Klinik Pratama Rahmat terletak di tepi jalan tepatnya di Desa Sindangmekar, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, itu cukup ramai dikunjungi warga yang akan berobat, mereka antre menunggu giliran diperiksa.

Satu per satu warga, kemudian dipanggil oleh petugas sesuai dengan nomor urut masing-masing, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis.

Klinik Pertama Rahmat didirikan pada tahun 2016 lalu, oleh Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Mamat Rahmatullah bersama istri, karena merasa terketuk untuk membantu warga kurang mampu.

Kini klinik tersebut sudah mempunyai beberapa pelayanan kesehatan, dan membuka praktik dokter umum, serta gigi.

Pak Bhabin Mamat sapaannya merupakan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Suci, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, yang bertugas di bawah naungan hukum Polres Cirebon Kota.

Ia bergabung menjadi anggota Polri sejak tahun 2006 lalu, setelah dinyatakan lulus pendidikan. Tugas sebagai anggota Polri, membuat dirinya sering berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai kalangan, baik yang mampu maupun kesulitan ekonomi.
"Layanan kesehatan gratis ini saya dan istri berikan kepada warga tidak mampu," kata Pak Bhabin Bripka Mamat sambil menunjukkan ruangan di Klinik Pratama Rahmat yang berada di Desa Sindangmekar, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

Layanan gratis

Klinik Pratama Rahmat yang dimiliki Bripka Mamat, tidak mematok biaya untuk pengobatannya, semua sesuai kemampuan pasien, bahkan ketika warga yang datang berobat mengaku
kurang mampu, maka dipastikan gratis.



                           
Warga antre saat akan berobat di Klinik Pratama Rahmat di Cirebon, Jawa Barat, Senin (13/6/2022). (FOTO ANTARA/Khaerul Izan)



Bahkan kata Bripka Mamat, ada beberapa warga yang memaksa membayar pengobatannya menggunakan hasil pertanian, seperti ubi, jagung, padi dan lainnya.

Semua itu diterima semata-mata, agar warga tidak terbebani, namun yang terpenting bagi dirinya adalah kesehatan warga.

Apalagi untuk warga yang sudah lanjut usia, karena jarak antara desanya dengan pelayanan kesehatan cukup jauh, dan membutuhkan biaya lebih, sehingga diharapkan Klinik Pratama Rahmat dapat menjadi alternatif berobat bagi warga lansia, karena di Klinik itu selain gratis, juga menerima pasien BPJS dan Umum.

Layanan kesehatan gratis bukan hanya diberikan kepada warga sekitar saja yang kurang mampu, akan tetapi ia sudah bekerja sama dengan salah satu pondok pesantren salaf, untuk menggratiskan semua pengobatan santri dan ustadznya.
Itu semua dilakukan, agar pelayanan kesehatan bisa dirasakan oleh semua kalangan, apalagi para santri salaf itu rerata kurang mampu dari segi ekonomi.

"Bukan hanya warga sekitar saja, kami juga memberikan layanan kesehatan gratis bagi para santri," kata Bripka Mamat.

Tidak hanya pengobatan saja, pihaknya bersama istri yang merupakan seorang dokter umum, juga sering memberikan pelatihan kesehatan bagi santri salaf, terutama untuk pertolongan pertama.

Karena, kata dia, para santri itu rentan terserang penyakit, terutama kulit, batuk pilek, dan diare, sehingga mereka harus mempunyai bekal cukup untuk pertolongan pertama, sebelum selanjutnya dibawa ke dokter maupun rumah sakit.

"Kami juga menyediakan obat-obatan, yang langsung didistribusikan ke Pondok Pesantren," katanya.

Dirikan PKBM

Bripka Mamat tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan gratis saja, namun juga mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang diberi nama Yayasan Akbar Bintang Rahmatullah. PKBM tersebut didirikan pada tahun 2019 silam, lantaran Bripka Mamat merasa prihatin ketika melihat banyak anak-anak terutama di wilayahnya bertugas, putus sekolah.
Mereka tidak mendapatkan pendidikan formal yang seharusnya didapatkan oleh anak-anak seusianya, hal itu dikarenakan tidak ada biaya.

Kondisi tersebut membuat ia memutuskan membangun PKBM yang nantinya anak-anak bisa mendapatkan ijazah melalui kejar paket, dengan setara SD, SLTP, dan SMA.

Semua itu dilakukan, agar mereka dapat merasakan pendidikan, dan PKBM yang didirikannya pun lagi-lagi gratis bagi warga kurang mampu.

"Saya bertugas di Kecamatan Mundu, dan kebanyakan anak-anak putus sekolah, di sini saya merasa terpanggil untuk membantu mereka dengan mendirikan PKBM," katanya sambil menunjukkan hasil kreasi siswa PKBM berupa lemari kayu.

Mamat mengatakan, setelah mereka mendapatkan ijazah, maka yang diperlukan adalah skil atau ketrampilan, agar bisa diterima di dunia kerja saat ini.

Untuk itu, pihaknya memberikan pelatihan gratis seperti pengelasan, pembuatan furnitur, dan juga servis mesin penyejuk udara atau AC.
Semua itu, menurut dia , dilakukan untuk membantu warga kurang mampu yang membutuhkan keterampilan, dan diharapkan bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

"Ini semua merupakan bentuk pengabdian saya sebagai anggota Polri kepada negara," katanya.

Apresiasi

Atas dedikasinya, Bripka Mamat juga mendapatkan apresiasi dari atasannya langsung, karena dinilai telah berdedikasi dengan mendirikan Klinik Pratama Rahmat untuk pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat sekitar.

"Yang dilakukan oleh Bripka Mamat ini sangat bermanfaat bagi masyarakat," kata Kapolres Cirebon Kota AKBP Fahri Siregar saat berkunjung ke Klinik Pertama Rahmat.

Fahri mengatakan, inovasi yang dilakukan oleh Bripka Mamat, sangat bermanfaat dan ini yang perlu terus didukung, guna melayani masyarakat baik di dalam bertugas maupun luar tugas.

Menurutnya Bripka Mamat memang pantas mendapatkan apresiasi tinggi, hal ini untuk mendorong anggota lainnya, agar bisa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Untuk itu lanjut Fahri, pihaknya sudah melaporkan kepada pimpinan, agar bisa memberikan apresiasi dan penghargaan.

"Kami sudah laporkan kegiatan Bripka Mamat kepada pimpinan, diharapkan nanti bisa mendapatkan apresiasi dan 'reward'," tuturnya.

Apresiasi memang sangat pantas diberikan kepada seorang petugas yang sudah memberikan pelayanan lebih, meskipun itu bukanlah tupoksi dari yang bersangkutan.

Bripka Mamat menjadi salah satu contoh dari anggota Polri yang berdedikasi, dan bisa dijadikan inspirasi bagi semua masyarakat, bukan hanya Polri, karena banyak warga yang masih membutuhkan uluran tangan orang baik di negeri ini.

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022