Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan tarif angkutan udara dan harga bensin merupakan penyumbang terbesar inflasi Maret 2023 yang mencapai 0,18 persen dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

"Tarif angkutan udara dan bensin memiliki andil masing-masing sebesar 0,03 persen terhadap inflasi Maret," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2023, di Jakarta, Senin.

Ia menuturkan pada awal bulan lalu, memang terdapat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), yakni terdapat kenaikan harga BBM jenis pertamax Rp500 per liter serta pertamax turbo sebesar Rp250 per liter.

Sementara itu, terdapat penurunan harga pertamina dex sebesar Rp1.000 per liter sampai Rp1.100 per liter, dan dexlite sebesar Rp1.200 per liter sampai Rp1.300 per liter.

Selain tarif angkutan udara dan bensin, komoditas penyumbang inflasi terbesar lainnya secara bulanan pada Maret, di antaranya beras, cabai rawit, dan rokok kretek filter dengan andil masing-masing 0,02 persen.

Dengan demikian, Pudji mengungkapkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi menjadi penyumbang inflasi terbesar bulan lalu, yakni masing-masing dengan andil 0,18 persen dan 0,07 persen.

Meski begitu, masih terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada bulan lalu, antara lain tarif air minum perusahaan air minum (PAM), sehingga menyebabkan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menyumbang deflasi 0,05 persen.

Jika dilihat dari wilayah, inflasi bulanan tertinggi pada Maret terjadi di Kota Kupang, yaitu sebesar 1,3 persen (mtm), dengan komoditas penyumbang inflasi di antaranya tarif angkutan udara, kontrak rumah, beras, daging babi, kangkung, dan cabai merah.

Sedangkan, deflasi terdalam terjadi di Kota Bandung yaitu sebesar 1,5 persen (mtm), dengan komoditas penyumbang andil deflasi terbesar adalah tarif air minum PAM.
"Secara total dari 90 kota IHK, sebanyak 65 kota mengalami inflasi dan 25 kota mengalami deflasi pada Maret 2023," katanya lagi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi mencapai 0,18 persen pada Maret 2023 dibanding Februari (month-to-month/mtm) yang sebesar 0,16 persen (mtm).

Inflasi bulanan tersebut terjadi karena kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,16 menjadi 114,36.

Dengan demikian, inflasi bulan lalu tercatat 4,97 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan 0,68 persen dibanding akhir tahun sebelumnya (year-to-date/ytd).

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengingatkan pemerintah untuk menjaga harga komoditas terutama bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng yang berpotensi mendorong inflasi pada Ramadhan 2023.

“Berdasar tren tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada Ramadhan 2023 perlu dikelola dan dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi, antara lain bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komoditas lain,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Dalam empat tahun terakhir, ia merinci, pada 2019 bulan Ramadhan jatuh pada Mei di mana inflasi pada bulan tersebut mencapai 0,68 persen yang didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antarkota, dan telur ayam ras.

Ramadhan pada 2020 jatuh pada April yang mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, didorong oleh komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter.

Selanjutnya pada 2021, Ramadhan berada di bulan April dengan inflasi mencapai 0,13 persen karena kenaikan harga daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.

“Pada 2022 Ramadhan jatuh pada April di mana terjadi inflasi sebesar 0,95 persen, yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras,” katanya.

Sepanjang 2022 inflasi tercatat mencapai 5,51 persen didorong oleh kenaikan harga kelompok pengeluaran transportasi dengan inflasi 15,26 persen dengan andil 1,84 persen.

Komoditas penyumbang inflasi secara tahunan tertinggi antara lain adalah bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok filter, telur ayam ras, dan harga kontrak rumah.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Tarif angkutan udara dan bensin penyumbang terbesar inflasi Maret

Pewarta: Agatha Olivia Victoria

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023