Harga emas melonjak lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena data pekerjaan bulanan AS jauh dari ekspektasi pasar di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh varian baru virus corona Omicron dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkatkan daya tarik logam safe-haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 21,2 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 1.783,90 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 1.785,29 dolar AS per ounce pada pukul 20.12 GMT.
Baca juga: Harga emas menuju penurunan mingguan di tengah sikap "hawkish" Fed
Sehari sebelumnya, Kamis (2/12), emas berjangka anjlok 21,60 dolar AS atau 1,2 persen menjadi 1.762,70 dolar AS, setelah terangkat 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.784,30 dolar AS pada Rabu (1/12), dan jatuh 8,7 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.776,50 dolar AS pada Selasa (30/11).
"Emas diuntungkan dari pelarian ke aset aman karena investor khawatir tentang tapering Federal Reserve yang lebih cepat dan situasi COVID karena Delta dan Omicron menimbulkan risiko terhadap prospek pertumbuhan jangka pendek," Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
"Kinerja emas akhir pekan signifikan karena bertepatan dengan perataan kurva yang mencakup ekspektasi tinggi untuk tapering Fed yang lebih cepat."
Sentimen di pasar keuangan yang lebih luas tetap lemah, karena data pekerjaan AS mengecewakan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (3/12) bahwa Amerika Serikat menciptakan 210.000 pekerjaan baru pada November, lebih rendah dari ekspektasi pasar untuk kenaikan 573.000 dan juga lebih rendah dari kenaikan 531.000 pada Oktober.
Baca juga: Harga emas jatuh 21,60 dolar ke terendah 7 pekan, kekhawatiran Omicron reda
Dukungan lebih lanjut untuk emas, imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun di bawah 1,4 persen untuk pertama kalinya sejak September, mengurangi peluang kerugian memegang emas tanpa bunga.
Tetapi data ekonomi lainnya yang dirilis pada Jumat (3/12) membebani emas. Indeks PMI sektor jasa AS dari IHS Markit direvisi lebih tinggi menjadi 58,0 pada November dari angka awal 57,0, menunjukkan aktivitas bisnis dan pesanan baru terus meningkat dengan kecepatan yang kuat.
Departemen Perdagangan AS juga melaporkan bahwa pesanan pabrik AS meningkat 1,0 persen pada Oktober setelah naik dengan revisi naik 0,5 persen pada September. Pertumbuhan juga lebih tinggi dari 0,5 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.
Namun, emas masih berada di jalur untuk kerugian mingguan ketiga berturut-turut, karena pejabat Fed memberikan nada hawkish pada pengurangan stimulus dan suku bunga.
Pembuat kebijakan Fed tampaknya akan mempercepat penghentian program pembelian obligasi mereka ketika mereka bertemu akhir bulan ini, karena mereka menanggapi pengetatan pasar tenaga kerja dan bergerak untuk membuka pintu bagi kenaikan suku bunga lebih awal dari yang mereka proyeksikan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 16,5 sen atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada 22,481 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 6,9 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada 926,2 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas sedikit lebih rendah di Asia, kenaikan dolar redupkan daya tarik
Baca juga: Harga emas "rebound", terangkat melemahnya dolar dan kekhawatiran Omicron
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 21,2 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 1.783,90 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 1.785,29 dolar AS per ounce pada pukul 20.12 GMT.
Baca juga: Harga emas menuju penurunan mingguan di tengah sikap "hawkish" Fed
Sehari sebelumnya, Kamis (2/12), emas berjangka anjlok 21,60 dolar AS atau 1,2 persen menjadi 1.762,70 dolar AS, setelah terangkat 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.784,30 dolar AS pada Rabu (1/12), dan jatuh 8,7 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.776,50 dolar AS pada Selasa (30/11).
"Emas diuntungkan dari pelarian ke aset aman karena investor khawatir tentang tapering Federal Reserve yang lebih cepat dan situasi COVID karena Delta dan Omicron menimbulkan risiko terhadap prospek pertumbuhan jangka pendek," Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
"Kinerja emas akhir pekan signifikan karena bertepatan dengan perataan kurva yang mencakup ekspektasi tinggi untuk tapering Fed yang lebih cepat."
Sentimen di pasar keuangan yang lebih luas tetap lemah, karena data pekerjaan AS mengecewakan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (3/12) bahwa Amerika Serikat menciptakan 210.000 pekerjaan baru pada November, lebih rendah dari ekspektasi pasar untuk kenaikan 573.000 dan juga lebih rendah dari kenaikan 531.000 pada Oktober.
Baca juga: Harga emas jatuh 21,60 dolar ke terendah 7 pekan, kekhawatiran Omicron reda
Dukungan lebih lanjut untuk emas, imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun di bawah 1,4 persen untuk pertama kalinya sejak September, mengurangi peluang kerugian memegang emas tanpa bunga.
Tetapi data ekonomi lainnya yang dirilis pada Jumat (3/12) membebani emas. Indeks PMI sektor jasa AS dari IHS Markit direvisi lebih tinggi menjadi 58,0 pada November dari angka awal 57,0, menunjukkan aktivitas bisnis dan pesanan baru terus meningkat dengan kecepatan yang kuat.
Departemen Perdagangan AS juga melaporkan bahwa pesanan pabrik AS meningkat 1,0 persen pada Oktober setelah naik dengan revisi naik 0,5 persen pada September. Pertumbuhan juga lebih tinggi dari 0,5 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.
Namun, emas masih berada di jalur untuk kerugian mingguan ketiga berturut-turut, karena pejabat Fed memberikan nada hawkish pada pengurangan stimulus dan suku bunga.
Pembuat kebijakan Fed tampaknya akan mempercepat penghentian program pembelian obligasi mereka ketika mereka bertemu akhir bulan ini, karena mereka menanggapi pengetatan pasar tenaga kerja dan bergerak untuk membuka pintu bagi kenaikan suku bunga lebih awal dari yang mereka proyeksikan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 16,5 sen atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada 22,481 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 6,9 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada 926,2 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas sedikit lebih rendah di Asia, kenaikan dolar redupkan daya tarik
Baca juga: Harga emas "rebound", terangkat melemahnya dolar dan kekhawatiran Omicron
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021