Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat seiring pelaku pasar yang tengah menanti keputusan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).
Rupiah bergerak menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.335 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.350 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, pasar masih bergejolak dan volatilitas baik di saham, obligasi, maupun nilai tukar, cenderung meningkat sejak awal pekan ini
"Pelaku pasar masih menunggu hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) hari ini," ujar Rully.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,25 persen pada Maret 2022 dan tiga kali lagi menaikkannya hingga menjadi satu persen pada akhir tahun.
Namun pelaku pasar ada yang berspekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga pada minggu ini meski kemungkinannya relatif kecil.
"Sementara dari dalam negeri belum ada faktor yang cukup signifikan bisa menopang sentimen global," kata Rully.
Dari domestik, lanjut Rully, peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah.
Pada Selasa (25/1) kemarin, jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4.878 kasus sehingga total kasus mencapai 4,29 juta kasus. Khusus untuk varian Omicron telah mencapai 1.665 kasus.
"Ini juga memberi sentimen negatif dari dalam negeri. Hal ini juga berpengaruh kepada kemungkinan kenaikan level PPKM lagi," ujar Rully.
Rully mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.336 per dolar AS hingga Rp14.376 per dolar AS.
Pada Selasa (25/1) lalu rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.350 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.335 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah bergerak menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.335 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.350 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, pasar masih bergejolak dan volatilitas baik di saham, obligasi, maupun nilai tukar, cenderung meningkat sejak awal pekan ini
"Pelaku pasar masih menunggu hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) hari ini," ujar Rully.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,25 persen pada Maret 2022 dan tiga kali lagi menaikkannya hingga menjadi satu persen pada akhir tahun.
Namun pelaku pasar ada yang berspekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga pada minggu ini meski kemungkinannya relatif kecil.
"Sementara dari dalam negeri belum ada faktor yang cukup signifikan bisa menopang sentimen global," kata Rully.
Dari domestik, lanjut Rully, peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah.
Pada Selasa (25/1) kemarin, jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4.878 kasus sehingga total kasus mencapai 4,29 juta kasus. Khusus untuk varian Omicron telah mencapai 1.665 kasus.
"Ini juga memberi sentimen negatif dari dalam negeri. Hal ini juga berpengaruh kepada kemungkinan kenaikan level PPKM lagi," ujar Rully.
Rully mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.336 per dolar AS hingga Rp14.376 per dolar AS.
Pada Selasa (25/1) lalu rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.350 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.335 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022