada sektor konsumer cenderung kecil, yaitu hanya 0,11 persen. ***3***

antara

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013