ANTARAJAWABARAT.com, 28/11 - Peran perbankan di Jabar belum optimal dalam mendorong para pelaku wirausaha baru, terutama dengan memberikan kemudahan akses pembiayaan, kata Ketua STIE Ekuitas, Ina Primiana Sagir.
"Akibat dari belum optimalnya peran perbankan itu membuat para pelaku wirausaha baru menjadi lamban berkembang, kata Ina kepada wartawan disela acara peluncuran "Studepreneur" angkatan kedua di Kampus STIE Ekuitas di Bandung .
Ina mengatakan, selama ini akses pembiayaan menjadi salah satu kendala bagi para pelaku wirausaha baru, terlebih wirausaha tersebut baru lahir dan perlu mendapat dorongan pembiayaan dari perbankan.
"Dorongan perbankan sangat penting bagi wirausaha baru, karena bagaimana pun mereka sangat membutuhkan pembiayaan perbankan dalam mengembangkan usaha mereka," jelas Ina.
Dikatakan dia, wirausaha baru memang perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Tidak terkecuali dengan perbankan. Sehingga perkembangannya pun dapat berjalan secara optimal.
Saat ini pun STIE Ekuitas bekerja sama dengan Bank BRI dan Telkom berusaha mengembangkan wirausaha baru itu melalui program "studepreneur".
Seperti yang saat ini dilakukan melalui peluncuran "studepreneur" angkatan kedua. Dimana pada program tersebut pihaknya melakukan pelatihan dan inkubasi terhadap 45 orang mahasiswa yang memiliki usaha.
Para mahasiswa peserta "studepreneur" angkatan kedua berasal dari berbagai perguruan tinggi di jabar seperti dari STIE Ekuitas, UPI, Unpad, IM Telkom, Stisi Telkom, STEMBI dan lainnya.
"Para peserta 'studepreneur' ini akan dibina oleh Bank BRI dan Telkom selama tujuh bulan melalui proses inkubasi pelatihan kewirausahaan. Bahkan ke depannya mereka pun akan menjadi mitra binaan Bank BRI dan Telkom sehingga mereka menjadi lebih berkembang," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ina berharap program kerja sama tersebut bisa memberikan "value added" bagi mahasiswa yang berwirausaha, sehingga hal itu pun bisa menghasilkan para pengusaha yang handal serta mampu menjadi penggerak ekonomi bagi Jawa Barat.
"Ini sebagai langkah kita untuk mendorong gerakan kewirausahaan di jabar, kita harapkan jumlah wirausaha meningkat dan mencapai angka lebih dari 2 persen," katanya.
Hal senada pun diungkapkan wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Informasi dan Data Januar P Ruswita. Dikatakan dia, dukungan dunia perbankan terhadap pengembangan para wirausaha baru memang sangat diperlukan.
Sehingga hal tersebut bisa mendorong percepatan pengembangan ekonomi masyarakat. Dalam hal itu banyak yang perlu dilakukan pihak perbankan untuk mendorong pengembangan wirausaha baru.
Diantaranya dengan memberikan suku bunga yang rendah terhadap pembiayaan bagi wirausaha baru. Selain itu perbankan pun bisa membantu wirausaha baru melalui program kemitraan, ungkap dia.
"Tidak hanya itu saja, dalam masalah agunan pun perbankan perlu memberikan kemudahan. Karena wirausaha baru sendiri belum banyak yang memiliki agunan untuk pinjaman ke perbankan, tetapi kelayakan usaha dari wirausaha baru pun bisa menjadi agunannya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Pemimpin Wilayah Bank BRI Bandung Bambang Tribaroto mengatakan, selama ini Bank BRI berusaha mendorong para wirausaha baru. Seperti halnya pada "studepreneur" sekarang ini.
Terlebih Bank BRI pun tengah mencari para mitra binaan yang bisa mendorong pertumbuhan penyaluran kredit. Apalagi Bank BRI sendiri berkomitmen untuk mendorong para wirausaha baru dan UMKM.
"Kita sangat mendukung program seperti ini karena ke depannya mereka bisa menjadi mitra kerja kita dalam penyaluran kredit," katanya.
Selama ini penyaluran kredit Bank BRI memang didominasi untuk penyaluran ke sektor UMKM. Bahkan jumlahnya mencapai hingga 80 persen.
Hingga bulan Oktober 2012 sendiri penyaluran kredit Bank BRI Bandung mencapai hingga Rp 18 triliun. Angka tersebut sudah mendekati target penyaluran kredit tahun ini yang ditargetkan mencapai Rtp 18,5 triliun.
Dari Rp 18 triliun itu 80 persennya tersalurkan ke sektor UMKM termasuk wirausaha baru. Karena wirausaha baru sendiri kita masukan melalui program Kredit usaha rakyat.
