Harga emas tergelincir dari level tertinggi lebih dari delapan bulan yang dicapai di awal sesi perdagangan Asia pada Senin pagi, karena permintaan safe-haven berkurang setelah presiden AS setuju untuk bertemu dengan mitranya dari Rusia terkait krisis Ukraina.
Emas di pasar spot melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.893,80 dolar AS per ounce pada pukul 01.39 GMT, mundur dari 1.908,02 dolar AS - tertinggi sejak 3 Juni dicapai di awal sesi. Sementara itu, emas berjangka AS stabil diperdagangkan di 1.898,60 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas lanjut naik di atas 1.900 dolar di Asia, krisis Ukraina meningkat
Presiden AS Joe Biden pada prinsipnya telah menerima rencana pertemuan puncak dengan Rusia Vladimir Putin mengenai krisis Ukraina setelah menteri luar negeri kedua negara bertemu minggu depan, dan jika invasi tidak terjadi, Gedung Putih mengatakan pada Minggu (20/2/2022).
Rusia akan memperpanjang latihan militer di Belarus yang akan berakhir pada Minggu (20/2/2022), kementerian pertahanan Belarusia mengumumkan, menambah ketegangan yang meningkat ketika gambar satelit muncul untuk menunjukkan penempatan baru kendaraan lapis baja dan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
Potensi invasi ke Ukraina oleh negara tetangga Rusia akan dirasakan di sejumlah pasar, dari harga gandum dan energi serta obligasi dolar negara kawasan hingga aset safe-haven dan pasar saham.
Di tempat lain, aktivitas manufaktur Jepang berkembang di laju paling lambat dalam lima bulan pada Februari karena produksi berkontraksi.
Para pembeli di pusat utama Asia itu menunda pembelian emas fisik pekan lalu karena reli harga di tengah meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina, mendorong dealer India untuk menawarkan diskon tertinggi dalam hampir tujuh bulan.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 23,79 dolar AS per ounce, platinum naik 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 1.070,29 dolar AS per ounce dan paladium datar diperdagangkan di 2.346,80 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas tembus 1.900 dolar, seiring meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina
Baca juga: Harga emas dekati tertinggi 8-bulan, risalah Fed yang "dovish" tekan dolar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Emas di pasar spot melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.893,80 dolar AS per ounce pada pukul 01.39 GMT, mundur dari 1.908,02 dolar AS - tertinggi sejak 3 Juni dicapai di awal sesi. Sementara itu, emas berjangka AS stabil diperdagangkan di 1.898,60 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas lanjut naik di atas 1.900 dolar di Asia, krisis Ukraina meningkat
Presiden AS Joe Biden pada prinsipnya telah menerima rencana pertemuan puncak dengan Rusia Vladimir Putin mengenai krisis Ukraina setelah menteri luar negeri kedua negara bertemu minggu depan, dan jika invasi tidak terjadi, Gedung Putih mengatakan pada Minggu (20/2/2022).
Rusia akan memperpanjang latihan militer di Belarus yang akan berakhir pada Minggu (20/2/2022), kementerian pertahanan Belarusia mengumumkan, menambah ketegangan yang meningkat ketika gambar satelit muncul untuk menunjukkan penempatan baru kendaraan lapis baja dan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
Potensi invasi ke Ukraina oleh negara tetangga Rusia akan dirasakan di sejumlah pasar, dari harga gandum dan energi serta obligasi dolar negara kawasan hingga aset safe-haven dan pasar saham.
Di tempat lain, aktivitas manufaktur Jepang berkembang di laju paling lambat dalam lima bulan pada Februari karena produksi berkontraksi.
Para pembeli di pusat utama Asia itu menunda pembelian emas fisik pekan lalu karena reli harga di tengah meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina, mendorong dealer India untuk menawarkan diskon tertinggi dalam hampir tujuh bulan.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 23,79 dolar AS per ounce, platinum naik 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 1.070,29 dolar AS per ounce dan paladium datar diperdagangkan di 2.346,80 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas tembus 1.900 dolar, seiring meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina
Baca juga: Harga emas dekati tertinggi 8-bulan, risalah Fed yang "dovish" tekan dolar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022