Presiden RI Joko Widodo melanjutkan perjalanan menuju Glasgow, Skotlandia untuk menghadiri KTT COP26 pada tanggal 1—2 November 2021 setelah menghadiri KTT G20 di Roma, Italia, pada tanggal 30—31 Oktober 2021.
Sebelum menghadiri KTT COP26, Presiden mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, Senin pagi.
"Saya baru saja menghadiri KTT G20 di Roma," kata Presiden mengawali pembicaraan pada pertemuan tersebut, sebagaimana keterangan pers yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan yang digelar di hotel tempat Presiden menginap selama berada di Glasgow, Presiden menekankan pembahasan pada investasi di bidang ekonomi hijau.
Presiden menggarisbawahi pada beberapa hari lalu, dirinya telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.
"Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy," ujar Presiden.
Selain itu, di sektor energi, Indonesia membuka peluang Investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.
Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU batu bara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar 25—30 miliar dolar AS selama 8 tahun ke depan.
"Indonesia akan mengalihkan pembangkit batu bara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut," tutur Presiden.
Tidak hanya itu, Presiden juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik karena Indonesia memiliki kekayaan mineral, seperti nikel, tembaga, dan bauksit/aluminium.
"Saat ini sudah ada 35 miliar dolar AS investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik," tutur Presiden.
Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.000 hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm sehingga produknya ramah lingkungan.
Pertemuan dengan CEO ini diharapkan dapat mengakselerasi realisasi komitmen investasi perusahaan yang hadir dalam pertemuan, yang mencapai 9,29 miliar dolar AS, guna mendukung percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.
"Sekali lagi, Indonesia selalu menjalankan komitmennya. Indonesia tidak suka membuat retorika, tetapi kami terus bekerja untuk memenuhi komitmen. Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi bapak/ibu sekalian ke Indonesia sebesar 9,29 miliar dolar AS. Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi Anda," kata Presiden.
Mendengarkan penjelasan Presiden, para CEOs sepakat menganggap Indonesia adalah tempat yang menarik untuk berinvestasi dan juga mendukung keketuaan Indonesia di G20.
"Indonesia telah menjadi destinasi yang sangat atraktif bagi (investasi asing) Foreign Direct Investment. Kita percaya Indonesia akan terus menarik investasi dari seluruh dunia," ucap salah satu dari CEO.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid.
Adapun para CEO yang hadir dalam kesempatan tersebut bergerak di berbagai macam industri, antara lain di bidang renewable energy, sustainable commodities dan keuangan serta infrastruktur yang berasal perusahaan-perusahaan terkemuka antara lain British Petroleum (BP), Jardine Matheson, Mars Wrigley UK, Standard Chartered, HSBC, dan Shire Oak.
Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan pentingnya sinkronisasi kebijakan perubahan iklim
Baca juga: Presiden Jokowi bertolak ke Glasgow Skotlandia untuk KTT COP26
Baca juga: Presiden RI bertemu PM India Narendra Modi bahas kesehatan dan ekonomi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Sebelum menghadiri KTT COP26, Presiden mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, Senin pagi.
"Saya baru saja menghadiri KTT G20 di Roma," kata Presiden mengawali pembicaraan pada pertemuan tersebut, sebagaimana keterangan pers yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan yang digelar di hotel tempat Presiden menginap selama berada di Glasgow, Presiden menekankan pembahasan pada investasi di bidang ekonomi hijau.
Presiden menggarisbawahi pada beberapa hari lalu, dirinya telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.
"Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy," ujar Presiden.
Selain itu, di sektor energi, Indonesia membuka peluang Investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.
Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU batu bara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar 25—30 miliar dolar AS selama 8 tahun ke depan.
"Indonesia akan mengalihkan pembangkit batu bara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut," tutur Presiden.
Tidak hanya itu, Presiden juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik karena Indonesia memiliki kekayaan mineral, seperti nikel, tembaga, dan bauksit/aluminium.
"Saat ini sudah ada 35 miliar dolar AS investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik," tutur Presiden.
Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.000 hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm sehingga produknya ramah lingkungan.
Pertemuan dengan CEO ini diharapkan dapat mengakselerasi realisasi komitmen investasi perusahaan yang hadir dalam pertemuan, yang mencapai 9,29 miliar dolar AS, guna mendukung percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.
"Sekali lagi, Indonesia selalu menjalankan komitmennya. Indonesia tidak suka membuat retorika, tetapi kami terus bekerja untuk memenuhi komitmen. Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi bapak/ibu sekalian ke Indonesia sebesar 9,29 miliar dolar AS. Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi Anda," kata Presiden.
Mendengarkan penjelasan Presiden, para CEOs sepakat menganggap Indonesia adalah tempat yang menarik untuk berinvestasi dan juga mendukung keketuaan Indonesia di G20.
"Indonesia telah menjadi destinasi yang sangat atraktif bagi (investasi asing) Foreign Direct Investment. Kita percaya Indonesia akan terus menarik investasi dari seluruh dunia," ucap salah satu dari CEO.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid.
Adapun para CEO yang hadir dalam kesempatan tersebut bergerak di berbagai macam industri, antara lain di bidang renewable energy, sustainable commodities dan keuangan serta infrastruktur yang berasal perusahaan-perusahaan terkemuka antara lain British Petroleum (BP), Jardine Matheson, Mars Wrigley UK, Standard Chartered, HSBC, dan Shire Oak.
Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan pentingnya sinkronisasi kebijakan perubahan iklim
Baca juga: Presiden Jokowi bertolak ke Glasgow Skotlandia untuk KTT COP26
Baca juga: Presiden RI bertemu PM India Narendra Modi bahas kesehatan dan ekonomi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021