Inovasi aplikasi ParuKu karya Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meraih penghargaan People's Choice Award dalam ajang internasional NUS Medical Grand Challenge 2021 yang diselenggarakan oleh National University of Singapore.
Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam dalam keterangannya, Rabu mengatakan apa yang dicapai oleh tim ParuKu sekali lagi membuktikan bahwa pandemi tidak boleh menjadi halangan bagi sivitas UI untuk terus mencapai prestasi.
"Semoga prestasi yang diraih dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berkembang selama kuliah di FKUI," katanya.
ParuKu adalah sebuah aplikasi chatbot berbasis Artificial Intelligence yang membantu menemani masyarakat Indonesia dalam menentukan keputusan selama pandemi Covid-19.
Aplikasi ParuKu menyediakan beberapa layanan berupa informasi jadwal dan lokasi vaksinasi, informasi ketersediaan bed rumah sakit pelayanan Covid-19, serta rekomendasi laboratorium untuk tes diagnostik Covid-19 berdasarkan lokasi pengguna dan kapasitas fasilitas kesehatan. Ide penciptaan inovasi ParuKu bermula dari fenomena di masyarakat yang khawatir terinfeksi Covid-19 ketika mengunjungi rumah sakit atau sektor kesehatan lain selama pandemi.
Di sisi lain, masyarakat perlu mengantre dalam waktu yang lama untuk menerima pelayanan kesehatan, sehingga ada kemungkinan terinfeksi. ParuKu diharapkan mampu mengurangi durasi waktu yang harus disediakan untuk proses administrasi dalam menerima pelayanan kesehatan. Selain itu, membuat penggunanya dapat “mengunjungi” fasilitas kesehatan di waktu yang tepat tanpa perlu mengantre dalam waktu lama.
Aplikasi tersebut merupakan karya kolaborasi dari mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI.
Tim ParuKu terdiri dari Farhana Ibrahim Syuaib (FK 2018), Mutiara Auliya Firdausy (FK 2018), Rachelya Nurfirdausi Islamah (FK 2018), Rania Rifdah Taufiq (FK 2018), Dinda Inas Putri (Fasilkom 2018), Hanif Ibrahim Syuaib (Fasilkom 2020), Shafira Ayu Maharani (Fasilkom 2018), dan Siti Khadijah (Fasilkom 2018).
Sementara itu, Pejabat Dekan Fasilkom UI, Dr. Petrus Mursanto, menyampaikan bahwa aplikasi ini merupakan karya inovatif hasil kolaborasi multidisiplin mahasiswa UI.
“Kompetensi mahasiswa bidang TIK menjadi sarana solutif bagi permalasahan di bidang kesehatan. Mudah-mudahan kolaborasi lintas disiplin ini dapat terus kita tingkatkan sebagai kontribusi nyata insan pendidikan bagi bangsa,” ujarnya.
Mutiara Auliya Firdausy, salah seorang anggota Tim ParuKu berharap aplikasi ini dapat secara luas dimanfaatkan di banyak daerah dan dapat membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Farhana Ibrahim Syuaib menambahkan, “Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing kami, yakni Prasandhya Astagiri Yusuf, S.Si., M.T., Ph.D. yang senantiasa mendukung kami selama enam bulan menjalani rangkaian kegiatan.”
Mewakili teman-temannya, Farhana juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Putu Wuri Handayani, S.Kom., M.Sc. dan dr. Irandi Putra Pratomo, Sp.P., Ph.D., FAPSR selaku dosen dan dokter konsultan yang dengan senang hati memberikan masukan-masukan membangun terhadap aplikasi ParuKu.
“Kami juga berterima kasih kepada teman-teman dan seluruh pihak yang telah mendukung kami, sehingga dapat mengharumkan nama Indonesia dan UI di ajang Internasional. Semoga ini menjadi langkah awal bagi aplikasi ParuKu untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat dan Indonesia,” ujarnya.
Aplikasi ParuKu merupakan salah satu solusi inovatif dari 16 tim peserta dalam kompetisi NUS Medical Grand Challenge 2021 yang dinilai oleh panel juri yang memiliki latar belakang kepakaran dari berbagai industri seperti teknologi informasi, perawatan kesehatan, dan teknik. Setiap tim mewujudkan proposal mereka dan ide-ide mereka dinilai berdampak pada perawatan kesehatan, inovasi, strategi bisnis, pemasaran, dan komersialisasi.
