Antarajawabarat.com, 13/3 - Empat halte angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB) di Kota Bekasi, Jawa Barat, tidak berfungsi sejak September 2012 karena belum adanya serah terima proyek dari pemerintah pusat.
"Kami sudah sering bertanya jadwal serah terima dari Kementerian Perhubungan, namun jawaban mereka hanya 'tunggu saja'," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman di Bekasi, Selasa.
Menurut dia, molornya jadwal serah terima halte itu karena pihak kontraktor pembangunan fisik belum menyerahkan laporan pekerjaan mereka ke pemerintah pusat.
Empat halte itu terletak di Terminal Induk Kota Bekasi, satu halte berada di Jalan Ahmad Yani dekat pintu tol Bekasi Barat, serta dua halte di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.
Supandi mengatakan bahwa belum berfungsinya empat halte penunjang untuk menaikturunkan penumpang bus pengumpan busway itu pun menjadi salah satu faktor "mati suri"-nya moda transportasi massal itu.
"Pihak penyelenggara APTB, yakni Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dan Kementerian Perhubungan merugi akibat situasi itu hingga memutuskan untuk menurunkan tarif dari Rp9.500 menjadi Rp6.000 pada kahir 2012," katanya.
Kebijakan itu, kata dia, gagal mendongkrak jumlah penumpang yang beralih dari kendaraan pribadi menggunakan APTB.
Penyelenggara pun mulai membangun halte guna menunjang penurunan tarif dan meningkatkan jumlah pengguna APTB.
Pantauan Antara pada salah satu halte di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, bangunan berukuran 4x2 meter per segi itu tampak dipergunakan oleh sejumlah gelandangan dan pengemis untuk beristirahat pada malam hari.
Pada siang hari, halte itu dimanfaatkan sejumlah calon penumpang yang tengah menunggu bus selain APTB untuk menghindari terik matahari. Hal itu terjadi akibat tidak adanya papan pengumuman 'Halte APTB' yang terpasang di sekitar lokasi.
Kondisi fisik halte mulai tampak kusam akibat minimnya perawatan dari pihak terkait.
Andi Firdaus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Kami sudah sering bertanya jadwal serah terima dari Kementerian Perhubungan, namun jawaban mereka hanya 'tunggu saja'," ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman di Bekasi, Selasa.
Menurut dia, molornya jadwal serah terima halte itu karena pihak kontraktor pembangunan fisik belum menyerahkan laporan pekerjaan mereka ke pemerintah pusat.
Empat halte itu terletak di Terminal Induk Kota Bekasi, satu halte berada di Jalan Ahmad Yani dekat pintu tol Bekasi Barat, serta dua halte di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.
Supandi mengatakan bahwa belum berfungsinya empat halte penunjang untuk menaikturunkan penumpang bus pengumpan busway itu pun menjadi salah satu faktor "mati suri"-nya moda transportasi massal itu.
"Pihak penyelenggara APTB, yakni Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dan Kementerian Perhubungan merugi akibat situasi itu hingga memutuskan untuk menurunkan tarif dari Rp9.500 menjadi Rp6.000 pada kahir 2012," katanya.
Kebijakan itu, kata dia, gagal mendongkrak jumlah penumpang yang beralih dari kendaraan pribadi menggunakan APTB.
Penyelenggara pun mulai membangun halte guna menunjang penurunan tarif dan meningkatkan jumlah pengguna APTB.
Pantauan Antara pada salah satu halte di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, bangunan berukuran 4x2 meter per segi itu tampak dipergunakan oleh sejumlah gelandangan dan pengemis untuk beristirahat pada malam hari.
Pada siang hari, halte itu dimanfaatkan sejumlah calon penumpang yang tengah menunggu bus selain APTB untuk menghindari terik matahari. Hal itu terjadi akibat tidak adanya papan pengumuman 'Halte APTB' yang terpasang di sekitar lokasi.
Kondisi fisik halte mulai tampak kusam akibat minimnya perawatan dari pihak terkait.
Andi Firdaus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013