Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) menipis sehubungan pihaknya mengalami kendala dalam penyerapan beras di tingkat produsen karena ketersediaan terbatas dan harga jual yang tinggi.
Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu, mengatakan, pihaknya kesulitan mendapatkan beras atau gabah di tingkat produsen karena keterbatasan pasokan di tingkat penggilingan maupun petani.
Saat ini stok CBP di gudang Bulog mencapai 651 ribu ton dari yang ditargetkan seharusnya 1,2 juta ton.
"Dari target yang kita alokasikan, kita sudah kumpulkan semua penggilingan dengan mitra kita. Yang tadinya sudah disepakati sampai Desember 2022 kita bisa serap 500 ribu ton sudah ada kontraknya, tapi sampai hari ini kita hanya bisa mampu menyerap 92 ribu ton dari target 500 ribu ton," kata Budi Waseso.
Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengatakan penyebab langkanya beras atau gabah di tingkat produsen dikarenakan produksi yang menurun.
Dia mengatakan berdasarkan pantauan tim Bulog di lapangan, perubahan cuaca menyebabkan gagal panen di sejumlah wilayah.
"Selain ada anomali cuaca, kita harus sadari kita tidak bisa pastikan hasil panen sesuai dengan fakta di lapangan, pasti produktivitas gabah pasti turun. Karena di beberapa wilayah, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung juga terendam banjir sawah yang sudah mau panen, sehingga akan memengaruhi jumlah yang akan panen," kata Buwas.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan kenaikan harga beras atau gabah terjadi sejak Juli 2022 hingga saat ini. Kenaikan harga terjadi karena naiknya ongkos produksi lantaran harga pupuk yang juga meningkat, serta kenaikan harga BBM.
Arief mengatakan, sebelumnya Bulog membeli beras atau gabah level medium untuk CBP seharga Rp8.300 per kg di tingkat produsen dan mudah mendapatkannya. Sementara saat ini Bulog menaikkan harga pembelian beras medium menjadi Rp8.800 per kg tetap tidak dapat membelinya karena produsen baru mau menjual di harga Rp8.900 per kg.
Selanjutnya Bulog membeli beras komersial dengan harga yang lebih tinggi dan mengikuti harga pasar pun masih belum mencukupi untuk pemenuhan stok karena keterbatasan pasokan.
Terakhir, kata Buwas, harga beras komersial di tingkat produsen sudah mencapai Rp10.500 per kg atau bahkan Rp11 ribu per kg.
Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk melakukan penyerapan beras atau gabah untuk CBP hingga 1,2 juta ton sampai akhir 2022.
Buwas menegaskan bahwa target pemenuhan stok CBP hingga 1,2 juta ton sampai akhir 2022 dipastikan tidak akan tercapai apabila hanya mengandalkan serapan dalam negeri lantaran pasokan yang rendah karena penurunan produksi.
Oleh karena itu Buwas mengatakan diperlukan adanya alternatif pemenuhan stok CBP dari luar negeri alias impor yang harus dilakukan dengan segera.
Bulog Cianjur
Sementara itu Perum Bulog Sub Divre Cianjur, Jawa Barat, menyalurkan 20 ton beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk penanganan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah setempat sesuai dengan permintaan Pemkab Cianjur.
Wakil Kepala Bulog Sub Divre Cianjur Sandi Tyo Pratama di Cianjur, Selasa, mengatakan total CPPD milik Pemkab Cianjur, 50 ton namun sudah disalurkan 20 ton sejak dua pekan terakhir seiring bencana alam yang terjadi di sembilan kecamatan di Cianjur.
"Kami menerima permintaan penyaluran CPPD dari Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Holtikultura Cianjur, sehingga sisa CPPD yang ada di gudang Bulog Cianjur sebanyak 30 ton," katanya.
Pihaknya memperkirakan stok beras mencukupi hingga akhir tahun, namun jika mengalami kekurangan terutama untuk bantuan korban bencana alam atau penanganan lainnya masih ada cadangan beras dari Pemprov Jabar yang dapat disalurkan.
Berdasarkan peraturan pemerintah pusat, tutur Sandi, setiap pemerintah daerah harus menyiapkan anggaran untuk cadangan pangan setiap tahun khusus untuk menghadapi situasi darurat, seperti bencana alam dan perang.
"Stok yang tersedia di Bulog akan mencukupi hingga akhir tahun, kalau tidak masih ada stok beras cadangan milik Pemprov Jabar. Untuk penyaluran kami selalu siap kapanpun, terutama untuk membantu meringankan beban warga korban bencana," katanya.
Pemkab Cianjur telah menyalurkan puluhan ton beras untuk korban bencana alam di sejumlah kecamatan, seperti Sukaresmi, Cipanas, Cibeber, Campaka, Cibinong, Tanggeung, Leles, Sindangbarang, dan Cidaun, masing-masing warga mendapat bantuan 5-10 kilogram beras.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog: Stok cadangan beras pemerintah menipis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu, mengatakan, pihaknya kesulitan mendapatkan beras atau gabah di tingkat produsen karena keterbatasan pasokan di tingkat penggilingan maupun petani.
