ANTARAJAWABARAT.com,9/10 - PT Bank Tabungan Negara Tbk., (BBTN) merealisasikan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) hingga September 2011 sekitar Rp535 miliar (66,8 persen) untuk 3.867 debitur.

Menurut Deputi Menteri BUMN bidang Jasa, Parikesit Suprapto, di Jakarta, Minggu malam (9/10), selama ini BTN lebih fokus pada pembiayaan kredit perumahan rakyat.

Namun, bila dilihat dari tujuh perbankan penyalur KUR, BTN masuk dalam lima besar.

"Kan, selama ini BTN dikenal sebagai pembiayaan perumahan," ujar Parikesit.

Parikesit mengakui hingga akhir September, realisasi KUR mencapai Rp22,153 triliun atau 110,8 persen dari target tahun ini sebesar Rp20 triliun. Sementara, penyaluran KUR direalisasikan untuk 1.486.095 debitur.

Berikut tujuh perbankan penyalur KUR hingga September 2011, yakni:
1. BRI Tbk sebesar Rp12,668 triliun (126,7 persen) dengan 1.312.506 debitur
2. Bank Mandiri Tbk sebesar Rp2,869 triliun (95,6 persen) dengan 75.483 debitur
3. 13 BPD sebesar Rp2,839 triliun (103,1 persen) dengan 37.199 debitur
4. BNT TBk sebesar Rp2,495 triliun (99,8 persen) dengan 36.559 debitur
5. Bank Mandiri Syariah sebesar Rp596 miliar (99,4 persen) dengan 6.973 debitur
6. BTN Tbk sebesar Rp535 miliar (66,8 persen) dengan 3.867 debitur
7. Bukopin Tbk sebesar Rp157 miliar (44,8 persen) dengan 1.199 debitur

Sedangkan realisasi KUR secara bulanan, yaitu:
* Januari sebesar Rp1,868 triliun (151.758 debitur)
* Februari sebesar Rp1,896 triliun (148.010 debitur)
* Maret sebesar Rp2,704 triliun (164.650 debitur)
* April sebesar Rp2,398 triliun (156.479 debitur)
* Mei sebesar Rp2,444 triliun (164.638 debitur)
* Juni sebesar Rp3,272 triliun (203.871 debitur)
* Juli sebesar Rp2,892 triliun (197.132 debitur)
* Agustus sebesar Rp2,983 triliun (200.521 debitur)
* September sebesar Rp1,702,9 triliun (103.977 debitur).

Kalangan perbankan meyakini realisasi penyaluran KUR akan sesuai target ditetapkan pemerintah sepanjang tahun ini.

Sebelumnya, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, mengatakan siap menaikkan target penyaluran KUR jika ada arahan dari Kementerian Koordinator Perekonomian.

Namun, hingga saat ini Kementerian BUMN masih mengacu pada patokan Rp20 triliun pada akhir tahun ini, kata Mustafa. ***5***
(T.KR-SSB/
(T.KR-TRT/C/A027/A027)

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011