Harga minyak memperpanjang penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut di pasar Asia pada Rabu pagi, karena investor khawatir tentang pukulan terhadap permintaan bahan bakar dari meningkatnya risiko resesi global dan pengetatan pembatasan COVID-19 di China.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 51 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 93,78 dolar AS per barel pada pukul 00.33 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di 88,66 dolar AS per barel, tergelincir 69 sen atau 0,8 persen. Kedua harga acuan melemah 2,0 persen di sesi sebelumnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (11/10/2022) memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2023 dan memperingatkan peningkatan risiko resesi global.

Tetapi IMF juga mendesak bank-bank sentral untuk terus berjuang melawan inflasi bahkan ketika investor khawatir pembuat kebijakan dapat memicu penurunan ekonomi yang tajam dengan menaikkan biaya pinjaman terlalu cepat dan terlalu tinggi.

Secara terpisah, Presiden Fed Bank of Cleveland, Loretta Mester mengatakan Federal Reserve AS perlu terus maju dengan pengetatan kebijakan moneter karena belum mengendalikan inflasi.

Dolar menguat secara luas semalam, setelah seorang pejabat tinggi bank sentral Inggris (BoE) mengatakan kepada para manajer dana pensiun untuk menyelesaikan penyeimbangan kembali posisi mereka pada Jumat (14/10/2022), ketika bank sentral Inggris akan mengakhiri program pembelian obligasinya.

Dolar yang lebih kuat membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung membebani minyak dan aset-aset berisiko lainnya.

Pedagang dengan hati-hati menunggu rilis data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Kamis (13/10/2022), kata analis CMC Markets Tina Teng.

"Data yang lebih panas dari perkiraan dapat kembali memicu sentimen investor, yang akan mengintensifkan ketakutan resesi saat ini, menekan harga minyak lebih lanjut," kata Teng.

Pasar minyak juga tertekan oleh pengetatan pembatasan COVID-19 di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022