Atlet tenis meja tunanetra asal Jawa Barat, Yanto, berharap dapat mempertahankan dominasi dengan meraih emas di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua.

Dalam tiga Peparnas edisi terakhir, pria 31 tahun itu selalu sukses meraih emas di pesta olahraga terbesar untuk atlet difabel tersebut.

Secara keseluruhan, Yanto telah mengoleksi empat medali emas. Dua di antaranya diraih pada nomor tunggal putra pada Peparnas 2008 di Kalimantan Timur dan 2012 di Pekan Baru.

Sementara sisanya diraih saat Jawa Barat menjadi tuan rumah Peparnas 2016 masing-masing pada nomor tunggal putra dan beregu.

"Ini merupakan penampilan keempat saya di Peparnas. Sebelumnya saya telah mengoleksi empat medali emas," kata Yanto kepada ANTARA di Grand Allison, Jayapura, yang menjadi lokasi pertandingan tenis meja tuna netra, Sabtu.

Yanto mengawali pertandingan di Peparnas Papua dengan turun pada nomor tunggal putra. Dia berada di Grup-TPA TN-1 bersama tiga atlet lainnya yakni, Andreas Mirri (Sulawesi Selatan), Ibrahim (DKI) Jakarta), dan I Ketut Aryama (Bali).

Tenis meja tunanetra atau di Eropa di kenal dengan nama showdown di pertandingkan di Peparnas Papua mulai 6 hingga 13 November 2021.

Dia mengatakan bahwa persaingan di Peparnas Papua cukup ketat. Namun dia optimistis dapat melewati fase grup untuk kembali menjadi juara.

"Saya akan berusaha lagi dan bisa terus meraih kemenangan. Tetapi mempertahankan itu lebih sulit," pungkas Yanto.

Baca juga: Atlet Kota Bandung berpotensi raih 48 emas di Peparnas

Baca juga: Wapres Ma'ruf sebut atlet Peparnas Papua inspirasi bangsa

Baca juga: Peparnas XVI di Papua resmi dibuka Wapres
 

Pewarta: Muhammad Ramdan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021