Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat akan menggenjot geliat perekonomian masyarakat yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, melalui sektor pertanian.
"Saya sudah instruksikan kepada dinas-dinas terkait agar tak luput dan terus menggenjot perekonomian kita," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Rabu (10/11).
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu berharap lebih pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun), salah satunya dalam hal penjualan tanaman hias yang malah mengalami lonjakan saat pandemi.
Pasalnya, ia mencatat hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisa hingga Rp700 juta per hari.
"Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan phythosanitary atau izin ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta hingga Rp700 juta per hari," kata Ade Yasin.
Kemudian, capaian lainnya di bidang pertanian yaitu produksi kopi robusta yang bisa menembus angka 4.004 ton dalam setahun, melebihi angka target tahunan yang hanya 3.000an ton.
"Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya, tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan. Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kita edukasikan terus juga membuahkan hasil," tuturnya.
Padahal, menurutnya target produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor yang sudah diproyeksikan hingga tahun 2023 yaitu hanya 3.726 ton setahun.
Tak hanya kopi robusta, petani di Kabupaten Bogor juga menghasilkan jenis kopi lainnya, yakni arabika sebanyak 473 ton dan seberat 542 ton.
Baca juga: Petani milenial ingin pertanian jadi sektor prioritas pemulihan ekonomi Bogor
Baca juga: Ketua DPRD Bogor sebut pertanian jadi sektor prioritas
Baca juga: Petani harus mampu jawab tantangan digitalisasi global, kata Kementan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saya sudah instruksikan kepada dinas-dinas terkait agar tak luput dan terus menggenjot perekonomian kita," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Rabu (10/11).
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu berharap lebih pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun), salah satunya dalam hal penjualan tanaman hias yang malah mengalami lonjakan saat pandemi.
Pasalnya, ia mencatat hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisa hingga Rp700 juta per hari.
"Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan phythosanitary atau izin ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta hingga Rp700 juta per hari," kata Ade Yasin.
Kemudian, capaian lainnya di bidang pertanian yaitu produksi kopi robusta yang bisa menembus angka 4.004 ton dalam setahun, melebihi angka target tahunan yang hanya 3.000an ton.
"Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya, tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan. Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kita edukasikan terus juga membuahkan hasil," tuturnya.
Padahal, menurutnya target produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor yang sudah diproyeksikan hingga tahun 2023 yaitu hanya 3.726 ton setahun.
Tak hanya kopi robusta, petani di Kabupaten Bogor juga menghasilkan jenis kopi lainnya, yakni arabika sebanyak 473 ton dan seberat 542 ton.
Baca juga: Petani milenial ingin pertanian jadi sektor prioritas pemulihan ekonomi Bogor
Baca juga: Ketua DPRD Bogor sebut pertanian jadi sektor prioritas
Baca juga: Petani harus mampu jawab tantangan digitalisasi global, kata Kementan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021