Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh kepala daerah untuk mengelola dan mengatur dengan baik, libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 yang berpotensi menimbulkan peningkatan kerumunan dan mobilitas masyarakat seperti mudik.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya --libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021-- menyebabkan peningkatan penyebaran Covid-19 yang tidak kecil.
"Saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga Natal dan tahun baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan," ujar dia, saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/10), sebagaimana siaran pers di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan hasil survei, terdapat 19,9 juta orang yang berniat mudik pada momen libur tersebut. Menurut dia, jumlah yang tidak sedikit itu harus diantisipasi oleh semua pemegang otoritas di provinsi, kabupaten, dan kota.
"Inilah yang harus kita antisipasi, semua provinsi, semua kabupaten dan kota harus mengingatkan warganya agar Natal (2021) dan Tahun Baru (2022) ini lebih baik tidak bepergian ke mana-mana," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di segala tingkatan pemerintahan memiliki peranan yang sangat penting dalam menyosialisasikan hal itu. Terutama, untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga yang tidak diharapkan.
"Kita harapkan Natal (2021) dan Tahun Baru (2022) bisa kita kelola secara baik, karena hampir semua ahli epidemiologi takut bahwa yang memicu gelombang ketiga nanti ada di Natal (2021) dan Tahun Baru (2022)," jelasnya.
"Saya harapkan semuanya dirancang, direncanakan secara rinci sesuai kondisi masyarakat setempat, menghargai norma-norma yang ada. Tetapi sekali lagi, tetap sesuai dengan protokol kesehatan dengan gas dan rem yang dinamis, selalu waspada, siap siaga, cepat bertindak, itu yang terus harus kita jaga," katanya.
Baca juga: Mobilitas 19,9 juta penduduk Jawa-Bali meningkat akhir tahun
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 dipercepat hadapi Natal dan Tahun Baru
Baca juga: PPKM tetap dilakukan jelang libur Natal dan Tahun Baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Berdasarkan pengalaman sebelumnya --libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021-- menyebabkan peningkatan penyebaran Covid-19 yang tidak kecil.
"Saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga Natal dan tahun baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan," ujar dia, saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/10), sebagaimana siaran pers di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan hasil survei, terdapat 19,9 juta orang yang berniat mudik pada momen libur tersebut. Menurut dia, jumlah yang tidak sedikit itu harus diantisipasi oleh semua pemegang otoritas di provinsi, kabupaten, dan kota.
"Inilah yang harus kita antisipasi, semua provinsi, semua kabupaten dan kota harus mengingatkan warganya agar Natal (2021) dan Tahun Baru (2022) ini lebih baik tidak bepergian ke mana-mana," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di segala tingkatan pemerintahan memiliki peranan yang sangat penting dalam menyosialisasikan hal itu. Terutama, untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga yang tidak diharapkan.
"Kita harapkan Natal (2021) dan Tahun Baru (2022) bisa kita kelola secara baik, karena hampir semua ahli epidemiologi takut bahwa yang memicu gelombang ketiga nanti ada di Natal (2021) dan Tahun Baru (2022)," jelasnya.
"Saya harapkan semuanya dirancang, direncanakan secara rinci sesuai kondisi masyarakat setempat, menghargai norma-norma yang ada. Tetapi sekali lagi, tetap sesuai dengan protokol kesehatan dengan gas dan rem yang dinamis, selalu waspada, siap siaga, cepat bertindak, itu yang terus harus kita jaga," katanya.
Baca juga: Mobilitas 19,9 juta penduduk Jawa-Bali meningkat akhir tahun
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 dipercepat hadapi Natal dan Tahun Baru
Baca juga: PPKM tetap dilakukan jelang libur Natal dan Tahun Baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021