Emas sedikit menguat dalam perdagangan yang ketat pada akhir transaksi Rabu (Kamis pagi WIB) di tengah kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah, meskipun dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan logam safe-haven, dengan para investor menunggu data pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merangkak naik 0,9 dolar AS atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 1.761,80 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (5/10/2021), emas berjangka merosot 6,7 dolar AS atau 0,38 persen menjadi 1.760,90 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 9,2 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.776,60 dolar AS pada Senin (4/10/2021), setelah naik moderat 1,4 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.758,40 dolar AS pada Jumat (1/10/2021), dan melambung 34,1 dolar AS atau 1,98 persen menjadi 1.757 dolar AS pada Kamis (30/9/2021).
"Emas telah mengambil kursi belakang untuk aset aman lainnya, dan banyak bergantung pada data penggajian non-pertanian AS, dengan logam kemungkinan akan bergerak menyamping sampai saat itu," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mundur setelah mencapai level tertinggi lebih dari tiga bulan, tetapi tetap di atas 1,5 persen.
Mengambil isyarat dari lonjakan harga-harga energi yang dapat memacu inflasi dan kenaikan suku bunga, dolar AS menguat, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan membatasi kenaikan lebih lanjut.
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Automated Data Processing Inc. melaporkan pada Rabu (6/10/2021) bahwa pekerjaan sektor swasta meningkat 568.000 pada September, lebih baik dari yang diharapkan.
Menyusul data yang menunjukkan kenaikan kuat dalam lapangan pekerjaan swasta AS pada September, fokus investor beralih ke data penggajian non-pertanian (NFP) utama AS pada Jumat (8/10/2021) yang diperkirakan akan menentukan rencana tapering Federal Reserve.
Xiao Fu, kepala strategi pasar komoditas di Bank of China International, mengatakan bahwa meskipun data penggajian non pertanian tidak “spektakular dan sesuai dengan harapan”, beberapa anggota Fed sudah berpikir bahwa persyaratan untuk tapering telah terpenuhi, dan itu memberi tekanan pada emas.
Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi dapat menumpulkan daya tarik emas, karena hal itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 7,6 sen atau 0,34 persen, menjadi ditutup pada 22,532 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 17,4 dolar AS atau 1,81 persen menjadi ditutup pada 977,2 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas turun di Asia, tertekan kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi
Baca juga: Emas jatuh 6,7 dolar terseret kenaikan imbal hasil AS dan "greenback"
Baca juga: Emas sentuh tertinggi sepekan saat dolar jatuh, selera risiko mereda
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merangkak naik 0,9 dolar AS atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 1.761,80 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (5/10/2021), emas berjangka merosot 6,7 dolar AS atau 0,38 persen menjadi 1.760,90 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 9,2 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.776,60 dolar AS pada Senin (4/10/2021), setelah naik moderat 1,4 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.758,40 dolar AS pada Jumat (1/10/2021), dan melambung 34,1 dolar AS atau 1,98 persen menjadi 1.757 dolar AS pada Kamis (30/9/2021).
"Emas telah mengambil kursi belakang untuk aset aman lainnya, dan banyak bergantung pada data penggajian non-pertanian AS, dengan logam kemungkinan akan bergerak menyamping sampai saat itu," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mundur setelah mencapai level tertinggi lebih dari tiga bulan, tetapi tetap di atas 1,5 persen.
Mengambil isyarat dari lonjakan harga-harga energi yang dapat memacu inflasi dan kenaikan suku bunga, dolar AS menguat, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan membatasi kenaikan lebih lanjut.
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Automated Data Processing Inc. melaporkan pada Rabu (6/10/2021) bahwa pekerjaan sektor swasta meningkat 568.000 pada September, lebih baik dari yang diharapkan.
Menyusul data yang menunjukkan kenaikan kuat dalam lapangan pekerjaan swasta AS pada September, fokus investor beralih ke data penggajian non-pertanian (NFP) utama AS pada Jumat (8/10/2021) yang diperkirakan akan menentukan rencana tapering Federal Reserve.
Xiao Fu, kepala strategi pasar komoditas di Bank of China International, mengatakan bahwa meskipun data penggajian non pertanian tidak “spektakular dan sesuai dengan harapan”, beberapa anggota Fed sudah berpikir bahwa persyaratan untuk tapering telah terpenuhi, dan itu memberi tekanan pada emas.
Pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi dapat menumpulkan daya tarik emas, karena hal itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 7,6 sen atau 0,34 persen, menjadi ditutup pada 22,532 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 17,4 dolar AS atau 1,81 persen menjadi ditutup pada 977,2 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas turun di Asia, tertekan kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi
Baca juga: Emas jatuh 6,7 dolar terseret kenaikan imbal hasil AS dan "greenback"
Baca juga: Emas sentuh tertinggi sepekan saat dolar jatuh, selera risiko mereda
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021