Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 24 perairan Indonesia berpotensi mengalami gelombang tinggi hingga sangat tinggi mulai Kamis pagi pukul 07.00 WIB yang diprediksi akan terjadi sampai Jumat (26/8) pagi pukul 07.00 WIB.b

Berdasarkan data BMKG yang dilihat di Jakarta, Kamis dini hari, untuk area perairan dengan gelombang sangat tinggi yakni antara 4 meter hingga 6 meter, diprediksi akan terjadi di perairan Samudra Hindia Barat Aceh.

Sementara, perairan yang akan mengalami gelombang tinggi sekitar 2,5 meter hingga 4 meter, diprediksi akan terjadi di Perairan Utara Sabang; Perairan Barat Aceh; Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai; Perairan Bengkulu hingga Barat Lampung; Samudra Hindia Barat Nias hingga Lampung.

Kemudian Selat Sunda bagian Barat dan Selatan; Perairan Selatan Jawa; Perairan Selatan Bali hingga Sumbawa; Selat Bali - Lombok - Alas Bagian Selatan; Perairan Selatan Pulau Sumba; Perairan Pulau Sawu hingga Kupang Pulau Rote; Laut Sawu Bagian Selatan; Samudra Hindia Selatan Banten hingga NTT.

Perairan Manui hingga Kendari Bagian Timur; Perairan Banggai bagian Selatan; Teluk Tolo Bagian Timur; Perairan Wakatobi; Perairan Pulau Buru-Ambon-Seram bagian Selatan; Laut Banda; Perairan Selatan Kepulauan Sermata hingga Kepulaauan Tanimbar; Perairan Selatan Kepulauan Kai hingga Aru; serta perairan Laut Arafuru.

Sementara itu, area perairan Indonesia lainnya diprediksi akan mengalami gelombang sedang sekitar 1,25 meter sampai 2,5 meter.

Dengan keadaan seperti itu, BMKG meminta pelaku pelayaran memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran di mana untuk perahu nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tulis BMKG.

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut potensi bencana hidrometeorologi meningkat pada bulan Juli hingga September 2022.

"Potensi bencana juga semakin meningkat pada periode Juli, Agustus dan mungkin awal September nanti kita akan ada pergeseran, di mana pada waktu yang bersamaan kita akan mengalami baik itu hidrometeorologi basah, banjir banjir bandang tanah longsor, sekaligus juga hidrometeorologi kering, kebakaran hutan dan kekeringan," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam disaster briefing daring diikuti di Jakarta, Senin.

Potensi tersebut, kata Abdul, sudah mulai terlihat dari dari data BNPB pada 18-24 Juli 2022. Dia menjelaskan jika di minggu sebelumnya frekuensi banjir masih lebih besar daripada kebakaran hutan kekeringan, justru di minggu ini mulai bergeser dengan frekuensi kejadian kebakaran hutan lebih sering daripada banjir.

Masyarakat diminta tetap siaga dan waspada di daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan, juga pada daerah-daerah yang rawan banjir.

BNPB secara frekuentatif atau secara berkala mengirimkan pesan-pesan kesiapsiagaan peringatan dini dan upaya-upaya mitigasi yang harus dilakukan kepada pemerintah daerah.

Namun Abdul mengatakan hal yang paling penting sebenarnya adalah kesiapsiagaan masyarakat. Misalnya pada masyarakat yang berada di sepanjang aliran sungai, atau masyarakat yang bertempat tinggal di daerah-daerah yang dekat dengan tebing dengan kecuraman yang tinggi.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: 24 perairan diprediksi alami gelombang tinggi-sangat tinggi

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022