Minyak mentah berjangka anjlok hampir empat persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang penurunan tajam sesi sebelumnya, terseret kekhawatiran terus-menerus atas permintaan karena meningkatnya kekhawatiran resesi untuk ekonomi terbesar dunia itu.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, anjlok 2,77 dolar AS atau 3,59 persen menjadi menetap di 74,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni jatuh 3,08 dolar AS atau 3,81 persen, menjadi ditutup di 77,69 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak mundur ke level sebelum pemotongan produksi sukarela oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya pada awal April.

Minyak WTI menemukan dirinya di bawah tekanan material meskipun laporan persediaan minyak oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) bullish pada Rabu (26/4/2023), kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

"Pedagang fokus pada risiko resesi karena laporan terbaru dari First Republic Bank menunjukkan bahwa krisis perbankan di AS belum berakhir," tambah Zernov.

Persediaan minyak mentah komersial AS turun 5,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 21 April, berlawanan dengan ekspektasi pasar untuk penurunan sekitar 1,5 juta barel, menurut data mingguan yang dikeluarkan oleh EIA.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Minyak anjlok terseret kekhawatiran terus-menerus atas permintaan

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023