Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Zainut Tauhid Sa'adi menyebutkan lebih 3.900 muslim asal Indonesia telah diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah untuk melaksanakan umrah di tengah pandemi COVID-19.
"Sampai saat ini, per tanggal 19 Januari, jumlah jamaah umrah kita sudah mencapai angka 3.900 sekian, artinya cukup banyak yang sudah berangkat," kata Zainut Tauhid Sa'adi di Banda Aceh, Jumat.
Pemerintah Indonesia mulai memberangkatkan jamaah umrah pada awal Januari 2022, setelah mendapatkan izin dan kuota umrah dari Pemerintah Arab Saudi.
Baca juga: 87 jamaah umroh Indonesia terkonfirmasi positif COVID-19
Hingga saat ini, kata Zainut, Pemerintah Arab Saudi masih memberikan izin kepada Indonesia untuk memberangkatkan jamaah umrah, meskipun kasus COVID-19 varian Omicron tengah melonjak di Tanah Air.
"Pemerintah Arab Saudi masih membuka, berapapun jumlahnya, silahkan. Tapi lagi-lagi diingatkan bahwa karena adanya COVID-19 varian baru ini maka kita tetap diminta menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Oleh karena itu, Kementerian Agama juga memastikan bahwa proses keberangkatan jamaah umrah akan tetap menerapkan skema kebijakan satu pintu atau one gate policy (OGP).
Artinya, sebelum para jamaah diberangkatkan ke Tanah Suci, dikarantina selama satu hari di asrama haji, guna memastikan dokumen perjalanan serta dokumen kesehatan.
Baca juga: Pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi keagamaan mulai Februari 2022
"Jadi jangan sampai tiba di Arab Saudi nanti timbul masalah baru (infeksi COVID-19)," katanya.
Selain itu, menurut Zainut, dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah juga akan menghadapi pelaksanaan ibadah haji 1443 hijriah atau haji 2021. Oleh karenanya, pelaksanaan keberangkatan jamaah umrah dengan mekanisme satu pintu menjadi bagian dari simulasi menghadapi musim haji.
"Ini juga bagian dari simulasi (keberangkatan) ibadah haji kita untuk bulan Zulhijjah nanti," kata Zainut.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Sampai saat ini, per tanggal 19 Januari, jumlah jamaah umrah kita sudah mencapai angka 3.900 sekian, artinya cukup banyak yang sudah berangkat," kata Zainut Tauhid Sa'adi di Banda Aceh, Jumat.
Pemerintah Indonesia mulai memberangkatkan jamaah umrah pada awal Januari 2022, setelah mendapatkan izin dan kuota umrah dari Pemerintah Arab Saudi.
Baca juga: 87 jamaah umroh Indonesia terkonfirmasi positif COVID-19
Hingga saat ini, kata Zainut, Pemerintah Arab Saudi masih memberikan izin kepada Indonesia untuk memberangkatkan jamaah umrah, meskipun kasus COVID-19 varian Omicron tengah melonjak di Tanah Air.
"Pemerintah Arab Saudi masih membuka, berapapun jumlahnya, silahkan. Tapi lagi-lagi diingatkan bahwa karena adanya COVID-19 varian baru ini maka kita tetap diminta menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Oleh karena itu, Kementerian Agama juga memastikan bahwa proses keberangkatan jamaah umrah akan tetap menerapkan skema kebijakan satu pintu atau one gate policy (OGP).
Artinya, sebelum para jamaah diberangkatkan ke Tanah Suci, dikarantina selama satu hari di asrama haji, guna memastikan dokumen perjalanan serta dokumen kesehatan.
Baca juga: Pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi keagamaan mulai Februari 2022
"Jadi jangan sampai tiba di Arab Saudi nanti timbul masalah baru (infeksi COVID-19)," katanya.
Selain itu, menurut Zainut, dalam beberapa bulan ke depan, pemerintah juga akan menghadapi pelaksanaan ibadah haji 1443 hijriah atau haji 2021. Oleh karenanya, pelaksanaan keberangkatan jamaah umrah dengan mekanisme satu pintu menjadi bagian dari simulasi menghadapi musim haji.
"Ini juga bagian dari simulasi (keberangkatan) ibadah haji kita untuk bulan Zulhijjah nanti," kata Zainut.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022