Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Jawa Barat menyatakan dua warga Depok yang terkonfirmasi kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.5 sudah dinyatakan sembuh.

"Alhamdulillah, sudah selesai isolasi dan kembali beraktivitas," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati dalam keterangannya, Kamis.

Mary menjelaskan, kedua warga tersebut menjalani isolasi di RS wilayah Jakarta. Kedua warga tersebut menjalani isolasi di RS karena mengalami gejala demam dan sakit tenggorokan.

Menurut dia, kontak erat dari dua warga itu juga sudah dilakukan testing. Berdasarkan hasil uji usap kontak erat menunjukkan hasil negatif.

Mary pun berpesan kepada warga di Kota Depok untuk terus menerapkan protokol kesehatan (prokes). Selain itu juga melengkapi vaksinasi COVID-19 hingga dosis ketiga.

"Tetap jalankan prokes dan lengkapi vaksinasi COVID-19 hingga dosis ketiga atau booster," jelasnya.
Sebelumnya dua warga yang berdomisili di Kota Depok, positif tertular subvarian Omicron BA.5. Satu warga yang terkonfirmasi tersebut, tertular Omicron BA.5 usai melakukan perjalanan ke Bali dan satu warga lagi bekerja di rumah sakit (RS).

Kedua warga ini merasakan gejala demam dan sakit tenggorokan. Kemudian melakukan tes usap PCR dan hasilnya positif COVID-19.

Dikatakannya satu warga sepekan sebelum merasakan gejala setelah melakukan perjalanan ke Bali. Lalu satu warga lagi bekerja di RS, sehingga berada di wilayah risiko tinggi terpapar COVID-19.

"Anggota keluarga yang melakukan kontak erat sudah diusap dan hasilnya negatif," kata Mary.



20 pasien sembuh

Sementara itu Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan 20 pasien terkonfirmasi positif subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia telah seluruhnya dinyatakan sembuh secara medis.

"Seluruhnya mengalami gejala ringan, kecuali satu orang pasien perempuan umur 20 tahun di Jakarta ada keluhan sesak napas, sehingga masuk kategori sakit sedang," kata Mohammad Syahril dalam dialog "Awas, Omicron kembali mengintai Indonesia" yang disiarkan secara virtual dan diikuti dari YouTube FMB9 di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan sampai dengan 14 Juni 2022 total kasus BA.4 dan BA.5 yang telah diidentifikasi mencapai 20 kasus, terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5.

Berdasarkan domisili, kata Syahril, tiga warga negara asing (WNA) berada di Bali dan sisanya adalah Warga Negara Indonesia (WNI) masing-masing di Banten satu orang, Jakarta empat orang, Jawa Barat 12 orang. Sebagian pasien ada yang belum menerima suntikan dosis booster atau penguat.

"Sebanyak delapan orang adalah pasien laki-laki dan 12 lainnya pasien perempuan.
Yang dirawat inap satu orang dan rawat jalan 19 orang," katanya. Berdasarkan tingkat keparahannya, kata Syahril, sebanyak 16 bergejala ringan dan empat lainnya tidak bergejala. "Kasus di Jawa Barat merupakan klaster di keluarga sebanyak tiga klaster," ujarnya.

Menurut Syahril, per hari ini seluruh pasien tersebut telah dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan.

Syahril mengatakan Kemenkes masih mengumpulkan laporan dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) dari lima provinsi yang sedang mengalami tren kenaikan kasus untuk melacak transmisi virus dari pasien sembuh tersebut. Provinsi yang dimaksud adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Syahril, pemerintah berkewajiban memeriksa WGS agar seluruh pasien COVID-19 yang meningkat saat ini terpapar subvarian baru atau varian lama.

"Itu dilakukan WGS untuk pastikan apakah pasien itu sudah semuanya subvarian BA.4, BA.5 atau campuran," katanya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022