Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa dangkal berlokasi di darat dengan magnitudo 2,9 mengguncang barat laut Cianjur, Jawa Barat.

BMKG melalui laman resmi di Jakarta, Selasa, menyebutkan gempa bumi itu terjadi pada Selasa pukul 13.43 WIB berada pada kedalaman sembilan kilometer.

Pusat gempa bumi itu terletak di 6,82 Lintang Selatan, 107,00 Bujur Timur atau tepatnya di lima kilometer barat laut Cianjur, Jawa Barat.

Gempa bumi itu dirasakan dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu) di Pacet dan Ciherang.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa di kawasan Cianjur masuk dalam kategori gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Ia mengatakan, karakteristik gempa kerak dangkal itu memiliki gempa susulan yang cukup banyak karena berada di batuan yang relatif rapuh.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang usai guncangan gempa.

Menurut dia, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi. Hal ini dapat semakin diperparah dengan intensitas hujan yang tinggi.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi berulang setiap 20 tahun berdasarkan analisis.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gempa di Cianjur sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2000, dan sebelum itu juga pernah terjadi pada 1982. Untuk itu, rumah warga yang direkonstruksi nantinya harus tahan terhadap gempa.

Baca juga: Gempa susulan masih terasa di kawasan Cugenang Cianjur

"Jadi antara 18-22 tahun, rata-rata 20 tahun, sehingga kemudian apabila ada bangunan yang roboh di tempat zona merah, jadi perlu memetakan zona tidak aman," kata Dwikorita di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa.

Apabila memungkinkan, menurut dia, warga yang terdampak gempa perlu direlokasi dari zona yang tidak aman guna mengantisipasi potensi gempa bumi setiap 20 tahun itu.

Selain itu, ia pun mendorong petugas kebencanaan untuk mengantisipasi permukiman rusak yang berada di lereng bukit atau bantaran sungai. Menurut dia, material rumah yang rusak itu berpotensi tersapu oleh aliran sungai.

"Kita khawatir bencana berikutnya banjir bandang, jadi biasanya setelah material itu kena gempa, teronggok pada aliran sungai, dan musim hujan puncaknya Desember," kata Dwikorita.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Gempa dangkal di darat magnitudo 2,9 guncang barat laut Cianjur

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022