Pengusaha asal Iran pemilik Everton Farhad Moshiri menyampaikan permintaan maafnya kepada para suporter setelah tim mereka harus bersusah payah menghindari degradasi dari Liga Premier Inggris pada musim lalu.
Everton dengan perjuangan gogih berusaha menghindari degradasi hingga berhasil mengamankan posisinya hanya tiga hari sebelum hari laga penutupan musim 2021-22.
Memainkan laga tunda pekan ke-33 melawan Crystal Palace, Everton bangkit dari ketertinggalan dua gol dan meraih kemenangan penting 3-2 pada 19 Mei lalu untuk memastikan diri aman dari ancaman degradasi.
Everton menutup musim dengan kekalahan telak 1-5 melawan Arsenal dan finis di urutan ke-16 dengan raihan 39 poin atau hanya empat poin dari zona merah.
Dalam surat terbukanya kepada Evertonian yang disiarkan situs resmi klub pada Kamis, Moshiri meminta maaf atas performa Everton yang kurang prima sepanjang musim 2021-22 meski akhirnya berhasil melanjutkan penampilan di kasta tertinggi Inggris untuk musim ke-69.
"Kesalahan telah dilakukan dan untuk itu saya ingin meminta maaf kepada Anda semua. (Musim) ini belum cukup baik dan kami perlu melakukan yang lebih baik," tulis Moshiri dalam surat terbuka itu.
"Kalian semua telah memberikan dukungan luar biasa yang membantu kami melewati batas saat kami begitu membutuhkannya, dan kami harus membalas dukungan itu serta menunjukkan bahwa pelajaran telah dipetik," tambahnya dalam surat yang sama.
Moshiri menegaskan bahwa ia dan jajaran manajemen berkomitmen untuk menghadirkan kesuksesan bagi Everton serta mengingatkan proyek stadion baru yang rencananya akan dibangun di area pelabuhan Bramley-Moore, Liverpool.
Kendati demikian pengusaha berusia 67 tahun itu mengaku proyek stadion tersebut tidak akan cukup untuk mewujudkan target jangka panjangnya bersama klub, kecuali ada komitmen nyata untuk menghindari berulangnya kesalahan yang sama.
Moshiri juga menyebut bahwa penunjukan manajer Frank Lampard sejak 31 Januari menggantikan Rafa Benitez yang dipecat dua pekan sebelumnya sebagai langkah strategis tepat.
"Dia kandidat luar biasa yang dihasilkan proses kuat dan jelas, menunjukkan kemampuannya untuk memadukan keahlian teknis dengan semangat, kecerdasan, kerendahan hati, dan sejalan dengan nilai-nilai klub kita," kata Moshiri.
Meski disebut sukses dan The Toffees berakhir menghindari ancaman degradasi, raihan Lampard sebetulnya tidak terlalu mentereng dibandingkan Rafa Benitez.
Ketika Benitez dipecat, Everton berada di urutan ke-15 klasemen dan terpaut enam poin dari zona degradasi. Sedangkan Lampard justru membuat Everton berakhir turun satu strip dan hanya punya jarak empat poin dari zona degradasi.
Di sisi lain, Moshiri juga mengungkapkan rasa terima kasih atas kepedulian serta dukungan para suporter Everton bagi bek sayap mereka Vitalii Mykolenko yang negaranya, Ukraina, menjadi sasaran invasi militer Rusia sejak pengujung Februari.
Moshiri menyampaikan bahwa Everton telah menyampaikan kontribusi untuk Aksi Kemanusiaan Ukraina dan pihaknya menawarkan pertandingan persahabatan melawan klub Ukraina Dynamo Kiev di Goodison Park untuk menggalang dana dalam waktu dekat.
Lampard menangis
Sebelumnya, Manajer Everton Frank Lampard hampir menangis saat peluit akhir berbunyi ketika timnya melakukan pembalikan yang dramatis untuk menang 3-2 melawan Crystal Palace di Goodison Park pada Kamis malam waktu setempat yang memastikan mereka tetap di Liga Premier musim depan.