Baca juga: Bulan inovasi UI bahas perlindungan kekayaan intelektual peneliti
Baca juga: Universitas Indonesia gelar kegiatan bulan riset dan inovasi
Baca juga: UI inovasi pembelajaran sastra berupa produk 'Paman Sandi'
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam dalam keterangannya, Rabu mengatakan apa yang dicapai oleh tim ParuKu sekali lagi membuktikan bahwa pandemi tidak boleh menjadi halangan bagi sivitas UI untuk terus mencapai prestasi.
"Semoga prestasi yang diraih dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berkembang selama kuliah di FKUI," katanya.
ParuKu adalah sebuah aplikasi chatbot berbasis Artificial Intelligence yang membantu menemani masyarakat Indonesia dalam menentukan keputusan selama pandemi Covid-19.
Aplikasi ParuKu menyediakan beberapa layanan berupa informasi jadwal dan lokasi vaksinasi, informasi ketersediaan bed rumah sakit pelayanan Covid-19, serta rekomendasi laboratorium untuk tes diagnostik Covid-19 berdasarkan lokasi pengguna dan kapasitas fasilitas kesehatan. Ide penciptaan inovasi ParuKu bermula dari fenomena di masyarakat yang khawatir terinfeksi Covid-19 ketika mengunjungi rumah sakit atau sektor kesehatan lain selama pandemi.
Di sisi lain, masyarakat perlu mengantre dalam waktu yang lama untuk menerima pelayanan kesehatan, sehingga ada kemungkinan terinfeksi. ParuKu diharapkan mampu mengurangi durasi waktu yang harus disediakan untuk proses administrasi dalam menerima pelayanan kesehatan. Selain itu, membuat penggunanya dapat “mengunjungi” fasilitas kesehatan di waktu yang tepat tanpa perlu mengantre dalam waktu lama.
Aplikasi tersebut merupakan karya kolaborasi dari mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI.
Tim ParuKu terdiri dari Farhana Ibrahim Syuaib (FK 2018), Mutiara Auliya Firdausy (FK 2018), Rachelya Nurfirdausi Islamah (FK 2018), Rania Rifdah Taufiq (FK 2018), Dinda Inas Putri (Fasilkom 2018), Hanif Ibrahim Syuaib (Fasilkom 2020), Shafira Ayu Maharani (Fasilkom 2018), dan Siti Khadijah (Fasilkom 2018).
Sementara itu, Pejabat Dekan Fasilkom UI, Dr. Petrus Mursanto, menyampaikan bahwa aplikasi ini merupakan karya inovatif hasil kolaborasi multidisiplin mahasiswa UI.
“Kompetensi mahasiswa bidang TIK menjadi sarana solutif bagi permalasahan di bidang kesehatan. Mudah-mudahan kolaborasi lintas disiplin ini dapat terus kita tingkatkan sebagai kontribusi nyata insan pendidikan bagi bangsa,” ujarnya.
Mutiara Auliya Firdausy, salah seorang anggota Tim ParuKu berharap aplikasi ini dapat secara luas dimanfaatkan di banyak daerah dan dapat membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Farhana Ibrahim Syuaib menambahkan, “Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing kami, yakni Prasandhya Astagiri Yusuf, S.Si., M.T., Ph.D. yang senantiasa mendukung kami selama enam bulan menjalani rangkaian kegiatan.”
Mewakili teman-temannya, Farhana juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Putu Wuri Handayani, S.Kom., M.Sc. dan dr. Irandi Putra Pratomo, Sp.P., Ph.D., FAPSR selaku dosen dan dokter konsultan yang dengan senang hati memberikan masukan-masukan membangun terhadap aplikasi ParuKu.
“Kami juga berterima kasih kepada teman-teman dan seluruh pihak yang telah mendukung kami, sehingga dapat mengharumkan nama Indonesia dan UI di ajang Internasional. Semoga ini menjadi langkah awal bagi aplikasi ParuKu untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat dan Indonesia,” ujarnya.
Aplikasi ParuKu merupakan salah satu solusi inovatif dari 16 tim peserta dalam kompetisi NUS Medical Grand Challenge 2021 yang dinilai oleh panel juri yang memiliki latar belakang kepakaran dari berbagai industri seperti teknologi informasi, perawatan kesehatan, dan teknik. Setiap tim mewujudkan proposal mereka dan ide-ide mereka dinilai berdampak pada perawatan kesehatan, inovasi, strategi bisnis, pemasaran, dan komersialisasi.
Baca juga: Bulan inovasi UI bahas perlindungan kekayaan intelektual peneliti
Baca juga: Universitas Indonesia gelar kegiatan bulan riset dan inovasi
Baca juga: UI inovasi pembelajaran sastra berupa produk 'Paman Sandi'
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021