Saat ini stok CBP di gudang Bulog mencapai 651 ribu ton dari yang ditargetkan seharusnya 1,2 juta ton.
"Dari target yang kita alokasikan, kita sudah kumpulkan semua penggilingan dengan mitra kita. Yang tadinya sudah disepakati sampai Desember 2022 kita bisa serap 500 ribu ton sudah ada kontraknya, tapi sampai hari ini kita hanya bisa mampu menyerap 92 ribu ton dari target 500 ribu ton," kata Budi Waseso.
Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengatakan penyebab langkanya beras atau gabah di tingkat produsen dikarenakan produksi yang menurun.
Dia mengatakan berdasarkan pantauan tim Bulog di lapangan, perubahan cuaca menyebabkan gagal panen di sejumlah wilayah.
"Selain ada anomali cuaca, kita harus sadari kita tidak bisa pastikan hasil panen sesuai dengan fakta di lapangan, pasti produktivitas gabah pasti turun. Karena di beberapa wilayah, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung juga terendam banjir sawah yang sudah mau panen, sehingga akan memengaruhi jumlah yang akan panen," kata Buwas.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan kenaikan harga beras atau gabah terjadi sejak Juli 2022 hingga saat ini. Kenaikan harga terjadi karena naiknya ongkos produksi lantaran harga pupuk yang juga meningkat, serta kenaikan harga BBM.
Arief mengatakan, sebelumnya Bulog membeli beras atau gabah level medium untuk CBP seharga Rp8.300 per kg di tingkat produsen dan mudah mendapatkannya. Sementara saat ini Bulog menaikkan harga pembelian beras medium menjadi Rp8.800 per kg tetap tidak dapat membelinya karena produsen baru mau menjual di harga Rp8.900 per kg.
Selanjutnya Bulog membeli beras komersial dengan harga yang lebih tinggi dan mengikuti harga pasar pun masih belum mencukupi untuk pemenuhan stok karena keterbatasan pasokan.
Terakhir, kata Buwas, harga beras komersial di tingkat produsen sudah mencapai Rp10.500 per kg atau bahkan Rp11 ribu per kg.
Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk melakukan penyerapan beras atau gabah untuk CBP hingga 1,2 juta ton sampai akhir 2022.
Buwas menegaskan bahwa target pemenuhan stok CBP hingga 1,2 juta ton sampai akhir 2022 dipastikan tidak akan tercapai apabila hanya mengandalkan serapan dalam negeri lantaran pasokan yang rendah karena penurunan produksi.
Oleh karena itu Buwas mengatakan diperlukan adanya alternatif pemenuhan stok CBP dari luar negeri alias impor yang harus dilakukan dengan segera.
Bulog Cianjur
Sementara itu Perum Bulog Sub Divre Cianjur, Jawa Barat, menyalurkan 20 ton beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) untuk penanganan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah setempat sesuai dengan permintaan Pemkab Cianjur.
Wakil Kepala Bulog Sub Divre Cianjur Sandi Tyo Pratama di Cianjur, Selasa, mengatakan total CPPD milik Pemkab Cianjur, 50 ton namun sudah disalurkan 20 ton sejak dua pekan terakhir seiring bencana alam yang terjadi di sembilan kecamatan di Cianjur.
"Kami menerima permintaan penyaluran CPPD dari Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Holtikultura Cianjur, sehingga sisa CPPD yang ada di gudang Bulog Cianjur sebanyak 30 ton," katanya.
Pihaknya memperkirakan stok beras mencukupi hingga akhir tahun, namun jika mengalami kekurangan terutama untuk bantuan korban bencana alam atau penanganan lainnya masih ada cadangan beras dari Pemprov Jabar yang dapat disalurkan.
Berdasarkan peraturan pemerintah pusat, tutur Sandi, setiap pemerintah daerah harus menyiapkan anggaran untuk cadangan pangan setiap tahun khusus untuk menghadapi situasi darurat, seperti bencana alam dan perang.
"Stok yang tersedia di Bulog akan mencukupi hingga akhir tahun, kalau tidak masih ada stok beras cadangan milik Pemprov Jabar. Untuk penyaluran kami selalu siap kapanpun, terutama untuk membantu meringankan beban warga korban bencana," katanya.
Pemkab Cianjur telah menyalurkan puluhan ton beras untuk korban bencana alam di sejumlah kecamatan, seperti Sukaresmi, Cipanas, Cibeber, Campaka, Cibinong, Tanggeung, Leles, Sindangbarang, dan Cidaun, masing-masing warga mendapat bantuan 5-10 kilogram beras.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog: Stok cadangan beras pemerintah menipis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022