Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan Indonesia memutuskan tidak mengirim bantuan personel SAR untuk membantu pencarian korban gempa di Suriah karena alasan keamanan.

Hal itu disampaikan Suharyanto kepada wartawan sesaat sebelum berangkat mengantarkan bantuan untuk Turki dan Suriah, di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

“Suriah karena di sana itu daerah gempanya itu dari pemerintah Suriah sendiri tidak menjamin keamanan yang maksimal, maka diputuskan di sana tidak mengirim personel. Hanya (mengirimkan) perlengkapan saja, barang,” kata Suharyanto di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan bantuan barang yang dikirim ke Suriah sama dengan bantuan yang dikirimkan ke Turki, antara lain selimut hangat, tenda pengungsi, tenda keluarga, paket makanan siap saji, sleeping bag, genset, hygene kit, sweater atau baju hangat anak, baju hangat dewasa, matras, jaket anak, jaket dewasa, serta kain kafan.

“Itu bobotnya sekitar 140 ton lebih. Jadi dibagi dua, 78 ton itu ke Turki sisanya ke Suriah,” jelasnya.

Untuk Turki sendiri Indonesia juga mengirimkan personel SAR dan tenaga kesehatan, antara lain yang sudah bertugas yakni tim medium SAR yang berjumlah 50 orang dengan tiga ekor anjing pelacak.

Menurut Suharyanto, dampak gempa di Turki lebih besar dibandingkan Suriah. Di Turki jumlah korban meninggal dunia hampir menyentuh angka 40.000 jiwa sedangkan di Suriah 6.000 jiwa.

“Sehingga Turki menjadi prioritas, kita (pemerintah Indonesia) mengirim tim SAR juga tim kesehatan,” jelasnya.


Rencananya keberangkatan Suharyanto bersama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy ke Turki, juga sekaligus akan menjemput 85 WNI yang berada di Turki, serta memulangkan dua jenazah WNI yang sudah ditemukan.

Gempa Susulan

Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) mencatat lebih dari 6.000 gempa susulan terjadi setelah dua gempa bumi besar mengguncang negara itu pada 6 Februari 2023.

Direktur Umum untuk Gempa Bumi dan Pengurangan Risiko AFAD Orhan Tatar menyebut jumlah gempa susulan yang ditimbulkan oleh kedua gempa tersebut mencapai 6.040, di antaranya 1.628 gempa susulan dalam magnitudo 3 sampai 4,  436 gempa bermagnitudo 4 sampai 5, dan 40 gempa susulan bermagnitudo 5 sampai 6. Ada juga satu gempa susulan bermagnitudo 6,6.

AFAD memperingatkan gempa susulan setelah gempa dahsyat melanda selatan Turki juga akan terus terjadi.

"Terutama setelah gempa sebesar ini, gempa susulan akan berlanjut untuk jangka waktu  lebih lama. Beberapa gempa susulan ini mungkin berkekuatan 5 ke atas," kata Tatar seperti dikutip Anadolu.

Akibat gempa bumi tersebut, kerak bumi bergerak sejauh 7,3 meter.

'Itu angka yang sangat besar. Gempa bumi juga melepaskan banyak energi," kata dia..

Dampak gempa itu mencapai area seluas 110.000 kilometer persegi dan menyebabkan kerusakan di banyak provinsi dan kabupaten.
Guna mengatasi klaim di media sosial tentang kilatan cahaya di langit yang menyerupai sambaran petir selama gempa bumi, Tatar mengatakan kilatan cahaya yang intens selama gempa adalah hal biasa.

Dua gempa besar pada 6 Februari merenggut paling sedikit 41.020 jiwa manusia, kata AFAD.

Gempa bermagnitudo 7,7 dan 7,6 yang berpusat di Provinsi Kahramanmaras itu berdampak kepada 13 juta orang di sebelas provinsi, termasuk Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, Elazig, dan Sanliurfa.

Di Suriah, setidaknya 5.840 orang tewas karena gempa tersebut.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia tidak kirim personel SAR ke Suriah

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023