"Tetapi khusus untuk program "studepreneur" itu kita masukan melalui program kemitraan dan bina lingkungan sehingga mereka mendapat fasilitas pinjaman yang murah," katanya. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Akibat dari belum optimalnya peran perbankan itu membuat para pelaku wirausaha baru menjadi lamban berkembang, kata Ina kepada wartawan disela acara peluncuran "Studepreneur" angkatan kedua di Kampus STIE Ekuitas di Bandung .
Ina mengatakan, selama ini akses pembiayaan menjadi salah satu kendala bagi para pelaku wirausaha baru, terlebih wirausaha tersebut baru lahir dan perlu mendapat dorongan pembiayaan dari perbankan.
"Dorongan perbankan sangat penting bagi wirausaha baru, karena bagaimana pun mereka sangat membutuhkan pembiayaan perbankan dalam mengembangkan usaha mereka," jelas Ina.
Dikatakan dia, wirausaha baru memang perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Tidak terkecuali dengan perbankan. Sehingga perkembangannya pun dapat berjalan secara optimal.
Saat ini pun STIE Ekuitas bekerja sama dengan Bank BRI dan Telkom berusaha mengembangkan wirausaha baru itu melalui program "studepreneur".
Seperti yang saat ini dilakukan melalui peluncuran "studepreneur" angkatan kedua. Dimana pada program tersebut pihaknya melakukan pelatihan dan inkubasi terhadap 45 orang mahasiswa yang memiliki usaha.
Para mahasiswa peserta "studepreneur" angkatan kedua berasal dari berbagai perguruan tinggi di jabar seperti dari STIE Ekuitas, UPI, Unpad, IM Telkom, Stisi Telkom, STEMBI dan lainnya.
"Para peserta 'studepreneur' ini akan dibina oleh Bank BRI dan Telkom selama tujuh bulan melalui proses inkubasi pelatihan kewirausahaan. Bahkan ke depannya mereka pun akan menjadi mitra binaan Bank BRI dan Telkom sehingga mereka menjadi lebih berkembang," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ina berharap program kerja sama tersebut bisa memberikan "value added" bagi mahasiswa yang berwirausaha, sehingga hal itu pun bisa menghasilkan para pengusaha yang handal serta mampu menjadi penggerak ekonomi bagi Jawa Barat.
"Ini sebagai langkah kita untuk mendorong gerakan kewirausahaan di jabar, kita harapkan jumlah wirausaha meningkat dan mencapai angka lebih dari 2 persen," katanya.
Hal senada pun diungkapkan wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Informasi dan Data Januar P Ruswita. Dikatakan dia, dukungan dunia perbankan terhadap pengembangan para wirausaha baru memang sangat diperlukan.
Sehingga hal tersebut bisa mendorong percepatan pengembangan ekonomi masyarakat. Dalam hal itu banyak yang perlu dilakukan pihak perbankan untuk mendorong pengembangan wirausaha baru.
Diantaranya dengan memberikan suku bunga yang rendah terhadap pembiayaan bagi wirausaha baru. Selain itu perbankan pun bisa membantu wirausaha baru melalui program kemitraan, ungkap dia.
"Tidak hanya itu saja, dalam masalah agunan pun perbankan perlu memberikan kemudahan. Karena wirausaha baru sendiri belum banyak yang memiliki agunan untuk pinjaman ke perbankan, tetapi kelayakan usaha dari wirausaha baru pun bisa menjadi agunannya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Pemimpin Wilayah Bank BRI Bandung Bambang Tribaroto mengatakan, selama ini Bank BRI berusaha mendorong para wirausaha baru. Seperti halnya pada "studepreneur" sekarang ini.
Terlebih Bank BRI pun tengah mencari para mitra binaan yang bisa mendorong pertumbuhan penyaluran kredit. Apalagi Bank BRI sendiri berkomitmen untuk mendorong para wirausaha baru dan UMKM.
"Kita sangat mendukung program seperti ini karena ke depannya mereka bisa menjadi mitra kerja kita dalam penyaluran kredit," katanya.
Selama ini penyaluran kredit Bank BRI memang didominasi untuk penyaluran ke sektor UMKM. Bahkan jumlahnya mencapai hingga 80 persen.
Hingga bulan Oktober 2012 sendiri penyaluran kredit Bank BRI Bandung mencapai hingga Rp 18 triliun. Angka tersebut sudah mendekati target penyaluran kredit tahun ini yang ditargetkan mencapai Rtp 18,5 triliun.
Dari Rp 18 triliun itu 80 persennya tersalurkan ke sektor UMKM termasuk wirausaha baru. Karena wirausaha baru sendiri kita masukan melalui program Kredit usaha rakyat.
"Tetapi khusus untuk program "studepreneur" itu kita masukan melalui program kemitraan dan bina lingkungan sehingga mereka mendapat fasilitas pinjaman yang murah," katanya. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012