Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah ekspektasi bahwa permintaan global akan menguat karena importir minyak utama China membuka kembali ekonominya dan data ekonomi AS yang positif.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret terangkat 86 sen atau 1,07 persen, menjadi menetap di 81,01 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah 1,35 dolar atau 1,57 persen, menjadi ditutup pada 87,47 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Perekonomian AS tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal keempat, tetapi ukuran permintaan domestik naik pada laju paling lambat dalam 2,5 tahun, mencerminkan biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Departemen Perdagangan AS melaporkan Kamis (26/1/2023) bahwa produk domestik bruto AS meningkat pada tingkat tahunan 2,9 persen pada kuartal keempat 2022, di atas konsensus.

"Harga minyak mentah mendapat dorongan tak terduga dari ekonomi AS yang tidak ingin hancur," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

Persediaan minyak mentah AS naik tipis 533.000 barel menjadi 448,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Januari, kata Badan Informasi Energi AS (EIA).

Itu jauh dari perkiraan kenaikan 1 juta barel, meskipun EIA mengatakan stok minyak mentah berada pada level tertinggi sejak Juni 2021.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023