ANTARAJAWABARAT.com,15/6 - Harga minyak naik di perdagangan Asia, Jumat, setelah OPEC mempertahankan kuota produksi minyak mentahnya tidak berubah dan berjanji untuk menghilangkan kelebihan produksi, kata analis.

Pasar juga didukung oleh harapan bahwa Federal Reserve AS akan
melangkah dengan langkah-langkah stimulus baru untuk meningkatkan perekonomian terbesar di dunia itu.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, naik 68 sen menjadi 84,59 dolar AS per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 76 sen menjadi 97,93 dolar AS pada sore hari.

"Harga minyak naik karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) setuju untuk mempertahankan pagu produksi minyaknya secara kolektif tidak berubah ... 30 juta barel per hari (bph)," kata Phillip Futures dalam sebuah komentar pasar.

Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah El-Badri mengatakan, negara anggota telah diminta untuk memangkas produksi dengan total 1,6 juta barel per hari guna memenuhi pagu produksi kelompok 30 juta barel per hari yang disepakati Desember lalu.

"Mereka tahu mereka memproduksi 31,6 juta barel per hari dan mereka telah diminta untuk mengurangi yang 1,6," kata El-Badri di Wina, Kamis, dimana pertemuan OPEC digelar.

"Negara-negara yang berpartisipasi dalam 1,6 (juta barel per hari), kita tidak akan menyebutkan mereka, mereka akan kembali ke 30 juta barel per hari. Mereka setuju. Ini adalah keputusan kolektif," katanya.

Investor berharap bahwa data AS terbaru yang lemah dapat mendorong putaran baru langkah-langkah stimulus oleh Federal Reserve untuk meningkatkan pertumbuhan.

Data pemerintah AS yang dirilis Kamis, menunjukkan klaim baru untuk manfaat pengangguran naik 6.000 menjadi 386.000 minggu lalu, membangun tren yang mengkhawatirkan dalam laju PHK.

Data yang dirilis awal pekan ini, menunjukkan penjualan ritel AS jatuh untuk kedua bulan berturut-turut.

"Pembicaraan di lantai perdagangan berkembang bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan sangat diperlukan untuk mencoba mendapatkan kembali ekonomi AS ke jalurnya," kata Justin Harper, ahli strategi pasar di IG Markets Singapura.

antara

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012