ANTARAJAWABARAT.com,29/12 - PT Pupuk Kujang memastikan pasokan pupuk aman dan menyiapkan 148.608,64 ton stok untuk musim tanam hingga awal tahun 2013.

"Permintaan pupuk pada awal musim hujan ini akan meningkat, pasalnya ada peningkatan areal tanam dari lahan tadah hujan. Stok dipastikan mencapai 148.608,64 ton," kata Direktur Komersial PT Pupuk Kujang Yuni Suryanto di sela-sela penandatanganan SPJB PT Pupuk Kujang dengan distributor di Bandung, Jumat.

Menurut Yuni, para petani di lahan tadah hujan akan memulai penanamannya sehingga kebutuhan pupuk dipastikan meningkat.

Selain itu juga potensi banjir yang dialami para petani, mengakibatkan ada yang harus melakukan penanaman ulang sehingga meningkatkan kebutuhan pupuk.

Yuni Suryanto menyebutkan, stok urea paling banyak yakni mencapai 138.882,4 ton, kemudian NPK 4.878,71 ton serta pupuk organik 4.847,53 ton.

"Khusus untuk urea sudah distribusinya sudah dilakukan rayonisasi, pupuk organik juga sudah dilakukan rayonisasi sejak September 2012 lalu. Namun untuk NPK belum dilakukan rayonisasi karena belum ada formula yang sama di setiap daerah," kata Yuni.

Khusus untuk daerah Bandung, kata Yuni kebutuhan pupuk pada Bulan Desember 2012 mencapai 5.500 ton. Sedangkan stok mencapai 6.960,3 ton, sehingga ada surplus 1.460 ton.

"Penandatanganan SPJB dengan para distributor yang dilakukan hari ini untuk memastikan pendistribusian pupuk berjalan lancar, baik distribusinya maupun sistem pembayarannya" kata Yuni.

Sementara itu General Manager Pemasaran PT Pupuk Kujang Joko Suharto menyebutkan, kuota pasokan urea dari Pupuk Kujang pada tahun 2012 masih terbesar yakni mencapai 720 ribu ton, kemudian NPK 350 ribu ton, pupuk organik 90 ribu ton.

Namun kuota pupuk untuk 2013 menurut Joko masih belum ditentukan, karena menunggu RKAP dari pemerintah untuk program sektor pertanian.

"Kuota untuk 2013 belum ada, menunggu RKAP dulu. Namun kecenderungannya penggunaan urea terus menurun setiap tahun dan pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus mendorong penggunaan NPK yang memiliki komposisi komplet," kata Joko.

Ia mencontohkan, penggunaan urea di Jabar pada 2010 mencapai 827 ribu ton mengalami penurunan pada 2011 menjadi 720 ribu ton. Sementara kuota NPK meningkat dari 343 ribu ton pada 2010 menjadi 350 ribu ton.

Terkait untuk pengembangan pupuk NPK, kata Joko Suharto saat ini pihaknya masih menunggu penelitian dari Litbang Kementerian Pertanian untuk mendapatkan formula NPK yang bisa berlaku dan sama di seluruh Indonesia.

"Saat ini masih menunggu formula baru untuk NPK, selama ini kan ada beberapa jenis NPK yang berbeda untuk di setiap daerah. Namun dengan formuka baru diharapkan ada satu produk dan standar NPK yang bisa digunakan di seluruh Indonesia sehingga distribusinya bisa dilakukan secara rayon," kata Joko.

Untuk produk formula baru NPK itu, kata dia dipastikan pabrik pupuk yang akan memproduksi NPK perlu melakukan investasi karena produk baru itu dipastikan memerlukan mesin baru.***2***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012