Harga emas berjangka terangkat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik menguat tajam dari kerugian sesi sebelumnya karena dolar AS melemah dan mencatat kerugian mingguan pertama sejak Januari terhadap mata uang utama lainnya ketika para pedagang mencoba mengukur jalur kebijakan Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 14,10 dolar AS atau 0,77 persen menjadi ditutup pada 1.854,60 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di 1.856,30 dolar AS dan terendah di 1.842,00 dolar AS.

Emas berjangka tergelincir 4,90 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.840,50 dolar AS pada Kamis (2/3/2023), setelah terkerek 8,70 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.845,40 dolar AS pada Rabu (1/3/2023), dan terangkat 11,80 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.836,70 dolar AS pada Selasa (28/2/2023).

Dolar melemah pada Jumat (3/3/2023), menyusul rilis laporan sektor jasa-jasa AS Februari, dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,48 persen menjadi 104,5242.

Untuk minggu ini, emas berjangka menguat lebih dari dua persen, kenaikan mingguan pertama dalam lima pekan terakhir karena komentar terbaru dari pejabat Federal Reserve membantu memberikan kejelasan lebih lanjut tentang jalur kebijakan moneter tahun ini.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menegaskan kasus untuk kenaikan 25 basis poin pada Maret, sementara Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan dalam pidato terpisah bahwa inflasi yang moderat dan pertumbuhan ekonomi dapat meminta suku bunga memuncak pada perkiraan sebelumnya sebesar 5,4 persen.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023