Lampard menyebut kemenangan itu "salah satu momen terbesar dalam kehidupan sepak bola saya" ketika Everton bangkit setelah tertinggal dua gol pada babak pertama untuk berbalik menang berkat sundulan Dominic Calvert-Lewin lima menit sebelum laga berakhir.
Mereka kini menjalani pertandingan terakhir melawan Arsenal pada Minggu pekan ini dengan sudah terlepasnya beban besar yang sebelum ini menghimpit mereka.
“Dalam karier saya, saya beruntung memiliki masa-masa yang luar biasa, terutama di Chelsea sebagai pemain dan pelatih,” kata Lampard. “Tetapi ketika Anda merasakan keputusasaan yang diakibatkan dari degradasi, itu sungguh hal yang berbeda."
"Anda harus terus menggali dan itu sulit. Datang ke sini (ke Everton) tiga bulan lalu bersama staf saya yang luar biasa, orang-orang positif yang bekerja sangat keras untuk berusaha mengubah banyak hal, dan kemudian ditanggapi para pemain dan penggemar... Klub ini spesial dan malam ini saya sangat bangga menjadi manajer Everton."
Lampard merayakan dengan sangat gembira begitu peluit terakhir dibunyikan dan kemudian bersama para penggemar di tribun saat para pendukung berduyun-duyun ke lapangan Goodison Park untuk merayakan keberhasilan tersebut.
"Saya sempat mengira bakal menangis," kata dia sebelum membela sikap penggemar Everton yang memasuki lapangan.
"Tidak ada yang boleh mempertanyakan selebrasi akhir malam ini. Orang-orang bisa dengan gampang berkata, 'Kan, klub ini tak memenangi apa-apa'. Tapi datang dan bekerja bersama klub ini selama beberapa bulan, lihat betapa berartinya bagi orang-orang untuk tetap bertahan di liga ini."
"Lihat karakter yang ditunjukkan tim ini. Penggemar telah mendorong kami mengeluarkan terbaiknya, itu sudah pasti. Mereka lebih dari pemain ke-12 dan para pemain juga memainkan peran mereka."
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Everton susah payah hindari degradasi, pemilik minta maaf
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Everton dengan perjuangan gogih berusaha menghindari degradasi hingga berhasil mengamankan posisinya hanya tiga hari sebelum hari laga penutupan musim 2021-22.
Memainkan laga tunda pekan ke-33 melawan Crystal Palace, Everton bangkit dari ketertinggalan dua gol dan meraih kemenangan penting 3-2 pada 19 Mei lalu untuk memastikan diri aman dari ancaman degradasi.
Everton menutup musim dengan kekalahan telak 1-5 melawan Arsenal dan finis di urutan ke-16 dengan raihan 39 poin atau hanya empat poin dari zona merah.
Dalam surat terbukanya kepada Evertonian yang disiarkan situs resmi klub pada Kamis, Moshiri meminta maaf atas performa Everton yang kurang prima sepanjang musim 2021-22 meski akhirnya berhasil melanjutkan penampilan di kasta tertinggi Inggris untuk musim ke-69.
"Kesalahan telah dilakukan dan untuk itu saya ingin meminta maaf kepada Anda semua. (Musim) ini belum cukup baik dan kami perlu melakukan yang lebih baik," tulis Moshiri dalam surat terbuka itu.
"Kalian semua telah memberikan dukungan luar biasa yang membantu kami melewati batas saat kami begitu membutuhkannya, dan kami harus membalas dukungan itu serta menunjukkan bahwa pelajaran telah dipetik," tambahnya dalam surat yang sama.
Moshiri menegaskan bahwa ia dan jajaran manajemen berkomitmen untuk menghadirkan kesuksesan bagi Everton serta mengingatkan proyek stadion baru yang rencananya akan dibangun di area pelabuhan Bramley-Moore, Liverpool.
Kendati demikian pengusaha berusia 67 tahun itu mengaku proyek stadion tersebut tidak akan cukup untuk mewujudkan target jangka panjangnya bersama klub, kecuali ada komitmen nyata untuk menghindari berulangnya kesalahan yang sama.
