ANTARAJAWABARAT.com, 4/12 - Sejumlah atlet Porpemda tingkat Provinsi Jawa Barat menyerbu nasi jamblang, makanan khas pantura Cirebon, yang dihidangkan panitia.
"Nasi jamblang memiliki rasa unik dan menarik karena bungkus nasi tersebut menggunakan daun jati alami, selain itu menghilangkan penasaran untuk menikmatinya,"kata Nana, atlet asal Sukabumi di Cirebon kepada wartawan, Minggu.
Ia menambahkan, harga nasi jamblang masih relatif ekonomis sehingga terjangkau oleh semua kalangan, makanan khas tersebut merakyat dengan sajian lesehan dan tempat duduk khas tanpa meja makan, untuk rasa lumayan memikat konsumen.
Sajian sederhana makanan khas Cirebon menjadi daya tarik tersendiri, kata dia, untuk menu masakan cukup bervariasi dengan aneka rasa ditambah sambal cabai merah menambah selera makan meningkat, selain itu konsumen memlih dan mengambil makanan sendiri.
Yuli atlet lain dari Bandung mengaku, menyantap makanan khas Cirebon bukan saat ini saja, karena dirinya mengaku sering melintas pantura pada hari raya Idul Fitri, namun kesempatan ini dimanfaatkan bersama rekannya untuk menik'mati sajian nasi Jamblang.
Ia menambahkan, makanan khas Cirebon harganya sangat ekonomis mulai dari nasi Rp 500 hingga Rp 1000 per bungkus, sedangkan lauk pauk bervariasi mulai dari olahan semur daging, goreng tempe, goreng tahu, sambal khas cabai merah iris, goreng paru.
Menurut dia, nasi jamblang bisa dinikmati setiap saat mulai dari makan malam, sarapan, bahkan makan siang tetap bisa meningkatkan selera makan konsumen, namun kita harus pandai memilih pedagang nasi jamblang karena di antara mereka ada pedagang nakal.
"Pedagang nasi Jamblang naka tersebar di Kota Cirebon, kebiasaan buruk mereka harga jual tidak wajar sehingga pelanggan baru kaget dengan mahalnya harga tersebut,"katanya.
Padahal pedagang asli nasi jamblang cukup murah meriah dengan uang kurang dari Rp 4000 kita sudah bisa menik'mati makanan tradisional tersebut, sehingga nasi Jamblang terkenal ekonomis meski ada sejumlah pedagang nakal berkeliaran.
Sementara itu Rohman salah seorang pedagang nasi "Jamblang" di pantura Cirebon kepada wartawan mengaku, sejak acara pembukaan Porpemda dibuka penjualan nasi Jambalng meningkat dibandingkan sebelumnya, padahal persediaan sudah maksimal namun permintaan konsumen belum terpenuhi.
Ia menambahkan, modal berjualan nasi Jambalng supaya berlanggan pedagang harus jujur sesuai harga jual setiap hari, karena biasanya pelanggan datang ke pantura Cirebon bukan sekali dua kali, mereka sering melintas dan berziarah sehingga pembeli mengetahuinya.
e solihin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Nasi jamblang memiliki rasa unik dan menarik karena bungkus nasi tersebut menggunakan daun jati alami, selain itu menghilangkan penasaran untuk menikmatinya,"kata Nana, atlet asal Sukabumi di Cirebon kepada wartawan, Minggu.
Ia menambahkan, harga nasi jamblang masih relatif ekonomis sehingga terjangkau oleh semua kalangan, makanan khas tersebut merakyat dengan sajian lesehan dan tempat duduk khas tanpa meja makan, untuk rasa lumayan memikat konsumen.
Sajian sederhana makanan khas Cirebon menjadi daya tarik tersendiri, kata dia, untuk menu masakan cukup bervariasi dengan aneka rasa ditambah sambal cabai merah menambah selera makan meningkat, selain itu konsumen memlih dan mengambil makanan sendiri.
Yuli atlet lain dari Bandung mengaku, menyantap makanan khas Cirebon bukan saat ini saja, karena dirinya mengaku sering melintas pantura pada hari raya Idul Fitri, namun kesempatan ini dimanfaatkan bersama rekannya untuk menik'mati sajian nasi Jamblang.
Ia menambahkan, makanan khas Cirebon harganya sangat ekonomis mulai dari nasi Rp 500 hingga Rp 1000 per bungkus, sedangkan lauk pauk bervariasi mulai dari olahan semur daging, goreng tempe, goreng tahu, sambal khas cabai merah iris, goreng paru.
Menurut dia, nasi jamblang bisa dinikmati setiap saat mulai dari makan malam, sarapan, bahkan makan siang tetap bisa meningkatkan selera makan konsumen, namun kita harus pandai memilih pedagang nasi jamblang karena di antara mereka ada pedagang nakal.
"Pedagang nasi Jamblang naka tersebar di Kota Cirebon, kebiasaan buruk mereka harga jual tidak wajar sehingga pelanggan baru kaget dengan mahalnya harga tersebut,"katanya.
Padahal pedagang asli nasi jamblang cukup murah meriah dengan uang kurang dari Rp 4000 kita sudah bisa menik'mati makanan tradisional tersebut, sehingga nasi Jamblang terkenal ekonomis meski ada sejumlah pedagang nakal berkeliaran.
Sementara itu Rohman salah seorang pedagang nasi "Jamblang" di pantura Cirebon kepada wartawan mengaku, sejak acara pembukaan Porpemda dibuka penjualan nasi Jambalng meningkat dibandingkan sebelumnya, padahal persediaan sudah maksimal namun permintaan konsumen belum terpenuhi.
Ia menambahkan, modal berjualan nasi Jambalng supaya berlanggan pedagang harus jujur sesuai harga jual setiap hari, karena biasanya pelanggan datang ke pantura Cirebon bukan sekali dua kali, mereka sering melintas dan berziarah sehingga pembeli mengetahuinya.
e solihin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011