Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat siap mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengimbau aturan penyaluran daging kurban tidak menggunakan kantong plastik pada Idul Adha 1443 Hijriah agar tidak menimbulkan sampah plastik.
"Sudah kita imbau sejak beberapa tahun lalu bahwa pembagian daging kurban diupayakan tidak memakai kantong plastik," kata Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Bogor Dedie A Rachim usai mengikuti upacara peringatan HUT ke-76 Bhayangkara di Mapolresta Bogor, Selasa.
Baca juga: Kejati Jabar siapkan 17 JPU untuk sidang DS
Ia menyampaikan Pemkot Bogor memiliki peraturan serupa pada tahun 2019, yakni surat imbauan Nomor : 658.1/1866-DLH, perihal Imbauan Kurban Tanpa Kantong Plastik, yang ditandatangani Wali Kota Bogor Bima Arya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Sudah kita imbau sejak beberapa tahun lalu bahwa pembagian daging kurban diupayakan tidak memakai kantong plastik," kata Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Bogor Dedie A Rachim usai mengikuti upacara peringatan HUT ke-76 Bhayangkara di Mapolresta Bogor, Selasa.
Baca juga: Kejati Jabar siapkan 17 JPU untuk sidang DS
Ia menyampaikan Pemkot Bogor memiliki peraturan serupa pada tahun 2019, yakni surat imbauan Nomor : 658.1/1866-DLH, perihal Imbauan Kurban Tanpa Kantong Plastik, yang ditandatangani Wali Kota Bogor Bima Arya.
Ia menyebutkan panitia kurban bisa menggantikan kantong plastik dengan bahan alami seperti daun pisang, besek atau wadah anyaman dari bambu atau bisa membawa wadah sendiri.
KLHK kembali menerbitkan Surat Edaran Menteri LHK Nomor SE.4/MENLHK/PSLB3/PLB.2/6/2022 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah Plastik, mengingat potensi peningkatan timbulan sampah plastik dalam pembagian daging kurban tersebut.
Pemkot Bogor telah menerbitkan Perwali No 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan Kantong Plastik di Pusat Perbelanjaan dan Toko Ritel Modern, juga membuat surat perihal imbauan kurban tanpa kantong plastik pada tahun 2019.
Dalam surat tersebut, Wali Kota meminta seluruh panitia pelaksana kurban agar menjaga dan mengendalikan kebersihan lingkungan di tempat penampungan, penjualan, dan pemotongan hewan kurban.
Pendistribusian hasil pemotongan hewan kurban pun tidak menggunakan kantong plastik hitam atau kantong plastik sekali pakai sebagai wadah daging kurban.
Pembungkus daging harus ramah lingkungan atau membawa wadah sendiri yang terbuat dari bahan ramah lingkungan saat mengambil daging kurban, serta mengelola limbah setelah pelaksanaan kurban.
"Di Bogor kan ada besek, ada berbagai macam produk ramah lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk mendistribusikan hewan kurban," kata Dedie.
Atasi PMK
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim meminta semua unsur untuk terus menggencarkan edukasi cara mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada masyarakat, khususnya perternak, serta cara pembelian hewan kurban yang aman menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Masyarakat harus diberi edukasi terkait dengan kondisi dan bagaimana cara mengatasinya. Perlu diberi informasi pula bagaimana masyarakat bisa membeli hewan kurban," kata Dedie.
Ia menyampaikan pemerintah bersama dengan unsur terkait akan terus melakukan berbagai langkah, salah satunya mengedukasi masyarakat terhadap PMK secara lebih memadai dan dipahami.
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor mencatat hingga Selasa (21/6) telah ada 184 sapi di daerahnya terpapar PMK dan telah dua sapi di antaranya mati,
Dari 184 sapi yang terkena PMK itu, terdapat 130 sapi berada di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 54 sapi berada di lingkungan rumah pemotongan hewan (RPH) Bubulak.
Sebanyak 77 sapi telah dinyatakan sembuh, terdiri dari 30 sapi di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 47 sapi di RPH Bubulak. Sementara sapi yang mati ada dua. satu sapi berada di RPH Bubulak dan satu sapi berada di penggemukan masyarakat.
Baca juga: Wakil Gubernur Jawa Barat minta warga hati-hati dengan jalur haji furoda
Atasi PMK
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim meminta semua unsur untuk terus menggencarkan edukasi cara mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada masyarakat, khususnya perternak, serta cara pembelian hewan kurban yang aman menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Masyarakat harus diberi edukasi terkait dengan kondisi dan bagaimana cara mengatasinya. Perlu diberi informasi pula bagaimana masyarakat bisa membeli hewan kurban," kata Dedie.
Ia menyampaikan pemerintah bersama dengan unsur terkait akan terus melakukan berbagai langkah, salah satunya mengedukasi masyarakat terhadap PMK secara lebih memadai dan dipahami.
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor mencatat hingga Selasa (21/6) telah ada 184 sapi di daerahnya terpapar PMK dan telah dua sapi di antaranya mati,
Dari 184 sapi yang terkena PMK itu, terdapat 130 sapi berada di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 54 sapi berada di lingkungan rumah pemotongan hewan (RPH) Bubulak.
Sebanyak 77 sapi telah dinyatakan sembuh, terdiri dari 30 sapi di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 47 sapi di RPH Bubulak. Sementara sapi yang mati ada dua. satu sapi berada di RPH Bubulak dan satu sapi berada di penggemukan masyarakat.
Baca juga: Wakil Gubernur Jawa Barat minta warga hati-hati dengan jalur haji furoda
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022