Moshiri juga menyebut bahwa penunjukan manajer Frank Lampard sejak 31 Januari menggantikan Rafa Benitez yang dipecat dua pekan sebelumnya sebagai langkah strategis tepat.
"Dia kandidat luar biasa yang dihasilkan proses kuat dan jelas, menunjukkan kemampuannya untuk memadukan keahlian teknis dengan semangat, kecerdasan, kerendahan hati, dan sejalan dengan nilai-nilai klub kita," kata Moshiri.
Meski disebut sukses dan The Toffees berakhir menghindari ancaman degradasi, raihan Lampard sebetulnya tidak terlalu mentereng dibandingkan Rafa Benitez.
Ketika Benitez dipecat, Everton berada di urutan ke-15 klasemen dan terpaut enam poin dari zona degradasi. Sedangkan Lampard justru membuat Everton berakhir turun satu strip dan hanya punya jarak empat poin dari zona degradasi.
Di sisi lain, Moshiri juga mengungkapkan rasa terima kasih atas kepedulian serta dukungan para suporter Everton bagi bek sayap mereka Vitalii Mykolenko yang negaranya, Ukraina, menjadi sasaran invasi militer Rusia sejak pengujung Februari.
Moshiri menyampaikan bahwa Everton telah menyampaikan kontribusi untuk Aksi Kemanusiaan Ukraina dan pihaknya menawarkan pertandingan persahabatan melawan klub Ukraina Dynamo Kiev di Goodison Park untuk menggalang dana dalam waktu dekat.
Lampard menangis
Sebelumnya, Manajer Everton Frank Lampard hampir menangis saat peluit akhir berbunyi ketika timnya melakukan pembalikan yang dramatis untuk menang 3-2 melawan Crystal Palace di Goodison Park pada Kamis malam waktu setempat yang memastikan mereka tetap di Liga Premier musim depan.
Lampard menyebut kemenangan itu "salah satu momen terbesar dalam kehidupan sepak bola saya" ketika Everton bangkit setelah tertinggal dua gol pada babak pertama untuk berbalik menang berkat sundulan Dominic Calvert-Lewin lima menit sebelum laga berakhir.
Mereka kini menjalani pertandingan terakhir melawan Arsenal pada Minggu pekan ini dengan sudah terlepasnya beban besar yang sebelum ini menghimpit mereka.
“Dalam karier saya, saya beruntung memiliki masa-masa yang luar biasa, terutama di Chelsea sebagai pemain dan pelatih,” kata Lampard. “Tetapi ketika Anda merasakan keputusasaan yang diakibatkan dari degradasi, itu sungguh hal yang berbeda."
"Anda harus terus menggali dan itu sulit. Datang ke sini (ke Everton) tiga bulan lalu bersama staf saya yang luar biasa, orang-orang positif yang bekerja sangat keras untuk berusaha mengubah banyak hal, dan kemudian ditanggapi para pemain dan penggemar... Klub ini spesial dan malam ini saya sangat bangga menjadi manajer Everton."
Lampard merayakan dengan sangat gembira begitu peluit terakhir dibunyikan dan kemudian bersama para penggemar di tribun saat para pendukung berduyun-duyun ke lapangan Goodison Park untuk merayakan keberhasilan tersebut.
"Saya sempat mengira bakal menangis," kata dia sebelum membela sikap penggemar Everton yang memasuki lapangan.
"Tidak ada yang boleh mempertanyakan selebrasi akhir malam ini. Orang-orang bisa dengan gampang berkata, 'Kan, klub ini tak memenangi apa-apa'. Tapi datang dan bekerja bersama klub ini selama beberapa bulan, lihat betapa berartinya bagi orang-orang untuk tetap bertahan di liga ini."
"Lihat karakter yang ditunjukkan tim ini. Penggemar telah mendorong kami mengeluarkan terbaiknya, itu sudah pasti. Mereka lebih dari pemain ke-12 dan para pemain juga memainkan peran mereka."
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Everton susah payah hindari degradasi, pemilik minta maaf
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022