Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) mendata 13 sapi perah mati akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Kita tidak diam, dari 23 Mei sudah mengantisipasi adanya PMK itu. Di Jonggol kejadian ramai sampai petugas yang mengamankan kewalahan," ungkap Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan usai rapat koordinasi penanganan PMK di Cibinong, Bogor, Senin.

13 ekor sapi perah yang mati karena PMK itu terdiri dari 2 induk dan 11 anak. Di samping itu ada 17 sapi perah lainnya yang terpaksa dipotong agar bisa dikonsumsi sebelum mati akibat menderita PMK.

Pemkab Bogor mencatat hingga 10 Juni 2022, sebanyak 753 hewan ternak yang terkena PMK, terdiri dari 524 sapi perah dan 229 sapi potong. Sedangkan 182 hewan ternak berhasil sembuh, terdiri dari 39 sapi perah dan 143 sapi potong.

Sebanyak 474 hewan ternak yang terpapar PMK dan sedang proses pengobatan terdiri dari 455 sapi perah dan 19 sapi potong.

Iwan menyebutkan hewan yang memiliki risiko tinggi tertular PMK yaitu jenis sapi perah dengan jumlah populasi 2.433  sapi perah. Kondisi tersebut membuat penurunan produksi susu sapi dengan rata-rata 15-85 persen per ekor dampak dari penyebaran PMK.

Plt Bupati Bogor mengaku sudah mengusulkan penggunaan Belanja Tak Terduga (BTT) anggaran daerah sekitar Rp551 juta untuk keperluan operasional dan obat-obatan hewan ternak untuk yang terjangkit PMK. 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Bogor catat 13 sapi mati karena PMK

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022