Polrestabes Bandung menyatakan membutuhkan kesadaran masyarakat untuk membantu proses penyelidikan sebagai saksi guna mengungkap sejumlah kasus kejahatan jalanan atau begal yang meresahkan masyarakat.
Anggota SPKT Polrestabes Bandung Kompol Rahayu Mustikaningsih mengatakan masyarakat kerap enggan menjadi saksi karena harus ikut menjalani berita acara pemeriksaan (BAP).
Baca juga: Pemkot Bandung integrasikan CCTV warga untuk cegah kriminalitas jalanan
"Kita pada malam hari itu minim sekali saksi, dan masyarakat masih enggan untuk menjadi saksi apabila dia melihat, belum ada kesadaran membantu mengungkap kasus tersebut," kata Rahayu di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Maka dari itu, menurutnya kini modal utama kepolisian untuk mengungkap kejahatan jalanan pada malam hari yakni dengan mengandalkan kamera pengawas atau CCTV yang ditunjang dengan penerangan jalan.
Jika dalam kondisi yang mendukung, maka polisi menurutnya dapat melihat dengan jelas aksi kejahatan itu melalui kamera pengawas.
Adapun ia memastikan polisi pun telah melakukan pemetaan potensi kejahatan jalanan yang dapat meresahkan masyarakat Kota Bandung.
Baca juga: Begal yang sasar seorang perawat di Bandung ditangkap
"Kita samakan modusnya, motifnya sama, maka kita akan berasumsi ke sana (menemukan pelaku)," kata dia.
Dia pun tak menampik jika kamera pengawas yang tersebar di Kota Bandung masih belum memadai untuk dapat mencegah kejahatan jalanan secara optimal.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung Yayan A Brilyana mengatakan di Kota Bandung ada sebanyak 700 kamera CCTV yang tersebar di berbagai titik.
Dia mengatakan pihaknya bakal menggandeng sejumlah perusahaan untuk bisa ikut menambah jumlah CCTV tersebut guna membuat Kota Bandung semakin kondusif dari aksi kejahatan jalanan.
"Teknologi CCTV berkembang, sekarang bisa zoom, bisa 'artificial intelligence', ngomong sendiri, mikir sendiri, ini sedang dikembangkan, tapi mahal," kata Yayan.
Baca juga: Polrestabes Bandung sebut penutupan jalan turunkan kasus kriminal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Anggota SPKT Polrestabes Bandung Kompol Rahayu Mustikaningsih mengatakan masyarakat kerap enggan menjadi saksi karena harus ikut menjalani berita acara pemeriksaan (BAP).
Baca juga: Pemkot Bandung integrasikan CCTV warga untuk cegah kriminalitas jalanan
"Kita pada malam hari itu minim sekali saksi, dan masyarakat masih enggan untuk menjadi saksi apabila dia melihat, belum ada kesadaran membantu mengungkap kasus tersebut," kata Rahayu di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Maka dari itu, menurutnya kini modal utama kepolisian untuk mengungkap kejahatan jalanan pada malam hari yakni dengan mengandalkan kamera pengawas atau CCTV yang ditunjang dengan penerangan jalan.
Jika dalam kondisi yang mendukung, maka polisi menurutnya dapat melihat dengan jelas aksi kejahatan itu melalui kamera pengawas.
Adapun ia memastikan polisi pun telah melakukan pemetaan potensi kejahatan jalanan yang dapat meresahkan masyarakat Kota Bandung.
Baca juga: Begal yang sasar seorang perawat di Bandung ditangkap
"Kita samakan modusnya, motifnya sama, maka kita akan berasumsi ke sana (menemukan pelaku)," kata dia.
Dia pun tak menampik jika kamera pengawas yang tersebar di Kota Bandung masih belum memadai untuk dapat mencegah kejahatan jalanan secara optimal.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung Yayan A Brilyana mengatakan di Kota Bandung ada sebanyak 700 kamera CCTV yang tersebar di berbagai titik.
Dia mengatakan pihaknya bakal menggandeng sejumlah perusahaan untuk bisa ikut menambah jumlah CCTV tersebut guna membuat Kota Bandung semakin kondusif dari aksi kejahatan jalanan.
"Teknologi CCTV berkembang, sekarang bisa zoom, bisa 'artificial intelligence', ngomong sendiri, mikir sendiri, ini sedang dikembangkan, tapi mahal," kata Yayan.
Baca juga: Polrestabes Bandung sebut penutupan jalan turunkan kasus kriminal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022