Harga minyak naik pada perdagangan Jumat pagi di sesi Asia, menuju kenaikan lebih dari dua persen untuk minggu ini, di tengah meningkatnya tanda-tanda pasokan yang ketat selama beberapa bulan ke depan karena meroketnya harga gas dan batu bara memicu peralihan ke produk minyak.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 30 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 81,61 dolar AS per barel pada pukul 01.56 GMT, menambah lonjakan 87 sen pada Kamis (14/10/2021). Kontrak menuju kenaikan 3,0 persen pada minggu ini.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 28 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 84,28 dolar AS per barel, setelah naik 82 sen di sesi sebelumnya, membuat kontrak diperkirakan akan mencatat kenaikan 2,3 persen untuk minggu ini.
Para analis menunjuk penurunan tajam dalam stok minyak OECD ke level terendah sejak 2015. Permintaan telah meningkat karena pemulihan dari pandemi COVID-19, dengan dorongan lebih lanjut datang dari industri yang beralih dari gas dan batu bara yang mahal ke bahan bakar minyak dan solar untuk pembangkit listrik.
"Krisis energi ini, khususnya di batu bara dan gas, telah benar-benar mendorong kompleks energi lebih tinggi dan minyak telah diuntungkan sebagai akibatnya," kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar.
Badan Energi Internasional pada Kamis (14/10/2021) mengatakan krisis energi diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak sebesar 500.000 barel per hari (bph). Itu akan menghasilkan kesenjangan pasokan sekitar 700.000 barel per hari hingga akhir tahun ini, sampai Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, menambahkan lebih banyak pasokan, seperti yang direncanakan pada Januari.
"Anda sedang melihat jendela sempit di mana segala sesuatunya bisa sangat mengetat, tetapi itu akan sangat bergantung pada cuaca," kata Dhar.
Analis RBC Capital Markets mengatakan pasar minyak global membentuk siklus bullish yang kuat, dipimpin oleh pengetatan pasokan dan penguatan permintaan pada saat yang sama.
"Kami mempertahankan pandangan yang telah kami pegang sepanjang tahun - bahwa pasar minyak tetap pada hari-hari awal siklus multi-tahun, secara struktural kuat," kata analis RBC Michael Tran dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga minyak terdongkrak, usai Saudi abaikan kekhawatiran pasokan
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, harga gas tinggi dapat picu peralihan ke minyak
Baca juga: Harga minyak jatuh karena ambil untung, OPEC potong proyeksi permintaan 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 30 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 81,61 dolar AS per barel pada pukul 01.56 GMT, menambah lonjakan 87 sen pada Kamis (14/10/2021). Kontrak menuju kenaikan 3,0 persen pada minggu ini.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 28 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 84,28 dolar AS per barel, setelah naik 82 sen di sesi sebelumnya, membuat kontrak diperkirakan akan mencatat kenaikan 2,3 persen untuk minggu ini.
Para analis menunjuk penurunan tajam dalam stok minyak OECD ke level terendah sejak 2015. Permintaan telah meningkat karena pemulihan dari pandemi COVID-19, dengan dorongan lebih lanjut datang dari industri yang beralih dari gas dan batu bara yang mahal ke bahan bakar minyak dan solar untuk pembangkit listrik.
"Krisis energi ini, khususnya di batu bara dan gas, telah benar-benar mendorong kompleks energi lebih tinggi dan minyak telah diuntungkan sebagai akibatnya," kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar.
Badan Energi Internasional pada Kamis (14/10/2021) mengatakan krisis energi diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak sebesar 500.000 barel per hari (bph). Itu akan menghasilkan kesenjangan pasokan sekitar 700.000 barel per hari hingga akhir tahun ini, sampai Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, menambahkan lebih banyak pasokan, seperti yang direncanakan pada Januari.
"Anda sedang melihat jendela sempit di mana segala sesuatunya bisa sangat mengetat, tetapi itu akan sangat bergantung pada cuaca," kata Dhar.
Analis RBC Capital Markets mengatakan pasar minyak global membentuk siklus bullish yang kuat, dipimpin oleh pengetatan pasokan dan penguatan permintaan pada saat yang sama.
"Kami mempertahankan pandangan yang telah kami pegang sepanjang tahun - bahwa pasar minyak tetap pada hari-hari awal siklus multi-tahun, secara struktural kuat," kata analis RBC Michael Tran dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga minyak terdongkrak, usai Saudi abaikan kekhawatiran pasokan
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, harga gas tinggi dapat picu peralihan ke minyak
Baca juga: Harga minyak jatuh karena ambil untung, OPEC potong proyeksi permintaan 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021