Emas merosot tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menghentikan keuntungan selama lima hari berturut-turut setelah dolar AS yang lebih kuat menghalangi kenaikan logam kuning ini menuju level psikologis 1.800 dolar per ounce.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 13,30 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada 1.776,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, emas sempat menembus level psikologis 1.800 dolar AS di 1.804,95 dolar AS per ounce.

Emas berjangka terdongkrak 2,0 dolar AS atau 0,11 persen menjadi 1.789,70 dolar AS pada Selasa (3/8/2022), setelah menguat 5,9 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.787,70 dolar AS pada Senin (1/8/2022), dan terangkat 12,6 dolar AS atau 0,71 persen menjadi 1,781,80 dolar AS pada Jumat (29/7/2022).

Emas merosot karena indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang dipimpin oleh euro, mencapai tertinggi satu minggu di hampir 106,7, rebound dari level terendah tiga minggu di 104,9 pada Selasa (2/8/2022).

Dolar mendapatkan kembali kekuatannya setelah pernyataan beberapa kepala regional Federal Reserve seperti James Bullard dari St. Louis, Mary Daly dari San Francisco dan Loretta Mester dari Cleveland dalam beberapa hari terakhir bahwa bank sentral belum selesai menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang tetap bercokol di tertinggi empat dekade.

Kepala Fed San Francisco mengatakan pada Rabu (3/8/2022) bahwa Amerika Serikat dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut jika perlu, karena ekonomi tidak menghadapi risiko 'Resesi Hebat' lainnya.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022